Kakansar: Sedari Dini Digelar Pelatihan Operasi SAR
SORONG– Kantor SAR Sorong atau Basarnas Sorong menggelar pelatihan potensi SAR yang melibatkan 100 peserta dari personel TNI/Polri hingga organisasi di Kota Sorong. Pelatihan ini akan berlangsung selama 6 hari di dua lokasi.
Ada dua jenis pelatihan yakni pelatihan teknis potensi Medical First Responder (MFR) dan Water Rescue (pertolongan dipermukaan air), dengan tema melalui pelatihan potensi SAR, kita tingkatkan kemampuan dan solidaritas dalam melaksanakan tugas pencarian dan pertolongan secara profesional, sinergitas dan militan. Pelatihan tersebut berlangsung sejak 13 Mei hingga 18 Mei 2024.
Kepala Basarnas Sorong Amiruddin mengaku pelatihan ini merupakan agenda tahunan SAR Sorong dengan melibatkan personel TNI/Polri, instansi perintah hingga organisasi. Sebab, Basarnas Sorong sangat kekurangan personel dalam melakukan pertolongan saat bencana.
“Memang kami sangat-sangat kekurangan personel di SAR, apalagi kita harus memback up se Provinsi Papua Barat Daya dan sebagian daerah di Papua Barat. Makanya dengan pelatihan ini, bisa memberikan edukasi bagaimana teknis pertolongan apabila dilibatkan dalam operasi SAR,” jelasnya usai melaksanakan kegiatan pelatihan, Senin (13/5).
Kakansar mengatakan ketika peserta mengetahui bagaimana teknik pertolongan di air, peserta dapat membantu pelaksanaan kegiatan operasi SAR. Selain itu, pelatihan ini merupakan strategi dalam meningkatkan pengetahuan sebab tugas pencarian atau kemanusiaan tidak hanya tugas SAR tetapi semua unsur. “Makanya, dengan tidak adanya bencana ini kita buat pelatihan operasi SAR selama 6 hari, mereka ini tidak pulang ke rumah tetapi semacam di pondokkan sehingga bisa kami kontrol,”tandasnya
Pelatihan rutin ini membawa dampak yang signifikan, pasalnya saat terjadi bencana beberapa waktu lalu di Kota Sorong, personel TNI/Polri yang sudah mengikuti pelatihan turun membantu operasi SAR. “Tapi kadang mereka tidak kelihatan karena pembagian sektor dan mereka selalu terlibat dalam operasi SAR,” tuturnya.
Seperti diketahui, Papua khususnya Sorong Raya ini masuk dalam jalur patahan lempengan. Bahkan, setiap harinya Papua Barat Daya bisa diguncang gempah bumi minimal 3 hari meskipun dalam skala kecil. Sementara itu, Sekda Pemerintah Kota Sorong, Ruddy R Laku menambahkan pelatihan operasi SAR ini penting. Sebab untuk penanganan bencana dibutuhkan keterkaitan semua unsur baik TNI/Polri, warga masyarakat sipil hingga organsiasi.
“Agar kita paham apa tugas kita ketika terjadi bencana sehingga tidak saling menolak dalam melakukan penyelamatan dan juga memberikan pengetahuan terkait tugas kita masing-masing. Atas nama pemerintah menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Basarnas yang sudah berinisiasi melaksanakan kegiatan ini agar memberikan pemahaman kepada masyarakat di Papua Barat Daya ini,” pungkasnya.(rin)