Kunjungi IAIN Sorong, Irjen Kemenag RI Dukung IAIN jadi Universitas
SORONG– Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong secara beruntun menerima tamu istimewa dari Kementerian Agama (Kemenag) RI. Setelah menerim kunjungan Plt Sekjen Kemenag RI Prof Dr H.Abu Rokhmad, M.Si pada Rabu (6/3), esok harinya, (Kamis,7/3) IAIN Sorong kembali mendapat kehormatan dengan menerima kunjungan Irjen Kemenag RI, Dr H. Faisal Ali Hasyim, SE M.Si.
Kunjungan Irjen Kemenag RI di Kampus IAIN Sorong diterima oleh Rektor IAIN Sorong, Prof Dr Hamzah Khaeriyah, M.Ag, Wakil Rektor I Dr Muhammad Rusdi Rasyid, M.Pd.I , Wakil Rektor II Hasbullah, M.Pd PhD dan jajaran pimpinan IAIN Sorong.
Kedatangan Irjen ke kampus IAIN Sorong setelah menghadiri kegiatan penutupan Raker Kanwil Kemenag Provinsi Papua Barat di ACC Aimas.
Saat tiba di kampus hijau IAIN Sorong, Irjen didampingi Rektor Prof Hamzah langsung melakukan “sidak” dengan menanyakan ruangan yang ada di lantai 1 Gedung Rektorat IAIN Sorong.
Dengan didampingi Kakanwil Kemenag Provinsi Papua Barat, Luksen Jems Mayor, S.Sos MAP, Rektor dan pimpinan IAIN Sorong, usai acara silaturami dengan melewati koridor kampus, Irjen meninjau Library IAIN Sorong yang baru dibangun.
Dalam arahannya pada acara silaturahmi yang digelar di Lantai 2 Gedung Rektorat Kampus IAIN Sorong, Irjen Dr Faisal Ali Hasyim mengulas tentang perannya sebagai Irjen, bagaimana melakukan pengawasan di bidang urusan haji, tentang kepegawaian serta yang menarik adalah sebagai anggota Komsel, Irjen mengungkapkan kisi-kisi dalam fit and proper test bagi calon rektor IAIN Sorong.
Mengawali arahannya, Irjen Kemenag RI, Dr Faisal Ali Hasyim mengungkapkan, bahwa saat dirinya dilantik oleh Menteri Agama KH Yaqut Cholil Qoumas 16 September 2022 lalu, ada 3 pesan yang disampaikan menteri yakni bagaimana membangun sistem pengendalian yang efektif agar terkait promosi, mutasi tidak ada yang namanya transaksional.
Diakui oleh Irjen, bahwa jika dulu pejabat mau jadi Kakanwil, Rektor, kalau tidak punya uang tidak akan jadi. Tapi kini di era dirinya sebagai Irjen tidak ada lagi itu yang namanya transaksional memuluskan promosi jabatan.
Untuk membuktikan hal itu, Dirjen pun menanyakan kepada Kakanwil Kemenag Provinsi Papua Barat, apakah jadi Kakanwil pakai bayaran atau tidak yang kemudian dijawab oleh Luksen Mayor, “tidak”.
“Dulu itu pada ditarik semua pak. Alhamdulillah. Irjen sekarang jadi anggota Komsel. Irjen jadi anggota Komsel kita bisa cegat pak, kalau ada yang punya catatan-catatan masa lalu, yang tidak pas, tidak akan pernah bisa jadi rektor. Kalau ada yang kasak kusuk kita tidak akan dipilih pak, walaupun pada akhirnya nanti pak menteri sendiri yang akan pilih sebagai hak prerogatifnya pak menteri,”ujar Irjen Dr Ali Faisal.
Dalam suksesi pemilihan rektor , Irjen mengingatkan jangan sampai di kampus ada blok-blok mendukung kandidat A, kandidat B seperti di Pemilu lalu.
“ Dengan cara seperti itu, kampus kita betul-betul steril dari blok-blok. Bayangin pak, kalau di kampus itu ada pendukung-pendukung kayak di Pilpres,kan bahaya juga tuh kalau di kampus ada blok-blok gitu,”ujar Irjen.
“Alhamdulillah di Kemenag itu saya ingin jaga tidak ada transaksional. Alhamdulillah kalau ada laporan kita langsung cegah pak,”imbuh Irjen yang tampak tegas dalam setiap penyampaiannya.
