SORONG – Kios Konservasi telah melakukan soft launching stand di Engineering Coffee di Jl. Basuki Rahmat samping Polresta Sorong Kota.
Kios Konservasi merupakan organisasi kemasyarakatan, keberadaannya sangat mendukung produk lokal. Aktivitas Kios Konservasi diantaranya: membeli dan memasarkan produk komunitas yang ramah lingkungan dan diproduksi secara lokal; mempromosikan produk komunitas; membangun jaringan kerja sama usaha antar kelompok dan berbagai pihak di luar kelompok; menyediakan layanan konsultasi dan bimbingan teknis usaha masyarakat (literasi keuangan dan manajemen organisasi).
Koordinator Kios Konservasi, Irfan Halim mengatakan bahwa, soft launcing Kios Konservarsi di Engineering Coffee ini sebagai langkah awal, dimana untuk melakukan persiapan ini memerlukan waktu yang lumayan panjang.

“Kami juga mendapat support yang luar biasa dari teman-teman tim kios ini. Anggota tim kios ini semua enterpreneur jadi punya usaha semua. Kami mengumpulkan mereka dalam satu wadah, termasuk mempertimbangkan tempat ini sebagai lokasi kios itu juga berdasarkan diskusi yang panjang, karena kalau kita lihat produk kita sebagian besar adalah produk oleh-oleh. Harapan kita sebenarnya sasarannya tidak melulu hanya oleh-oleh saja, tapi menjadi menu dampingan untuk pengunjung cafe ini, jadi ini salah satu wujud kenapa kita kerja sama dengan Cafe Engineering. Kita bersyukur sekali karena Cafe Engineering juga sudah kolaborasi dengan berbagai pihak,” ujarnya.
Dikatakan pula bahwa kedepan Kios Konservasi masih mempunyai banyak PR, dimana PR terbesarnya adalah memastikan produk di kampung bisa terus berjalan dan berada di tengah-tengah kita.”PR yang kedua produk yang ada di etalase ini (di lantai 2 Cafe Engineering) kita pastikan bisa diterima pasar dengan baik,” tegasnya.
Sementara itu, Manajer Program Kelautan Indonesia YKAN, Hilda Lionata mengatakan bahwa, Kios Konservasi ini awalnya dibuat seperti toko oleh-oleh, dan penyedia cemilan (makanan ringan) bagi cafe ini.”YKAN ini lembaga konservasi bukan lembaga pemberdayaan ekonomi, kita tidak berdagang sebetulnya, tapi bagaimana masyarakat mengolah sumberdaya yang ada di dekat mereka, misalnya ikan, bagaimana kita menjamin ditangkap dengan tetap ramah lingkungan, diolah dengan baik dikemas dengan baik kemudian dijual, jadi ada nilai tambahnya, ada konservasi lingkungan dan nilai pengorganisasian masyarakat, dimana yang tadinya ibu-ibu bikin masing-masing sekarang dibuat berkelompok, sehingga kalau ada demand (permintaan pasar) bisa tercapai kuantitas yang diperlukan, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai konservasi serta menghargai nilai-nilai masyarakat adat dalam kemampuan mengelola sumber dayanya. Semoga kios konservasi ini lancar, semua pengurusnya amanah, konsumennya banyak, masyarakat makin sejahtera, dan lingkungan terjaga,” terangnya.
Dalam acara soft launcing stand Kios Konservasi itu dilakukan
Penandatanganan Kerja Sama oleh Manager Engineering Coffee Ardiyansah Rahman dengan Koordinator Kios Konservasi Irfan Alim, kemudian peresmian yang ditandai dengan pemukulan tifa oleh Advisor Bird Head Seascape (BHS) – YKAN Lukas Rumetna, Manajer Program Kelautan Indonesia
YKAN Hilda Lionata, Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Muda, Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Sorong Wiwit Handayani, Pimpinan Yayasan Nazareth Papua Tri Kurnia, dan dilanjutkan pengguntingan pita oleh Manajer Program Kelautan Indonesia YKAN Hilda Lionata bersama Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Muda Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Sorong Wiwit Handayani.(akh)