WAISAI – Yayasan Reef Check Indonesia (YRCI) memulai projek sensus populasi Pari Manta di perairan Raja Ampat yang difokuskan di tiga titik yakni Kawasan Suaka Alam Perairan Waigeo Sebelah Barat, Suaka Alam Perairan Raja Ampat, dan KKPD Selat Dampier.
Selaku pelaksana projek di lapangan, YRCI bersinergis dengan sejumlah peneliti dari stakeholder terkait yakni Bappenas, BKKPN Kupang Satker Raja Ampat, UPTD-BLUD KKP Kepulauan Raja Ampat, Conservation Internasional Indonesia, serta menggandeng Diver’s (penyelam) yang memiliki pengalaman menyelam mempuni dan tak diragukan lagi.
Riyan Heri Pamungkas selaku manajer projek sensus populasi Pari Mant mengemukakan, seluruh rangkaian kegiatan sensus populasi pari manta dimulai sejak Rabu 24 November. Hari pertama, tim YRCI bersama tim peneliti lainnya, berangkat dari base camp menggunakan speedboat mengitari perairan Manta Sandy, namun pencarian belum beruntung. “Hari pertama tak seekor pun manta terlihat, padahal biasanya tempat tersebut merupakan titik kumpul favorit pari manta,” kata Riyan kepada wartawan.
Di hari kedua, Kamis (25/11), tim kembali mengitari lokasi Manta Sandy, namun tak berhasil. Pencarian melalui drone, segerombolan pari manta terlihat di lokasi Manta Ridge’s yang tak jauh dari lokasi Manta Sandy, hanya membutuhkan waktu sekitar 5 menit menuju ke lokasi tersebut. “Setelah tiba di lokasi, tim segera lakukan penyelaman dan berhasil menemukan tujuh ekor manta dewasa terdiri dari 6 pari manta betina dan 1 pari manta jantan. Dari bawah laut tim memotretnya untuk mengumpulkan photo ID (Indentitas/corak) pada badan bagian bawah pari Manta,” ungkapnya. Dari Manta Ridge’s, perjalanan berlanjut ke kawasan Yefnabi Kecil di perairan Kampung Meos Manggara dengan jarak tempuh satu jam dari Manta Ridge’s. Tim kembali menemukan dua ekor manta baby yang terlihat berenang di permukaan. “Dalam penyelaman itu tim berhasil memotret untuk mengumpulkan ID. Ekspedisi hari kedua tuntas membawa hasil foto ID (Indentitas/Corak) pada pari manta,” sebutnya.
Riyan menambahkan, projek di Raja Ampat secara umum ada dua yakni kajian tentang pari manta dan juga pengembangan wisata berbasis masyarakat. Kajian pari manta dibagi lagi menjadi beberapa aktivitas, ada yang survey dan pendataan populasi manta, lalu mencatat pola pergerakan manta. “Survey berupa sensus populasi, kita mendata species pari manta yang ada disini, kemudian kita coba untuk mendapatkan foto ID. Nantinya kita bisa bandingkan dengan database yang sudah ada, apakah individu baru atau yang sudah pernah terekam sebelumnya,” imbuhnya. (hjw)