Selain meniadakan transaksional , Irjen juga diminta oleh menteri agama agar bagaimana mendorong transformasi digital berjalan secara efektif.
“Karena transformasi digital itu yang menjadi salah satu kunci bagaimana kita membangun Kemenag yang lebih hebat,”tandasnya.
Menyampaikan keinginan menteri agama, agar bagaimana pelayanan kepada masyarakat itu seperti di traveloka yang pembeli dan penjual tidak bertemu muka tapi tetap terjadi transaksi jual beli.
“Semua orang tinggal datang mau beli apapun kayak gojek semua ada disitu. Jadi layanan kita lebih dipermudah, ini yang saya kawal, saya pastikan,”ujar Irjen Dr Ali Faisal.
Dalam mengefektifkan transformasi digital, diakuinya tidak mudah. Karena selama ini yang sudah nyaman dengan kebiasaan manual sehingga begitu dilarikan ke transformasi digital, merasa tidak nyaman. Transformasi digital diperlukan agar dalam pelayanan tidak ada lagi praktek-praktek kolusi .
“Kita ingin mencegah praktek persengkongkolan. Biasanya kan kalau orang perlu layanan, ketemu face to face itu biasanya syaitan mulai muncul di situ,”tandas Irjen yang asal Aceh.
Terkait dengan urusan haji, Irjen mengaku mengawal secara ketat tentang kuota haji karena jangan sampai disaat negara susah mendapatkan kuota ternyata ada sisa kuota yang tidak terpakai. Demikian pula dengan kontrak lainnya terkait pelayanan haji, Irjen juga tidak mengharapkan isu jemaah haji terlambat makan seperti tahun lalu terjadi lagi.
Dalam arahannya, Irjen juga mengungkapkan agar dalam urusan kepegawaian, bagaimana mendrong supaya kenaikan pangkat pegawai Kemenag itu terjadi secara otomatis , tidak pakai urus-urus lagi. Dengan cara seperti itu maka pelayanan kepegawaian tentunya lebih bagus lagi.
Banyak gagasan Irjen yang ditawarkan untuk diterapkan di lingkungan Kemenag, seperti kegiatan rapat kerja (Raker) yang diubah polanya. Menurut Irjen, jika Raker hanya datang dengar ceramah, kemudian pulang ke rumah ya begitu-begitu saja. Tidak perlu muluk-muluk, raker harus kongkrit apa yang mau dikerjakan.
“Lebih baik satu dua dikerjakan, daripada banyak janji tapi tidak dikerjakan,”tandas Irjen.
Dalam acara silaturahmi , kepada pimpinan dan dosen IAIN Sorong, Irjen juga mengunkapkan prinsip kerjanya bahwa jika ada perubahan disitulah Ia merasa puas.
Kepada calon rektor IAIN Sorong (ada Warek 1 Dr Muhammad Rusdi Rasyid, M.Pd.I, Dekan Fakultas Tarbiyah, Dr Surahman Amin, Lc M.A, Direktur Pasca Sarjana, Dr Indria Nur, M.Pd, dan Sekretaris Senat Dr Sukman, serta 2 calon rektor lainnya di luar kampus IAIN Sorong), Irjen berpesan untuk bersiap memberikan yang terbaik.
“Jadi bapak itu harus memberikan kongkritnya, ini IAIN Sorong 4 tahun kedepan mau dibawa apa, jangan cita-cita langit gitu lho pak, mau jadi IAIN kelas dunia yang setara dengan dunia mana, langit mana, tidak usah pak, tidak usah,”ujar Irjen yang disambut sentum-senyum simpul dari para calon rektor dan peserta acara silaturahmi.
Yang disarankan kepada para calon rektor agar dalam memaparkan visi misinya melihat IAIN Sorong itu selevel dengan perguruan tinggi mana.
“Jadi kita harus identifikasi dulu, yang diatas kita yang mana, jadi jangan cita-cita menjadi UIN Syarif Hidayatullah, kejauhan, karena bapak (calon rektor) 4 tahun. Oh 4 tahun itu kami targetnya perguruan tinggi menjadi unggul, apa yang bapak persiapkan untuk menjadi unggul,”ulasnya membuka kisi-kisi uji calon rektor.
