BANDA ACEH – Pelatih Kepala Kempo Papua Barat Daya Marcelino Pontoh mengungkapkan kekecewaan terhadap kinerja wasit di cabang olahraga ini pada PON XXI Aceh – Sumut 2024.
Kekecewaan itu diungkapkan menyusul sejumlah keputusan para pengadil yang dinilainya curang atau memihak.
“Hal menang dan kalah dalam dunia pertandingan itu sudah biasa yang kami alami. Tapi ada ketidakpuasan yang kami rasakan ketika atlet putri kami bermain terus dikalahkan oleh penentuan wasit,” kesalnya saat memberikan keterangan kepada media ini, Rabu (18/9/2024) malam.
Menurut Pontoh, wasit-wasit inilah yang seringkali masih memihak dan tidak bisa berdiri di tengah sebagai seorang pengadil atau penengah.
“Karena kenyataannya masih ada wasit-wasit yang curang. Jadi kami merasa tidak puas dengan kekalahan atlet kami terutama atlet putri kami,” bebernya.
Diketahui, atlet kempo putri PBD Rizky Tiara Ramadhani yang turun bertanding di kelas -50 kg atas menderita kekalahan dari atlet tuan rumah Sumut.
Rizki Tiara mampu menampilkan permainan terbaik namun akhitnya harus menelan pil pahit akibat keputusan wasit yang malah memenangkan atlet tuan rumah.
Sementara di kelas -65 kg putra, atlet Michael Regar juga harus mengakui keunggulan lawannya.
Pontoh mengaku jika dalam laga kelas -50 kg putri itu, wasit terlihat tidak adil karena beberapa keputusannya yang menurutnya sangat memihak atlet tuan rumah.
“Atlet putri kami berhadapan dengan Sumut sebagai tuan rumah. Kalau Michael Regar, dia kalah dari Sulawesi Selatan. Sebagai pelatih kami siap untuk protes cuma karena keterbatasan anggaran yang diberikan,” akuinya.
“Ketua KONI pun tidak memberikan fasilitas untuk anggaran supaya bisa protes karena sekali protes kita harus menyiapkan dana sebesar 10 juta. Itu yang tadi buat kami agak kecewa. Kalau laki-laki kami bisa menerima kekalahan itu. Tapi yang putri memang sangat tidak bisa terima kekalahan itu,” sesalnya.
Pontoh mengaku di tarung hari kedua, para atlet telah menunjukkan peningkatan yang luar biasa.
“Tadi kami tidak memberikan evaluasi karena untuk main hari kedua ini mereka sudah sangat berubah bermainnya, main aktif. Cuma memang ada faktor X yang buat kami dipaksa menerima kalah di kelas putri,” ujarnya. (**/ros)