JAYAPURA – Pertamina Patra Niaga terus berupaya untuk mewujudkan program subsidi BBM yang lebih tepat sasaran.Setelah pendataan kendaraan pengguna BBM Solar subsidi melalui QR Code yang dilaksanakan sejak tahun 2022, kini pendataan serupa dilakukan untuk kendaraan roda empat yang merupakan pengguna Pertalite.Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan bahwa sejak akhir tahun 2023 lalu, pilot project pendataan QR code Pertalite sudah mulai dilaksanakan sejak akhir tahun 2023. Hingga kini, uji coba penggunaan QR Code untuk transaksi telah dilaksanakan di 41 Kota/Kabupaten.
“Sama halnya seperti penggunaan QR Code untuk Solar Subsidi yang sudah berjalan, untuk uji coba penggunaan QR Code untuk pembelian Pertalite khusus kendaraan roda empat juga telah diimplementasikan di 41 Kota/Kabupaten. Saat ini pendataan masih berjalan, dan ke depan implementasinya akan diperluas ke wilayah lainnya. Pararel, kami juga menunggu arahan Pemerintah terkait revisi Perpres 191 Tahun 2014,” ungkapnya.
Irto menegaskan, pendataan ini adalah untuk mengetahui siapa saja konsumen pengguna Pertalite, dan bukan membatasi pembelian. Pertamina Patra Niaga menghimbau agar masyarakat yang belum mendaftarkan kendaraannya, dapat segera melalukan pendaftaran di website Subsidi Tepat.
“Ini hanya pendataan kendaraan, bukan pembatasan pembelian. Bagi konsumen yang sudah mendaftar dan mendapatkan QR Code tidak akan dibatasi volume pembelian pertalitenya. Kami menghimbau masyarakat untuk mendaftarkan kendaraannya pada website https://subsiditepat.mypertamina.id/. Bagi yang sudah mendaftar akan mendapatkan QR Code yang dapat digunakan untuk melakukan pembelian Pertalite di SPBU Pertamina,” jelas Irto.
Pendaftaran Subsidi Tepat melalui website ini juga mudah. Masyarakat hanya membutuhkan dokumen berupa foto Kartu Tanda Penduduk (KTP), foto Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) bagian depan dan belakang, serta foto kendaraan tampak depan dan samping.
Lebih lanjut Irto menjelaskan, selain sebagai upaya mendata pengguna BBM bersubsidi melalui sistem digitalisasi, program Subsidi Tepat ini juga ditujukan agar Pertamina dapat mendeteksi potensi penipuan maupun penyelewengan BBM Bersubsidi.
“Melalui pengelolaan BBM Subsidi dengan sistem digitalisasi, Pertamina dapat memonitor langsung penyaluran BBM bersubsidi melalui pusat data dan komando di kantor pusat. Sehingga akan lebih mudah untuk mendeteksi jika terdapat potensi penyelewengan BBM Bersubsidi, maupun transaksi yang anomali di masing-masing SPBU,” tambah Irto.
Edi Mangun selaku Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku mendukung penuh pendataan BBM jenis Pertalite yang dilakukan di seluruh Indonesia, termasuk wilayah Papua Maluku.
“Jelas ini sebuah langkah positif yang harus terus dilakukan, sebab dengan adanya pendataan ini, penyaluran BBM Pertalite jadi lebih terarah, seperti yang sudah dipraktekkan pada BBM Solar Subsidi,” ujar Edi.
Melalui pendataan QR Code, diharapkan penyaluran BBM bersubsidi dapat lebih termonitor dan mencegah kecurangan atau penyalahgunaan di lapangan sehingga BBM subsidi dapat tersalurkan bagi masyarakat yang memang berhak.
“Kami terus upayakan agar penyaluran BBM subsidi ini agar tepat sasaran, karena manfaat dari Program Subsidi Tepat ini, kita dapat melakukan pemantauan pergerakan transaksi Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP). Dengan pemberlakuan program ini, kita dapat memantau kondisi stok dan jumlah transaksi BBM subsidi di SPBU,” katanya.(*/zia)