SORONG– Bertajuk “Peluang dan Tantangan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong” Demi Peningkatan Ekonomi Tanah Papua, Focus Group Discussion (FDG) yang digelar Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Khusus Papua bersama Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, Selasa (13/8) di Rylich Panorama Hotel, Kota Sorong memberikan spirit baru untuk membangkitan KEK Sorong yang belum berkembang sebagaimana yang diharapkan.
Seperti yang disampaikan Pj Sekda Papua Barat Daya, Jhony Way, S.Hut M.Si mengungkapan, KEK Sorong yang dibentuk tahun 2016 , diakuinya belum optimal sebagaimana yang diharapkan.
Pose bersama diakhir acara FDG Pengembangan KEK Sorong. (rosmini)
Dengan terbentuknya Provinsi Papua Barat Daya, Pemerintah Provinsi Papua membantu membackup dengan beberapa program yang sudah dilakukan . Pj Sekda mengungkapkan, salah satu kondisi yang ada di Tanah Papua termasuk di Provinsi Papua Barat Daya adalah memiliki fiskal rata-rata dibawah 1 triliun. Dan fiskal itu hanya cukup untuk membiayai kebutuhan Pemprov Papua Barat Daya.
Karena itu Pj Sekda mengakui Pemprov Papua Barat Daya tidak bisa membiayai KEK Sorong, sehingga untuk pengembangan KEK tak lain berharap dari adanya investor . Kepada media, Pj Sekda mengatakan, tantangan dihadapi dalam pengembangan KEK Sorong mulai dari soal infranstruktur, yang kini mulai disiapkan seperti kebutuhan air, pelabuhan hingga soal penataan kawasan KEK.
Kenapa investor belum mau masuk di KEK Sorong? Pertanyaan inilah yang muncul dalam forum FDG. Dengan dipandu moderator, Bagus Nugroho Tamtomo yang sehari-hari Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) DJBC Khusus Papua, FDG mengupas KEK Sorong berlangsung hidup.
Terlebih 4 narasumber yang dihadirkan sangat kompeten dengan persoalan KEK. Empat narasumber itu yakni, Rizal Edwin Manansang (Sekjen Dewan Nasional KEK), Padmoyo Tri Wiranto (Direktur Fasilitas Kepabeanan DJBC), Eksan Musa’ad (Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Papua Barat Daya) dan Tjertja Karja Adil (Administrator KEK Kendal).
Peserta FDG Pengembangan KEK Sorong. (rosmini)
Menyampaikan pokok pemikirannya, Karo Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Papua Barat Daya, Eksan Musa’ad mengatakan, untuk mengembangkan KEK Sorong perlu adanya kolaborasi dengan semua stakheholder, kelembagaan, semua sector karena banyak kegiatan di KEK yang beririsan dengan persoalan -persoalan sektoral, seperti masalah infrastruktur, pelabuhan, energi, lingkungan dan lainnya.
Ia mengatakan demikan karena dalam pengembangan KEK sangat terkait dengan kewenangan-kewenangan sektoral yang tentu harus bersinergi dengan Pemrov Papua Barat Daya. Seperti untuk soal pelabuhan, ada Pelindo, KSOP, Kementrian Perhubugan, dimana tentu ada kewenangan sektoral yang perlu bersinergi satu dengan yang lain.
Seperti diketahui KEK Sorong dibentuk tahun 2016 dan mulai beroperasi tahun 2018, namun sampai saat ini progress investasi belum mengalami peningkatan secara signifikan. Dari target investasi, Rp 1 triliun hanya tercapai sekitar Rp 777 juta, ini menunjukkan bahwa progress investasi di KEK Sorong belum signfikan.
Meski demikian, parameter investasi menjadi –satunya indikatpr untuk menentukan apakah KEK Sorong tetap berlanjut atau diturunkan statusnya, maka pasti bibar pak. Kalau investai dijadikan satu-satunya parameter. Dengan melihat kondisi KEK Sorong, perlu ada pertimbangan-pertimbangan. Kalau kita lihat kondisi KEK Sorong dimana ada 7 tenan yang beroperasi maka tentu realisasi investasi itu belum sesuai yang diharapkan sebagaimana target investasi yang ditentukan.
