SORONG-Aksi demo masyarakat Kabupaten Raja Ampat suku Moi Maya masih terus berlangsung. Hingga pukul 12.00 WIT, massa mulai mengikat pintu masuk Hotel Aston dengan Kain Adat sebanyak 3. Massa mengancam akan bertindak lebih jauh bila pelantikan MRP Papua Barat Daya tetap dilaksanakan.
Anak Adat Suku Moi Maya, M. Irca Macab menjelaskan masyarakat suku Maya meminta keterbukaan panitia hingga pemerintah terkait proses seleksi hingga tidak lolosnya masyarakat Maya.
“Betul penjelasan daripada pihak terkait mulai dari panitia pelaksana dan selanjutnya mempunyai data yang lengkap atau tidak memberikan penjelasan kepada kami kenapa sampai sebagian masyarakat Maya itu tidak tembus,” jelasnya kepada awak media, Kamis (14/12).
Dikatakan Irca tidak ada transparansi dalam penentuan lolos dan tidaknya masyarakat Maya. Apalagi sambung Irca yang kini dilantik mewakili Raja Ampat bukanlah masyarakat suku Maya.
“Mereka jatuhnya dimana, administrasi atau persyaratan lainnya. Inikan tidak ada penyampaian seperti itu sehingga kami merasa kami tertipu. Kami merasa kami tidak pernah dihargai. Rata-rata di Raja Ampat yang tembus adalah bukan orang asli Raja Ampat bukan suku Maya apa gunanya MRP untuk setiap peraturan yang dinamakan bahwa setiap suku-suku yang ada di tempat untuk mengangkat derajat adat-adat yang ada di tempat,” ungkapnya.
Irca meminta agar pemerintah tidak melanjutkan pelantikan MRP PB. Data tersebut harus ditinjau kembali. Irca menegaskan jangan menciptakan permusuhan antar sesama orang Papua.
“Tolong berikan kesempatan bagi orang Moi yang ada di sini. Yang ada di Raja Ampat berikan kesempatan bagi kami orang Maya yang ada di Raja Ampat. Harapan kami kepada pemerintah harus betul-betul diberhentikan ini pelantikan dan harus melihat dulu dan memberikan penjelasan karena mereka melakukan hal ini maka kami nyatakan bahwa mereka membuat kami bentrok antara orang Papua dan Papua,” pungkasnya.(rin)











