SORONG – Ditengah pandemi Covid-19, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (DJBC) Khusus Papua berhasil meraup penerimaan dari sektor Pabean baik import maupun ekspor sebesar 202,3 persen atau sebesar Rp 2 Triliun dari target Rp 989.6 miliar yang diberikan. Hal tersebut, diungkapkan Kepala Kantor Wilayah DJBC khusus Papua, Gatot Sugeng Wibowo, Jumat (8/10).
Dimana, Gatot menerangkan bahwasanya berkat kerja sama seluruh intansi, Kanwil DJBC khusus Papua sejak Januari hingga September 2021, telah melampau target penerimaan sebesar 202,3 persen atau sebesar Rp 2 Triliun dari Rp 988,6 Miliar.
“Kami ditargetkan pendapatan di tahun 2021 harus Rp 900 miliar, namun pencapaiannya hingga bulan September 2021 sudah mencapai Rp 2 Triliun,”jelasnya, kemarin.
Diakui Gatot, yang menjadi faktor terbesar dari penerimaan tersebut ada pada sektor pertambangan yakni Freeport dan Gas. Gatot percaya, tersisa 2 bulan lagi, diharapkan penerimaan akan terus meningkat.
Menanyakan terkait apakah hasil kelapa sawit juga mempengaruhi pendapatan yang melampaui target. Gatot mengungkapkan bagiam dari Rp 2 triliun ada juga penerimaan dari minyak kelapa sawit, akan tetapi yang paling utama adalah sektor pertambangan.
“Kanwil DJBC Khusus Papua mampu meraih berbagai prestasi sejak berdiri di tahun 2017. Bahkan, di tahun 2021 ini kanwil DJBC Khusus Papua telah melampaui target penerimaan,”paparnya.
Kanwil DJBC Khusus Papua juga menyimggung terkait beberapa potensi ekonomi di Papua dan Papua Barat. Presentasi yang disampaikan oleh Albert Ferry Hasoloan Simorangkir Selaku Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai mengharapkan agar stakeholder saling mendukung pertumbuhan perekonomian melalui sektor Kepabeanan khususnya ekspor Sumber Daya Alam. (juh)