“ Tetapi ada langkah-langkah yang sudah kita lakukan,seperti di dewan kawasan, kami telah membentuk sebuah tugas percepatan KEK. Dan ada beberapa progres yang sudah dicapai, walaupun dari sisi investasii belum sesuai yang ditargetkan,”ujar Eksan Musa’ad.
Adapun langlah-langkah yang sudah dilakukan seperti penyediaan infrastruktur, air bersih dan lainnya. “Demikian pula dengan persoalan-persoalan lahan yang juga sudah ada progress yang signifikan”imbuhnya. Lebih lanjut Eksan Musa’ad mengatakan, suatu daerah kalau mau cepat pertumbuhannya, maka menghadapi 3 hal, yakni ada potensi tapi tidak mampu dikelola, ada permasalahan dan tantangan tapi tidak bisa mengatasi tantangan itu, dan ada peluang yang bisa dimanfaatkan.
Kenapa daerah kitu tidak bisa tumbuh, kesejahteraan masyarakat tidak bisa meningkat karena ada 3 persoalan subtabsi yang tidak bisa diselesaikan. “Mudah-mudahan dengan mendorong KEK sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan , maka 3 persoalan itu bisa diatasi,”ujar Eksan Musa’ad.
“Kita punya potensi yang besar, kita punya gas, perikanan, perkebunan, sektor jasa yang cukuo berkembang. Nah ini potensi-potensi yang bisa didorong di KEK Sorong ini,”tandas Eksan Mus’ad. Sedangkan tantangan yang dihadapi seperti persoalan SDM, sosial ekonomi masyarakat yang masih rendah dan persoalan lainnya.
Sementara itu, Sekjen Dewan Nasional KEK, Edwin Manansang menjelaskan, tujuan dan sasaran KEK yakni untuk meningkatkan investasi, mengoptimalkan industri ekspor impor dan kegiatan lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi, serta untuk percepatan pembangunan daerah melalui pembangunan pusat-pusat ekonomi baru untuk mengurangi gap antar daerah.
Dikesempatan tersebut, Edwin Manansang juga menjelaskan kareteristik KEK, capaian kumulatif KEK hingga Juni 2024 yang mencapai 205, 2 Triliun dan arah pengembangan KEK ke depan (2020-2025), yakni menguatkan ekspor dan subtitusi impor, mempercepat terwujudnya industri, pengembangan wilayah yang belum berkembang, mempercepat pengembangan sektor jasa dan memperbaiki neraca perdagangan.
Terkait dengan peran administrator KEK, pengurusan perijinan diuraikan oleh Tjertja Karja Adil, Kepala Administrator KEK Kendal. Dalam FDG juga diisi dengan sesi tanya jawab dimana ada saran, pemikiran kritis dari peserta FDG dalam mengembangkan KEK Sorong.
“Semoga KEK Sorong mendapatkan kemajuan dari investor yang masuk, dan memberikan manfaat bagi masyarakat di Papua Barat Daya,”harap Tjertja Karja Adil dalam closing statemennya.
“Saya senang sekali, saya sangat bersuka cita karena kehadiran kami membangkitkan semangat dari bapak ibu sekalian bahwa kita memang harus bangun Papua khususnya bangun KEK Sorong ini, dan saya sangat berharap agar semangat yang sudah ada ini jangan melempem. Lupakan masa lalu, hentikan saling tunjuk, siapa yang salah siapa yang benar, tapi bagaimana telunjuk itu dibalkkan ke diri kita sendiri,”tandas Edwin Manansang.
Ia selanjutnya juga berharap agar dalam mengembangkan KEK Sorong , melupakan masa lalu, tidak saling menyalahkan tapi bersama-sama , bergandeng tangan , saling beroordinasi maka yakin dan percaya Papua Barat Daya akan berjaya. FDG Pengembangan KEK Sorong diakhiri dengan penandatanganan kerjasama dan penyerahan cinderamata kepada 4 narasumber. (ros)