SORONG-Calon Wali Kota Sorong Petronela Kambuaya didampingi Suami tercinta yang juga Mantan Walikota Sorong 2 periode Lamberthus Jitmau menyalurkan hak pilihnya pada Pilkada Serentak 2024, di TPS 12 Kelurahan Klabulu, Distrik Malaimsimsa, Kota Sorong, Rabu (27/11) pagi.
Petronela Kambuaya yang maju sebagai calon wali kota Sorong dengan nomor urut 1 ditemani Lambert Jitmau menyalurkan hak Suara di TPS yang berhadapan dengan kediaman pribadinya di Malanu.
Dari pantauan Radar Sorong, Petronela Kambuaya yang mengenakan kemeja berwarna kuning dan Lambert Jitmau yang memakai baju kemeja warna putih, tampak sumringah menyapa satu persatu petugas KPPS dan juga masyarakat yang datang di TPS tersebut.
“Saya harap masyarakat Kota Sorong dan Provinsi Papua Barat Daya semua harus datang ke TPS dan salurkan hak pilihnya, jangan Golput,” kata calon Wali Kota Sorong nomor urut 1 Petronela Kambuaya.
Petronela mengimbau agar masyarakat dalam menentukan pilihan jangan melihat janji-janji dan euforia sesaat.
Sementara itu, Lambertus Jitmau menambahkan masyarakat harus memilih pemimpin dengan hati yang arif dan bijak, karena satu suara menentukan pembangunan di Kota Sorong khususnya dan Provinsi Papua Barat Daya selama 5 tahun kedepan.”Semua warga harus melihat dan mempertimbangkan dengan baik siapa yang akan dipilih, untuk memimpin kota dan provinsi ini kedepan,” tegas Lambert.
LJ sapaan akrabnya ini mengatakan bahwa yang bisa memimpin di Kota Sorong dan Provinsi Papua Barat Daya adalah yang bisa merangkul semua perbedaan yang ada. Supaya perbedaan itu bisa menjadi satu modal utama, untuk membangun Kota Sorong dan Provinsi Papua Barat Daya umumnya.
“Kota ini rawan konflik, tapi itu semua tergantung pemimpin. Yang bisa memimpin Kota Sorong dan Provinsi Papua Barat Daya bukan pemimpin yang arogan, tidak bisa,” katanya.
Lambert juga mengatakan, apa yang terjadi di Kota Sorong khususnya dan Provinsi Papua Barat Daya umumnya, semuanya ia ketahui.
“Bangun dari mana, sukses dimana dan berhenti dimana itu saya tahu. Yang lain-lain itu hanya dengar baru bicara, tapi Lambert Jitmau adalah pelaku sejarah di Kota Sorong selama 25 tahun,” ungkapnya.
Ia berharap, siapapun yang nanti jadi pemimpin bukan asal ngomong dan asal janji. Tapi harus mempelajari keadaan, luas wilayah serta mempelajari karakteristik masyarakat Kota Sorong yang terdiri dari berbagai suku nusantara.
“Pembangunan yang dilakukan harus pembangunan yang berkelanjutan. Yang turun itu adalah nama pribadi Lambert Jitmau dan mantan Walikota almarhum Jonathan Jumame, tapi pembangunan tetap berkelanjutan,” katanya.
“Karena yang digunakan adalah uang negara dan uang rakyat, membangun fasilitas yang akan dinikmati masyarakat bangsa yang ada di Kota Sorong,” pungkasnya.(zia)