“Kalau di Asmat Bisa, di Imeko Elkam Pasti Bisa Bangun”
Laporan: Ruben Isir
Suasana terang saat ini mulai gelap saat itu, waktu kira – kira menujukkan setengah 7 malam ((18.30 WIT), di bangunan rapuh semi permanen yang beralaskan tanah, dia menyempatkan waktu menyapa mereka dalam kesederhanaan, sambil berbagi rasa dan cerita tentang pentingnya mimpi – mimpi mereka yang belum terwujud.
Dia yang dimaksud adalah Elisa Kambu, yang saat itu didampingi istri terkasih merapat di Dermaga Kampung Ilaga Distrik Metemani Sorong Selatan untuk menyapa puluhan rakyat yang antisias menunggu sejak pagi sampai hari mulai petang.
Senja di muara Metemani waktu itu (10/10) menjadi saksi keakraban yang tidak bisa terukir dengan kata – kata. Bergegas menuju balai pertemuan yang tidak diterangi lampu tersebut, Elkam sapaan akrabnya mengambil posisi pada kursi plastik yang disiapkan sebaik mungkin oleh mereka para tokoh yang hadir saat itu.
Momentum yang tidak direncanakan sebelumnya itu berlangsung secara natural. Kagum dengan terobosan terobosan pembangunan yang seakan di sulap di Kabupaten Asmat, mereka yang hadir seakan tidak percaya kalau bupati Asmat dua periode itu bisa nampak hadir menyapa mereka dengan gaya khas kepemimpinannya sewaktu di Kabupaten Asmat.
Sambil memegang HP Nokia jadul model lawas yang kini tidak diproduksi lagi itu, Elkam mengawali pembicaraan dengan kalimat Puji syukur kepada Tuhan sang pemilik hidup yang karena atas kehendak dan perkenaan hingga bisa berjumpa dengan bapak, ibu anak – anak di kampung Ilaga Distrik Metemani Sorong Selatan.
“Karena doa bapa, mama, doa kita semua, Tuhan mempertemukan kita di di sini,” kata pria yang penuh kesederhanaan itu di Metemani.
Jauh dari euforia keramaian, masyarakat yang datang dengan busana seadanya itu meyakini akan melakukan yang terbaik bagi mereka dikala menjabat gubernur pertama defenitif di provinsi Papua Barat Daya (PBD).
“Kalau Asmat yang rawa itu bisa disulap jadi jalan beton, dibangun rumah sakit terbaik, Bandara, maka kita yakin di daerah kita Imeko Raya juga bapak Elisa bisa bangun seperti di Asmat,” Kata salah satu mama yang mewakili suara kaum perempuan.
Waktu semakin larut, suasana di dalam gedung pun mulai gelap, kami semua yang terlibat di momentum itu larut dalam suasana harmonis. Sambil merangkul satu sama lain, Elisa Kambu memastikan akan menyiapkan anggaran maksimal untuk pembangunan akses jalan, pembangun jembatan, Bandara dan juga menyiapkan fasilitas rumah sakit, pendidikan yang terbaik untuk rakyatnya di Imeko Raya.
Alumi SMAN 1 Sorong, aktivis GMKI dan Ketua Senat Mahasiswa Uncen itu juga memastikan akan menyiapkan anggaran untuk membiayai dan mewujudkan pemekaran Kabupaten Imeko yang telah diperjuangkan lebih dari lima tahun terakhir ini.
Dengan kondisi yang semakin gelap namun penuh keakraban dan persahabatan, kami pun bergegas meninggalkan mereka yang saat itu mengantarkan kami di Pelabuhan Mugim Metemani. Selamat berpisah, bapak pembangunan Kabupaten Asmat, Papua Barat Daya Menanti mu, PBD rumah kita bersama, bersama Elisa Kambu – Ahmad Nausarau No Urut 3 (ESA). Kita menenun keberagaman, menyatukan perbedaan, merajut kebhinekaan menuju Papua Barat Daya yang Maju, Mandiri dan Sejahtera.(***)