SORONG– PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VII Kasim meraih penghargaan Eksportir Terbesar sektor Migas 2024 dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Tipe Madya Pabean C Sorong.
Penghargaan ini menjadi pengakuan atas kontribusi Kilang Kasim dalam meningkatkan perekonomian Nasional melalui ekspor migas. Penyerahan penghargaan dilakukan di acara Coffee Morning dan Apresiasi Stakeholder 2024, Selasa (25/6). Acara bertema “Sinergi & Kolaborasi Wujudkan Bea Cukai yang Makin Baik” ini digelar di salah satu hotel di Kota Sorong.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Sorong, Iwan Kurniawan, mengatakan Coffee Morning dan Apresiasi Stakeholder sebagai agenda tahunan dan sarana pemberian apresiasi bagi stakeholder.
“Apresiasi diberikan berdasarkan tinjauan kepatuhan dan volume serta kegiatan,” ujarnya.
Dalam laporan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Sorong, pada periode Januari sampai dengan Mei tahun 2024 Kilang Kasim berhasil mengekspor produk migas senilai 17.626.512 USD.
Hal tersebut menjadikan kilang termuda di Indonesia ini dikukuhkan sebagai eksportir terbesar di sektor migas di wilayah Papua Barat Daya.
Lanjut Iwan, Kilang Kasim merupakan salah satu mitra penting Bea Cukai Sorong.
“Maka menjadi tugas kami untuk memberikan layanan optimal khususnya di bidang ekspor Kilang Kasim yang memang volumenya cukup besar,” tambah Iwan.
Area Manager Communication, Relation, CSR & Compliance Kilang Kasim, Ferdy Saputra menyebutkan pencapaian ini menjadi catatan positif untuk terus ditingkatkan. “Terimakasih kepada Bea Cukai, kolaborasi dan sinergi yang baik ini semoga terus terjaga dengan baik,” katanya.
Pencapaian ini, kata dia tidak hanya menjadi kebanggaan Kilang Kasim, namun juga bagi Indonesia.
“Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk memproduksi dan mengekspor produk migas yang berkualitas tinggi,” tambah Ferdy.
Ditambahkan catatan membanggakan tersebut sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) pada tujuan kesembilan. “Poin kesembilan adalah industri, inovasi dan infrastruktur yakni membangun infrastruktur yang tangguh, promosi industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi,” tutup Ferdy.(*/zia)