Dalam acara silaturahmi, Irjen juga mendorong IAIN Sorong untuk membuka fakultas dengan prodi yang lebih banyak lagi. Saat ini, IAIN Sorong memiliki 2 fakultas yakni Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Syariah dan Dakwah. Sementara ada 10 program studi yakni 1 prodi di S2 dan 9 prodi di S1.
“Saya minta yang penting teman-teman di IAIN Sorong harus inovatif, supaya daya tarik mahsiswa masuk ke IAIN Sorong itu lebih banyak. Karena coba aja dosen kalau mahasiswa hanya ada 5 orang di kelas semangat ngga belajarnya, jadi harus kreatif, inovatif,”ujar Irjen Dr Faisal Ali Hasyim yang ditemui usai meninjau Library IAIN Sorong.
Lebih lanjut dikatakan oleh Irjen, inovatif yang disarankan itu adalah bagaimana IAIN Sorong mampu menciptakan keunggulan-keunggulan yang bisa jadi iconnya IAIN Sorong.
“Misalnya center apa, jadi orang kalau mau belajar apa, ada di IAIN Sorong. Untuk ciptakan keunggulan itu ya apakah dosen, apakah prasarana harus dipersiapkan denngan baik. Bagaimana mengalokasikan anggaran dengan efektif,”tandas Irjen yang mengenakan kemeja batik Papua hijau bercorak burung cenderawasih.
Terkait dengan usulan alih status IAIN Sorong jadi UIN, Irjen mengatakan, “Saya dukung penuh, yang namanya Irjen pasti saya berikan dukungan, apalagi pak menteri sudah mengusulkan, ya mohon doa juga karena kalau terlalu jauh juga repot kan, ya tergantung teman-teman di sini (IAIN Sorong) juga,”tandasnya seraya tersenyum,
Sebelumnya dalam sambutannya pada acara ramah tamah , Rektor IAIN Sorong Prof Dr Hamzah Khaeriyah, M.Ag memuji kepemimpinan Irjen Dr Faisal Ali Hasyim yang banyak memberikan perubahan di lingkup Kemenag RI.
Bahwa berdasarkn hasil Rakernas, ada 6 point yang menjadi target dan harus dilaporkan oleh Rektor, salah satunya tentang sertikat halal
Di IAIN Sorong ada halal center yang kini memilik 109 orang pendamping. Rektor Prof Hamzah menyebutkan, dalam kampanye wajib halal 2024 (WHO24), Halal Center IAIN Sorong menargetkan pada 1 Oktober menerbitkan kurang lebih 10 ribu sertifikat halal.
Terkait dengan 10 program studi yang dimiliki IAIN Sorong, rektor juga melaporkan tahun ini diharapkan 3 prodi yang dalam proses pengusulan menambah jumlah prodi di IAIN Sorong.
Selain itu Rektor IAIN Sorong Prof Hamzah juga mengungkapkan kebijakan yang tengah dibangun yakni terkait percepatan guru besar dan percepatan doktor. “Program doktor ini Kalau pulang semua maka jumlah doktor kami ada 22 orang , selain itu juga ada dari LPDP sekitar 4 orang dari jumlah dosen 71 orang,”sebut Prof Hamzah.
Kepada Irjen, Rektor IAIN Sorong menjelaskan tentang upaya perjuangan mewujudkan IAIN Sorong jadi universitas. Obsesi menjadikan IAIN Sorong menjadi universitas merupakan agenda strategis dari Prof Hamzah saat dirinya dilantik pada 1 April tahun 2020 lalu.
Terkait dengan usulan alih staus IAIN Sorong jadi UIN, Irjen mengatakan, “Saya dukung penuh, yang namanya Irjen pasti saya berikan dukungan, apalagi pak menteri sudah mengusulkan, ya mohon doa juga karena kalau terlalu jauh juga repot kan, ya tergantung teman-teman di sini (IAIN Sorong) juga,”tandasnya seraya tersenyum.
Pantauan saat mengikuti rangkaian kunjungan Irjen di Kampus IAIN Sorong Kamis sore (7/3) Dr Faisal Ali memuji suasana kampus IAIN Sorong. Hal ini terlihat saat menyusuri koridor kampus menuju ke Library, Ia melihat di kanan kiri ada tanaman yang menyegarkan mata. “Kalau seperti ini melihatnya juga mata jadi segar,”tandasnya.
Sementara saat meninjau library IAIN Sorong yang baru dibangun, Irjen berharap untuk menerapkan transformasi digital.(ros)