AIMAS- Dalam rangka pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong, PT Malamoi Olom Wonok, PT Huahe Management Indonesia dan PT Sino Consultan Investment Indonesia menggelar penandatanganan kerja sama (konsorsium). Kegiatan digelar di Hotel Aimas and Convention Centre (ACC), Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (28/5).
Direktur PT Huahe Management Indonesia, Xu Hong Xia mengatakan bahwa Konsorsium ini berhasil terbentuk berkat dukungan dan bimbingan, pemerintah pusat, pemerintah provinsi Papua Barat Daya, pemerintah kabupaten Sorong dan seluruh tokoh masyarakat adat, tokoh agama dan tentunya seluruh masyakarat kabupaten dan kota Sorong, termasuk seluruh stakeholder lainnya.
“Saya sampaikan ucapan terima kasih atas dukungan tersebut,” katanya.
Dikatakan Konsorsium PT Sinagi Olom Fagu didirikan oleh 3 Perusahaan, yakni PT Malamoi Olom Wobok, PT Huahe Management Indonesia, PT Sino Consultant Investment Indonesia.
Menurutnya, Tujuan Konsorsium adalah membawa investor ke dalam KEK Sorong, melaksanakan fungsi manejemen, menyediakan dan mengelola fasilitas dan infrastruktur di KEK Sorong, menciptakan lingkungan investasi yang baik bagi investor dan memelihara dan menjaga hubungan yang baik antara KEK Sorong dan pemerintah, masyarakat sekitar, termasuk juga lingkungan hidup.
“KEK Sorong akan membawa masuk teknologi pengolahan nikel paling terdepan di dunia saat ini, yakni teknologi Oksigen Enriched Side Blow Furnace (OESBF),” ujarnya.
Teknologi ini memiliki 3 keunggulan. Pertama adalah penggunaan energi yang lebih efesien, sehingga mengurangi jumlah konsumsi energi secara signifikan. Kedua, teknologi OESBF menggunakan gas alam atau hidrogen sebagai substitusi terhadap batubara, sehingga dapat berkontribusi bagi percepatan pembentukan industry nikel yang berbasis green energi dan ramah lingkungan di Indonesia. Ketiga, teknologi OESBF menghasilkan limbah yang bersifat stabil di lingkungan, mudah di simpan dan dapat digunakan kembali sebagai bahan pengerasan jalan, penimbunan laut dan bahan baku industri semen.
“Pabrik pengolahan nikel akan memproduksi nikel matte kadar tinggi dengan rencana kemampuan produksi sebesar 160.000 ton Nickel Metal. Hasil produksi direncanakan untuk tujuan ekspor pasar Amerika, Eropa dan lain-ain,” ujarnya.
Dikatakan juga Demi mendukung program pemerintah yakni membangun industri pengolahan nikel yang ramah lingkungan berbasis green energi, PT SINAGI OLOM FAGU akan mengelola invetasi di KEK Sorong dengan kewajiban bagi investor untuk menerapkan prinsip-prinsip manjemen (Environmental, Social, Governence (ESG) yang baik.
“Yang akan menciptakan standar produksi yang berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan,” katanya.
Dijelaskan bahwa Investasi di KEK Sorong akan mampu meningkatkan pendapatan perpajakan untuk pemerintah pusat dan pemerintah daerah, menciptakan lapangan kerja, menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahan lokal, menjaga kelestarian lingkungan dan mempercepat pembangunan industri kendaraan Listrik berbasis green energi di Indonesia.
“Besar harapan Konsorsium setelah bulan Juni dapat memulai tahap pembangunan pabrik pengolahan nikel dan besi baja di KEK Sorong. Namun saat ini, beberapa permasalahan yang masih harus dicari solusinya, seperti masalah pembebasan lahan, pasokan energi bersih, sumber bahan baku untuk produksi dan pelabuhan yang memadai. Untuk itu kami memohon bantuan, bimbingan dan kerjasama dari seluruh stakeholder yang terlibat,”pungkasnya.
Direktur PT Sino Consultan Investment Indonesia Adriana Imelda Daat menjelaskan, bahwa penandatanganan ini sudah melalui proses panjang kurang lebih 2 tahun. Dalam waktu tidak terlalu lama akan dilaksanakan ground breaking pembangunan pabrik smelter nikel dan baja di KEK Sorong.
“Konsorsium ini sangat penting karena di dalam ada tiga perusahaan terutama ada investor karena kami tau bahwa ada keterbatasan dalam pendanaan dari pemerintah kabupaten dalam mengelola KEK itu sebabnya kami membutuhkan investor datang agar bersama-sama berinvestasi,” jelasnya.
Dikatakan juga, bahwa pelabuhan di KEK Sorong memang masih harus dikembangkan, tetapi pihaknya sementara akan pakai Pelabuhan Petrosea. “Sambil menunggu pengembangan ke depan kami nanti gunakan pelabuhan Petrosea untuk mobilitas,” katanya.
Menurutnya, ground breaking akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo atau Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Selain itu, sejauh ini tidak ada kendala dalam pengelolaan KEK Sorong hanya terkait administrasi karena didukung oleh Pemerintah Pusat.
“Secara keseluruhan kami sangat didukung oleh pemerintah pusat, provinsi bahkan Kabupaten Sorong sendiri,” pungkas dia.
Dari pantauan Radar Sorong, acara penandatanganan tersebut dihadiri anggota Komisi X DPR RI Robert Joppy Kardinal, Ketua DPR Kabupaten Sorong, Perwakilan Pemkab Sorong dan Pemprov Papua Barat Daya.(zia)