BERTAHUN-tahun memanfaatkan air keruh dari Sungai Klasafet untuk keperluan rumah tangga sehari-hari, warga Kampung Maladuk dua tahun belakangan ini telah menikmati ketersediaan air bersih berkat uluran tangan PT Pertamina EP Papua Field Zona 14 Regional 4 Indonesia Timur Subholding Upstream melalui Program PERI BERDAYA sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) kepada masyarakat yang berada di area wilayah kerjanya.
Norma Fauzia Muhammad, Radar Sorong
MALADUK, salah satu kampung di wilayah Distrik Klasafet Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya, di sebelah utara berbatasan dengan Kampung Klamono Olie dan sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Barros, dengan luas wilayah 89.246 Ha, pada tahun 2023 tercatat berpenduduk 192 jiwa yang umumnya bermata pencaharian sebagai petani.
Puluhan tahun, warga Maladuk mau tidak mau harus memanfaatkan air dari Sungai Klasafet yang melintas di sekitar kampung. Secara turun temurun, warga menyebut sungai itu dengan julukan Kali Minyak. Kali Kabur juga menjadi istilah lazim dari Sungai Klasafet yang airnya keruh berlumpur.
Meski dilintasi sungai, bertahun-tahun warga kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk keperluan memasak, warga mengandalkan air hujan, dan sesekali membeli air tangki yang harganya tentu saja tak sedikit.
Sumber Air Su Dekat, frasa yang menggambarkan bahwa sumber air bersih untuk kehidupan sehari-hari tidak perlu lagi bersusah payah untuk mendapatkannya, kini benar-benar bisa terwujud bagi masyarakat Kampung Kladuk, berhak implementasi tanggungjawab sosial perusahaan PT Pertamina EP Pield Papua melalui Program PERI BERDAYA.
“Sebelumnya, kita masyarakat ambil air untuk keperluan sehari-hari itu dari sungai, drum-drum kita letakkan di pinggir sungai. Dipakai mandi, nyuci dan keperluan rumah tangga lainnya,” kata Kepala Kampung Maladuk, Silviana Kondologit, Sabtu 14 September 2024.
Pada tahun 2017, Pertamina EP Papua Field melalui Social Mapping untuk menginventarisasi kebutuhan warga yang berada di area ring 1 perusahaan. Dari sekian banyak kebutuhan masyarakat, pengadaan air bersih menjadi prioritas utama, mengingat air bersih adalah kebutuhan mendasar, dan jika air bersih tercukupi maka akan berdampak pada kegiatan ekonomi lainnya, selain meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat akan tercapai.
Pada 2018, Program CSR Peningkatan Sarana Air Bersih Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (PERI BERDAYA) diimplementasikan dalam skala rumah dengan instalasi biosand water filter.
Selain mandi, cuci, kakus (MCK) dengan air sungai, masyarakat bisa mendapatkan air bersih dari penyaringan air sungai.
Pada 2020-2021 Papua Field berinovasi mengubah alat filter (Redesign System) dengan media filter ramah lingkungan. Senyawa yang digunakan antara lain manganese, karbon aktif dari arang, pasir halus dan batu kerikil yang dapat menghasilkan air bersih yang layak konsumsi. Metode yang digunakan adalah biosand water filter komunal dengan mengambil air Sungai Klasafet sebagai sumber air baku.
Air sungai yang semula keruh dengan pH diatas 9, diolah menjadi air bersih dengan pH 8,4 sehingga layak digunakan masyarakat untuk MCK.
Inovasi untuk penyempurnaan sarana air bersih bagi masyarakat di area ring 1 perusahaan, dilakukan PT Pertamina EP Papua Field dengan mengembangkan metode filtrasi dan kapasitas penampungan.
Awalnya, air yang disedot dari Sungai Klasafet langsung masuk ke alat penyaringan dan kemudian dialirkan ke tiga unit tangki plastik penampung masing-masing berkapasitas 2200 liter. April 2023, sistemnya diubah. Air yang disedot dari sungai masuk ke bak sedimentasi, sebelum difilter dan ditampung pada tangki berkapasitas 5200 liter.
Air hasil filtrasi ini kemudian dialirkan ke 2 unit bak penampung (reservoar) yang masing-masing berkapasitas 32000 liter. Hasil uji laboratorium dari perubahan metode ini, menunjukkan penurunan pH dari 8,4 menjadi 7,05.
“Ini bantuan baru 2 tahun berjalan. Sebelumnya kita dulu manual. Tampung di drum, baru teknik pembersihan pakai pasir, karung dan siput untuk penyaringan,” ungkap Frit Marino yang bertanggungjawab melakukan filterisasi.
Dikatakan juga bahwa untuk proses penyaringan air bersih 30 menit, namun jika air keruh karena hujan bisa 1 hingga 2 jam.
“Air akan ditampung di bak berkapasitas 34 ton. Disini ada 2 bak, kemudian nanti di alirkan ke bak penampungan di pemukiman warga. Bak kapasitas 4 ton. Nah, dari situ dialirkan ke profil ukuran 2200. Selanjutnya menggunakan pipa-pipa untuk ke rumah warga langsung,” jelasnya.
