Mayjen TNI Alvis: Dari 27, Orang Asli Papua 9
SORONG-Sebanyak 27 peserta asal Papua Barat Daya mengikuti seleksi calon Taruna Akademi Militer (Akmil) tahun anggaran 2024. Dari 27 peserta, sembilan diantaranya peserta asli Papua. Wakil Inspektur Jenderal (Wairjen) TNI, Mayjen TNI Alvis Anwar memantau pelaksanaan tes kesehatan calon Taruna Akmil di Rumkital Dr. Oetojo Sorong.
Kedatangan perwira bintang 2 itu untuk memastikan pelaksanaan seleksi oleh panitia daerah berlangsung transparan dan jujur. “Tim dari Markas Besar TNI melakukan kegiatan monitoring pelaksanaan seleksi calon Taruna Akademi Militer (Akmil) tahun anggaran 2024 dan pengawasan werving supervisi spers TNI yang dilaksanakan di Sorong. Kami berharap pelaksanaan seleksi ini berjalan dengan baik dan benar, tidak ada hal-hal yang negatif yang muncul akibat kesalahan yang dilakukan panitia,” jelas Wakil Inspektur Jenderal TNI, Mayjen TNI Alvis Anwar kepada awak media, Senin (20/5).
Mayjen TNI Alvis mengatakan Danlantamal Sorong sebagai komandan panitia seleksi sementara wakilnya dari Korem 181/PVT. Seleksi ini, sambung Wakil Irjen menggabungkan 3 matra yakni TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. “Menggabungkan ini tentu mempunyai hasil yang positif. Contohnya saya ingin masuk TNI AD, tapi dari sisi psikologis saya sebenarnya lebih cocok jadi prajurit TNI AL. Kalau kita laksanakan per angkatan, kita akan kehilangan anggota potensial kita untuk mengisi kebutuhan prajurit khususnya perwira baik matra laut, darat dan udara. Itulah dasar kebijakan kenapa Panglima TNI menggabungkan kegiatan seleksi ini untuk 3 angkatan sekaligus,” bebernya.
Mayjen TNI Alvis menyebut dari 27 peserta yang mendaftar, 9 diantarnya merupakan orang asli Papua. Dia mengaku, TNI memberikan kesempatan bagi putra daerah untuk mendaftarkan diri namun tidak menutup kemungkinan untuk para pendatang. “Data yang kami terima ada 9 orang masyarakat asli Papua, memang kita memberikan kesempatan kepada putra-putra daerah di sini termasuk yang bukan orang asli Papua untuk mengikuti seleksi,” bebernya.
Dia menambahkan, pihaknya selalu menyebarkan pengumuman penerimaan calon prajurit di wilayah Papua. Dengan harapan, masyarakat Papua memiliki ketertarikan untuk bergabung dengan militer. Pihaknya, sambung Mayjen TNI Alvis kedepannya akan bekerjasama dengan pemerintah maupun sekolah untuk menjaring putra terbaik Papua agar mengikuti tes TNI. “Kami akan memberikan bimbingan dan pengarahan agar mereka menyiapkan diri lebih awal karena tes ini merupakan tahapan. Kami akan datang mengajak pemerintah daerah, sekolah dan adik adik kita untuk menyiapkan kesehatan, psikologi, jasmani, mental ideologi dan materi tes lain,” terangnya.
Mayjen TNI Alvis mengaku tidak mengetahui pasti kuota untuk wilayah Papua Barat Daya. Namun, dirinya menekankan penerimaan taruna disesuaikan dengan wilayah dan jumlah penduduk daerah tersebut. “Untuk kuota persis saya tidak terlalu ingat, tetapi setiap wilayah itu dihadapkan nanti dengan jumlah penduduk, kemudian berdasarkan animo calon yang ada di wilyah ini. Itu ada hitung-hitungannya,” tuturnya.
Dia menegaskan seleksi calon Taruna Akmil ini dilaksanakan secara umum tanpa ada kriteria khusus. Tetapi, panitia tentu akan memberikan pertimbangan khusus. “Kita pada dasarnya tidak membedakan kriteria masyarakat asli Papua dengan pendatang. Persiapan tidak hanya 1 atau 2 bulan sebelum seleksi tetapi dalam jangka waktu minimal 1 atau 2 tahun sebelum seleksi. Bukan berarti mengabaikan adik kita dari Papua ini tentu ada pertimbangan nanti yang memungkinkan mereka diprioritaskan untuk menjadi prajurit nantinya atau terpilih ikut pendidikan tapi bukan ada perlakuan khusus,” tegasnya.
Salah satu peserta, Glenno Aimar Elessa Sesa (17) asal SMA Plus Astha Hannas menyebut bercita-cita menjadi Perwira TNI Angkatan Darat. Dia mengaku sudah menyiapkan mental, fisik hingga akademik untuk mengikuti tes tersebut. “Saya ingin masuk Akademi TNI dan ingin menjadi TNI Angkatan Darat itu cita-cita saya. Saya asal dari Sorong Selatan, Teminabuan,” bebernya.
Glenno mengaku ayahnya berprofesi sebagau PNS sementara ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga. Dan, seleksi tersebut merupakan tes pertamanya setelah lulus sekolah. “Ini pertama saya ikut tes. Saya tahu tes ini dari website Sosial Media Akmil, saya tes jalur online dari Subang. Orang tua tinggal di Teminabuan,” pungkasnya,(rin)