SORONG-Menuju PON XXI Aceh Sumatera Utara 2024 yang akan dilaksanakan pada tanggal 8-20 September 2024, Pelatih Atlet Judo dan Sambo, Wakil Pembinaan Prestasi KONI Provinsi Papua Barat Daya, J.Wattimena Suruan menegaskan bahwa dirinya kecewa terhadap Management Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua Barat Daya.
“Manajemen Tukang Bakso. Karena cuma pengurus inti saja yang kerja. Bahkan hingga saat ini sejak 40 orang dilantik, itu SK tidak ada,” katanya ketika melakukan jumpa pers, Jumat (2/8) di salah satu Cafe di Km 9 Kota Sorong.
Selain itu, mewakili Cabang Olahraga lainnya, J.Wattimena Suruan meminta agar Ketum KONI PBD yang juga sebagai Pj Gubernur Papua Barat Daya Mohammad Musa’ad agar memperhatikan para atlet dari 12 cabor yang akan mengikuti PON XXI di Aceh.
Pasalnya, kata J.Wattimena bahwa hingga saat ini para atlet sudah melaksanakan kewajiban berlatih, namun hak-hak mereka belum dipenuhi.
“Kewajiban kita untuk melaksanakan tugas untuk melatih termasuk atlet juga sudah, tetapi hak-hak belum ada,” tegasnya.
Dikatakan juga bahwa sejak melatih para atlet, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya tidak ada dukungan untuk menunjang nutrisi para atlet, bahkan akomodasi para atlet.
“Dijanjikan Juni sudah dicairkan, dan sampai dibuatkan rekening tapi hingga saat ini rekening kosong,” ungkapnya.
Pelatih Judo ini juga mengatakan bahwa pada saat ini ada atlet yang hingga terbaring di Rumah Sakit akibat berlatih terlalu keras.
“Mereka itu sudah optimis berlatih, sampai masuk rumah sakit dan pakai BPJS Kesehatan sendiri. Sudah 4 hari atlet Judo di rumah sakit,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan bahwa untuk berlatih saja tidak cukup, karena para atlet harus ditunjang oleh nutrisi dan gizi.
“Jadi tenaga yang keluar dan nutrisi serta gizi yang masuk harus seimbang,” tegasnya.
J Wattimena mengatakan para pelatih dari 12 Cabor, telah menyusun Program Pelatihan dengan tujuan agar dalam PON XXI Aceh 2024, Provinsi Papua Barat Daya dapat memecahkan rekor perdana agar bisa juara dalam event bergengsi tersebut.
Namun, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya hanya memikirkan menang, tetapi tidak memikirkan kesejahteraan para atlet bahkan pelatih.
“Kita 12 cabor ini sudah mempersiapkan diri, dengan menyusun program berlatih dan otomatis kita punya target di sana harus juara, harus mengangkat nama daerah. Kita diharapkan menjadi juara urutan pertama meski kita provinsi ke-38,” tegasnya.
“Vitamin saja tidak ada. Para atlet ini pergi berlatih naik kendaraan dan mereka juga perlu makan. Tapi sampai sekarang tidak anggaran,” sambungnya.
Ia berharap agar Pj Gubernur Papua Barat Daya mempertimbangkan para pengurus KONI PBD yang tidak mampu mengemban tugas dan tanggungjawabnya.
“Kalau tidak mampu yang diganti saja Bendaharanya,” tegasnya.
Diduga ada indikasi menyimpang, J Wattimena juga meminta agar Polda Papua Barat dan Kejaksaan Tinggi Papua Barat agar melakukan penyelidikan.
“Saya menduga ini ada indikasi, jadi mohon Polda Papua Barat dan Kejati PB agar melakukan penyelidikan,” pungkasnya.(zia)