Untuk Kabupaten/Kota di PB, Serahkan Bantuan 10.000 Benih Ikan Lele, 500 Kg Pakan Ikan, 2 Ventilator dan 7 Fishfinder
SORONG – Kegiatan sosialisasi “Penerapan Teknologi Perikanan Budidaya Sistem Bioflok” yang digelar anggota Komisi VII DPR RI, Fraksi Nasdem Dapil Papua Barat, Rico Sia bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Kota Sorong, Sabtu (13/11) diikuti sekitar 50 orang peserta. Dengan menghadirkan pemateri dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), para peserta yang terdiri dari masyarakat dan kelompok nelayan khususnya kelompok budidaya ikan air tawar di Kota Sorong begitu antusias mengikuti kegiatan ini.
Hal ini terlihat dari beberapa pertanyaan yang diajukan peserta yang diantaranya mengungkapkan adanya kegelisahaan untuk mendapatkan pembinaan lebih intensif lagi, tentang perlunya memikirkan pemasaran ikan di Kota Sorong agar harga jual di tingkat nelayan tidak anjlok. Selain itu juga diharapkan agar materti yang sosialisasikan hendaknya benar-benar dapat diterapkan secara baik di masyarakat.
Setelah membuka secara resmi kegiatan Bakti Inovasi BRIN, Rico Sia melalui tenaga ahlinya Simarga Kebibe berharap kegiatan ini dapat memberikan nilai tambah serta mendukung segala rangkaian proses produksi bagi petani/nelayan di Papua Barat khususnya di Kota Sorong.
Dalam kegiatan Bakti Inovasi BRIN ini , Rico Sia merealisasikan program bantuan kepada masyarakat di Papua Barat berupa penyerahan 10.000 benih lele, 10 Bioflok, 2 Mesin Blower serta 500 Kg pakan ikan. Untuk bantuan benih ikan lele diberikan kepada 8 kelompok budidaya ikan air tawar di Papua Barat. Selain itu, juga direalisasikan program aspirasi Rico Sia bersama mitra kerjanya BRIN dengan menyerahkan bantuan alat kesehatan berupa ventilator untuk Rumah Sakit Raja Ampat dan Rumah Sakit Fakfak. Selain itu juga diserahkan 7 alat Fishfinder kepada 7 kelompok nelayan di Kota Sorong, Sorong Selatan, Raja Ampat, Kaimana dan Kabupaten Fakfak.
Turut disaksikan Kepala Dinas Perikanan Kota Sorong, Very Kambuaya dan Kepala Distrik Sorong Kota Yustinus Hosio, SP, penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh Tenaga Ahli Rico Sia, Simarga Keibe kepada perwakilan peserta. Selain itu juga diserahkan bantuan dari BRIN kepada Rico Sia untuk diteruskan kepada masyarakat di Papua Barat berupa alat kesehatan ventilator dan alat dukung pekerjaan nelayan berupa Fishfinder.
Dalam keterangan tertulisnya, Rico Sia menyampaikan apresiasi serta ucapan terima kasih kepada mitra Komisi VII DPR RI yakni BRIN yang telah merealisasikan sejumlah program untuk masyarakat Papua Barat yang dalam situasi Pandemi ini membutuhkan dukungan alat kesehatan (Ventilator) serta alat dukung aktivitas nelayan untuk melaut (Fishf Finder).
Selain itu efek Pandemi juga menuntut kita untuk segera memulihkan perekonomian yang dalam hal ini tentu perlu dukungan penuh untuk Petani budidaya ikan lele agar bisa berproduksi dan berkontribusi dalam memulihkan perekonomian lokal bahkan nasional.
“Melalui Bakti Inovasi ini diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya memenuhi kebutuhan pangan dengan melakukan budidaya ikan air tawar oleh masyarakat di Papua Barat. Kegiatan ini sangat bermanfaat, dan saya berupaya terus mendukung kegiatan bakti inovasi teknologi ini, sehingga lebih banyak masyarakat yang mendapatkan informasi maupun manfaat penerapan dan alih teknologi yang telah dihasilkan,” kata Rico Sia.
Lebih jauh tentang teknologi Bioflok, pemateri dari BPPT/BRIN, Wisnu Sujatmiko A.Pi, M.Si kepada media menjelaskan, inovasi teknologi bioflok diharapkan dapat diterapkan di lingkup keluarga dengan memanfaatkan pekarangan yang terbatas. Karena bioflok bisa menggunakan kolam terpal yang tidak memerlukan lahan yang luas.
Seperti diketahui, teknologi bioflok merupakan teknik peningkatan kualitas air melalui penambahan karbon pada sistem budidaya melalui sumber karbon dari luar. (Bioflok : interaksi bahan organic dan mikroorganisme (bakteri, fungi, fitoplankton, zooplankton, detritus) yang tersuspensi membentuk gumpalan dalam perairan budidaya).
“Selain itu keunggulan dari teknologi bioflok juga menggunakan air yang jumlahnya tidak terlalu banyak, tapi kita bisa mengelola air tersebut, untuk bisa mengelola budidaya ikan air tawar secara terus menerus,”jelas Wisnu Sujatmiko.
Menurutnya, penerapan teknologi perikanan budidaya sistem bioflok telah disosialisasikan di beberapa daerah seperti di Bantul Yogyakarta, di Purwokerto Jawa Tengah, di Cilacap dan beberapa daerah lainnya dan sudah diterapkan oleh beberapa kelompok budidaya perikanan. Diharapkan, kelompok budidaya ikan air tawar di Sorong juga dapat menerapkan teknologi sistem bioflok, terlebih dikatakan Wisnu, kelompok nelayan di Sorong sudah terbiasa dengan budidaya ikan, jadii tinggal memberikan tambahan penerapan teknologi bioflok.
Ia pun berharap di masa pandemi Covid-19 teknologi perikanan dengan sistem bioflok dapat meningkatkan produksi budidaya ikan air tawar dalam lingkup keluarga sehingga pada gilirannya dapat memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga dan jadi sumber pendapat keluarga.
Dalam kegiatan sosialisasi ini juga dijelaskan tentang keuntungan alat fishfinder yang dapat menghemat waktu dan bahan bakar bagi nelayan yang sedang melaut. Dengan menggunakan alat bantu fishfinder maka nelayan akan dengan mudah dapat mengetahui tempat dimana ada kumpulan ikan. Dengan fishfinder juga tangkapan ikan lebih banyak karena bisa mengetahui tempat dimana lebih banyak ikan. (ros)