SORONG- Ketua Umum KONI Letjen (Purn) TNI Marciano Norman menyambut baik keikutsertaan 4 daerah otonom baru (DOB) yakni Papua Barat Daya,Papua Tengah,Papua Pengunungan dan Papua Selatan pada PON Aceh-Sumut September mendatang.
Ditemui media ini di sela-sela pelaksanaan Chef De Mission Meeting CDM II PON XXI Aceh- Sumut di Hermes Place Hotel Provinsi Banda Aceh, Rabu (26/6), dikatakan oleh Ketum KONI untuk DOB, termasuk Papua Barat Daya, diberikan wild card atau atlit kehormatan untuk 30 orang.
Kemudian tegas Marciano Norman semuanya harus dilakukan secara bertahap dan tidak bisa secara langsung. Dengan keikutsertaan Provinsi Papua Barat Daya selaku provinsi paling terakhir di Indonesia, Marciano Norman .sangat yakin Provinsi Papua Barat Daya dapat menunjukan prestasinya. Dulu kan juga waktu Papua Barat Daya masih bergabung dengan Provinsi Induknya Papua Barat, dimana ada beberapa cabang unggulan yang berpotensi untuk meraih prestasi terbaik,”tandasnya.
Ketua Umum KONI Letjen (Purn) TNI Marciano Norman saat diwawancarai Humas KONI PBD.
Karenanya selaku Ketua Umum KONI, Marciano Norman sangat mengharapkan kepada Ketua Umum KONI Provinsi Papua Barat Daya dalam hal ini Pj Gubernur Papua Barat Daya dan seluruh jajaran pengurusnya agar mulai fokus dan konsentrasi melihat cabang olahraga (cabor) unggulan yang akan meraih prestasi. Lanjut dikatakan Marciano, keikutsertaan seluruh provinsi pada PON mendatang bukan dilihat dari besar dan kecilnya kontingen atau tim . Tetapi harus dengan tepat membina cabor yang harus dibina.
Ia yakin kedepan Papua Barat Daya dapat berbicara di pentas nasional dengan memberikan prestasi yang tidak kalah dari provinsi lainnya. Menurutnya juga jika dilihat dari keindahan alam di Papua Barat Daya, sangatlah bagus. Dengan demikian olahraga air juga harus bagus, sehingga menjadi olahraga unggulan.
Kemudian ada juga olahraga unggulan beladiri ” Kenapa beladiri, karena waktu saya menjabat Ketua Umum Taekwondo, saya pernah melantik pengurus Taekwondo Papua Barat Daya yang kalau itu masih bergabung dengan Papua Barat. Saya senang keikutsertaan Papua Barat Daya. Tapi pesan saya buat ketua umum KONI Papua Barat Daya, konsentrasi pada cabor unggulannya. “Walau kecil tapi bisa membuat prestasi,” tandasnya.
Lebih lanjut Marciano Norman menegaskan walau KONI DOB di tanah Papua dan merupakan KONI Persiapan dan ketuanya semua adalah Penjabat Gubernur. Namun saat selesai pelaksana Pilkada bulan November mendatang. Dimana sudah terpilih Gubernur definitif dan selesai dilakukan pelantikan Gubernur terpilih. Dimana pihaknya akan menyampaikan agar membentuk KONI Provinsi DOB terbentuk menjadi KONI definitif.
Tentunya berdasarkan ketua umum yang dipilih oleh anggotanya yakni KONI Kabupaten dan Kota pada setiap DOB tersebut termasuk Papua Barat Daya. ” Jadi mereka ini pemegang hak suara termasuk pengurus di provinsi. Untuk memilih ketua KONI. Nah untuk KONI Persiapan, siapkan itu pengurus KONI disetiap cabang olahraga. Kalau disana misalnya hanya ada 5 cabor, yah 5 saja. Tetapi pengurus di tiap kota dan kabupaten juga disiapkan,”pesannya.
Karena di Papua Barat Daya ada 1 kota dan 5 kabupaten, maka Ia berharap agar segera menyiapkan pengurus di 6 daerah tersebut. Nanti mereka bentuk pengcab, pengkot,” imbuhnya. Ketika disinggung mengenai salah satu kampus di Unimuda melalui salah satu programnya RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) berupa beasiswa kepada atlit berprestasi di kancah Internasional yakni Unimuda Sorong.
Seperti Ricky Kambuaya yang diberikan beasiswa magister dan Fajar Faturahman bea siswa sarjana strata satu termasuk atlit KONI PBD yang akan berlaga di PON XXI Aceh-Sumut. Dikatakan oleh Marciano, . ini program sangat bagus. Jadi tidak hanya di Universitas di Papua Barat Daya, tapi universitas di setiap Provinsi agar bekerjasama dengan semua KONI di setiap provinsi untuk memberikan beasiswa kepada atlit berprestasi pada setiap provinsi tersebut.
. “Sedangkan kami di KONI Pusat. Dimana atlit nasional diberikan beasiswa dari perguruan atau universitas terbesar. Ini maknanya mempersiapkan seorang atlit,setelah usai masa prestasinya atau habis. maka atlit itu sudah dipersiapkan sumber daya manusianya atau back ground pendidikan yang baik,”ujar Ketum KONI Marciano Norman.T ujuannya kata Marciano, setelah tidak lagi menjadi atlit bisa menjadi pelatih , bisa juga memegang industri olahraga dan SDM telah siap. Kedepan dengan banyak perguruan tinggi yang ada yang memberikan beasiswa maka tidak ada lagi terjadi seperti masa lalu.
Dimana ketika atlit kita sudah habis masa prestasi atau masa keemasannya, sekarang nyaris dalam tanda petik hidupnya sangat sulit. “Langkah yang dibuat salah satu universitas di Papua Barat Daya bisa dijadikan contoh buat daerah lain di sana ya,” pungkasnya. (**/ros)