Air Sungai Klasafet yang keruh berwarna cokelat dengan kadar pH diatas 9, berubah menjadi air bersih dengan kadar pH 7,05 setelah melalui proses filtrasi secara berjenjang. Kadar pH ini masuk dalam Nilai Ambang Batas (NAB) pH baku mutu air untuk keperluan hygiene sanitasi sebesar 6,5 – 8,5.
Air bersih yang terkumpul di bak penampung, selanjutnya dialirkan ke rumah-rumah dan kini air bersih dinikmati warga.
Silvana Kondologit mengatakan, dari 70 KK di Maladuk, baru 25 KK yang telah teraliri air bersih, yang lainnya masih dalam proses, dan diharapkan tidak terlalu lama semua rumah teraliri air bersih.
“Kami bersyukur karena airnya bersih dan bisa langsung dipergunakan untuk keperluan rumah tangga. Pipa-pipa air dari Pertamina ini langsung masuk ke kamar mandi, tidak perlu lagi timba (ambil) dari kali yang airnya keruh. Jadi kami sangat terbantu,” ungkapnya.
Menurutnya, hadirnya Pertamina dengan program Peri Berdaya memiliki dampak besar bagi kehidupan warga setempat. Dimana warga lebih mudah mengakses air bersih, warga lebih terhindar dari penyakit kulit akibat air kotor dan juga uang bulanan bisa tersisikan lebih dibandingkan sebelumnya.
“Kita dulu, kalau pakai air kali badan gatal-gatal. Sekarang Puji Tuhan sudah tidak karena air sudah bersih. Tapi kalau kemarau kita terpaksa harus kasih keluar uang beli air tangki. Biasanya itu kita pesan lama juga baru tiba baru lumayan mahal. Rp130 – Rp150 ribu untuk 1 profil tabung air ukuran 1200-2200. Kalau 1 tangki bisa sampai sejuta. Sekarang sudah tidak kasih keluar uang lagi, jadi hemat. Ada uang bulanan sisa,” ungkapnya.
Ia berharap, semoga Pertamina semakin jaya, dan semakin respon membantu masyarakat yang membutuhkan.
“Kami berdoa, karena bantuan Pertamina itu sangat-sangat penting membantu meringankan beban kami masyarakat,” kata Silviana Kondologit yang sejak tahun 1987 berdomisili di Kampung Maladuk, dan baru dua tahun ini mendapatkan air bersih berkat program CSR Pertamina.
“Saya tinggal di Kampung Maladuk ini sejak tahun 1997. Biasa kita pakai air dari sungai yang airnya keruh, dengan bantuan Pertamina ini sekarang kita bisa menggunakan air bersih. Kita beryukur karena sekarang kita sudah bisa pakai air bersih,” sambung Evi, warga Kampung Maladuk juga.
Kemudian Warga lainnya, Izak Kambuaya, mengaku senang sekali dengan adanya bantuan dari Pertamina.
“Sekarang sudah luar biasa sekali. Dulu kita warga disini susah dapat air bersih, bor juga tidak mungkin dapat air bersih di daerah sini, jadi satu-satunya jalan warga ambil air sungai, yang ade-ade lihat sendiri seperti apa, airnya keruh,” ucapnya.
“Pertamina bantu peralatan, tarik air dari sungai yang keruh, kemudian diproses penyaringan dan sebagainya sehingga mendapatkan air bersih yang sangat jernih sekali. Masyarakat sudah menikmati, namun ada sedikit kendala masih ada rumah yang agak jauh dari lokasi filter air ini yang jaringan air bersihnya belum tersambung, jadi ke depan kita harapkan semua masyarakat di kampung ini bisa terbantu teraliri air bersih,” imbuhnya.
Field Manager Pertamina EP, Muslim Nugraha mengatakan, PERI BERDAYA merupakan bagian dari program CSR yang diinisiasi sejak tahun 2022, dan sampai saat ini kapasitasnya 64.000 liter perhari yang digunakan untuk membantu penyediaan air bersih di dua kampung, yakni Kampung Maladuk dan Kampung Fosa.
“Tahun ini kita rencanakan untuk melayani satu kampung lagi yakni Kampung Klamono Olie. Harapannya, tahun ini kita bisa mengcover pelayanan air bersih di tiga kampung,” kata Muslim Nugraha.
Ke depannya program ini akan terus dikembangkan, kata Muslim. Sejak program ini berjalan dari tahun 2022, sampai saat ini tidak ada kendala, apalagi sumber airnya diambil dari Sungai kemudian difilter untuk mendapatkan air bersih yang kemudian disalurkan ke rumah-rumah warga.
“Sarana prasarana pengadaan air bersih melalui Program PERI BERDAYA ini kan semuanya dari Pertamina. Ke depan kan tidak kita kelola terus menerus, kita serahkan ke masyarakat untuk mengelolanya melalui BUMDes atau BUMKamp. Rencananya seperti itu, nantinya ini dikelola oleh masyarakat sendiri, mungkin untuk perawatan peralatan dan sebagainya nantinya ada semacam iuran dari masyarakat, tapi itu semuanya dikembalikan ke pengelolanya di BUMDes nantinya, sehingga bisa kontinyu terus menerus, mereka yang kelola, mereka yang merawat, mereka yang salurkan dan mereka yang mendapatkan manfaat dari program ini,” pungkasnya. (***)