SORONG– Keputusan Syafrudin Sabonama untuk tidak maju mencalonkan diri sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Provinsi Papua Barat Daya dalam Musyawarah Wilayah I PAN Provinsi Papua Barat Daya cukup disayangkan banyak pihak.

Pasalnya, Syafrudin Sabonama yang telah demisioner sebagai Ketua DPW PAN Papua Barat Daya dianggap telah berhasil memimpin partai biru berlambang matahari itu. Salah satunya PAN Papua Barat Daya bersama partai pengusung lainnya telah berhasil mengantarkan pasangan Elisa Kambu, S.Sos- Ahmad Naurau, S.Pd.I memenangkan Pilkada Gubernur Papua Barat Daya 2024 lalu.

Karena itu, dengan segala plus minusnya, Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, S.Sos pun berharap Syafrudin Sabonama tetap memimpin DPW PAN Papua Barat Daya.
“Itu kan menurut pendapat dia (Syafrudin Sabonama), kalau floor menghendaki , sebagai kader apapun alasannya ya tetap harus siap,”ujar Gubernur Elisa Kambu yang ditemui disela acara pembukaan Muswil I PAN Papua Barat Daya di Rylich Panorama Hotel, Minggu (11/5).

Dalam kesannya, Elisa Kambu menilai Syafrudin Sabonama, mantan anggota DPR Kota Sorong 2 periode itu adalah politisi muda yang penuh gagasan. “Dia selalu berkata apa adanya, orangnya baik, pintar,”ujar Elisa Kambu.
Menanyakan terkait kemungkinan Sabonama jadi tenaga ahli atau staf khusus gubernur, Elisa Kambu mengatakan, kalaupun itu ada tidak harus mundur dari ketua PAN juga bisa.
Seperti diketahui, dalam Muswil I PAN Papua Barat Daya yang dibuka secara resmi oleh Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan, Minggu sore (11/5) secara daring, 4 formatur yang akan menentukan susunan kepengurusan DPW PAN Papua Barat Daya, yakni dari DPP, Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio), Sukriyadi, Dolfis Sagrim dan Fahri Kadir.
Kepada media, Syafrudin Sabonama mengakui Ia sengaja tidak ikut mendaftar sebagai formatur dalam Muswil I PAN Papua Barat Daya karena beberapa pertimbangan, salah satunya ingin ada regenerasi dalam kepemimpinan di PAN Papua Barat Daya.
“Karena saya harus meyakini bahwa regenerasi di partai itu penting. Kemudian yang kedua, saya ingin mengirim pesan kepada semua bahwa ternyata jabatan di partai politik itu bukan hal yang eklusif tapi itu bisa diakses oleh semua,”ujar Sabonama.
Lebih lanjut, dikatakan, jika Ia memaksa untuk maju menncalonkan diri sebagai formatur maka yang lain pasti tidak akan daftar untuk maju. Karena mereka tahu bahwa ketika mereka daftar juga pasti kansnya kecil, mereka tidak akan mendapatkan kemenangan.
“Ini saya belajar di DPRD. Ketika nama saya dicalonkan di partai saya, maka ketika kita mencoba merekrut orang lain masuk di Dapil yang sama, merekaa tidak mau, karena mereka menggatakan bahwa ketika kita maju di Dapil, kita tidak akan menang, pasti pak Sabon yang akan menang,”tuturnya.
“Dengan proses ini, saya ingin meyakini bahwa jabatan itu bisa diakses oleh semua orang dan semua orang pemimpin harus bisa berhati besar untuk menyampakan bahwa jika kamu ingin memegang amanah itu maka kami merasa bersyukur ada orang lain yang ingin mengambil beban itu,”ujarnya lagi.
Menyinggung pernyataann Gubernur Elisa Kambu bahwa Ia masih memiliki kesempatan untuk memimpin DPW PAN Papua Barat Daya karena semua tergantung floor dalam Muswlil, ditegaskan oleh Sabonama bahwa dengan adanya 4 formatur itu mekanisme partai di Muswil sudah selesai.
“Kecuali kalau ketua umum melakukan diskresi. Tapi saya ingin menyampaikan kepada semua publik bahwa parpol itu alat perjuangan, bukan alat untuk kita mencari hidup. Jadi siapapun dia bisa mengakses posisi-posisi strategis di partai poltiik. Itu yang harus menjadi konsen,”ujarnya lagi.
Sabonama sengaja menekankan hal itu (partai politik bukan untuk mencari hidup) karena menurutnya jika Ia tidak menyampaikan pesan itu kepada publilk,” maka akan terus merasa bahwa kita harus berlomba-lomba utuk mendapatkan partai politik karena disitu partai politik itu tempat kita makan. Saya ingin agar pemahaman itu tidak ada,”tegasnya.
Menyinggung adanya rumor Ia tidak maju lagi sebagi ketua di PAN karena akan jadi tenaga ahli Gubernur, menjawab hal ini, Sabonama mengatakan, “Tugas saya di partai politik secara struktural sudah selesai, saya pernah mengatakan janji saya kepada gubernur terpilih saat itu bahwa tugas saya hanya mengantarkan sampai di gerbang, ketika pemimpin itu sudah sampai digerbang kemenangan maka saya cukup di gerbang ddan saya kembali pulang. Sehingga jabaran staf khusus, tenaga ahli itu suatu hal yang mustahil bagi saya,”.
Sementara itu dari 4 nama formatur dalam Muswil I PAN Papua Barat Daya, Sukriyadi, anggota DPR Provinsi Papua Barat Daya dari Partai PAN disebut-sebut akan memimpin DPW PAN Papua Barat Daya. Hal ini juga dibenarkan oleh Dolfis Sagrim, yang saat ini sebagai Sekretaris DPW PAN Papua Barat Daya.
“Memimpin partai itu tidak mudah, tentu harus didukung dengan finansial yang cukup untuk membesarkan partai,”ujar Dolfis Sagrim. (ros)