Forum Memperjuangkan Hak-hak Dasar Orang Asli Papua
SORONG-Forum Komunikasi Putra Putri Pepera Irian Barat 1969 (FKP3-IB) mendaftarkan diri ke Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Papua Barat Daya, Senin (25/3).
Ketua Umum Forum Komunikasi Putra Putri Pepera Irian Barat, Ir.Viktor Salossa,S.Pd.ST.MT mengatakan bahwa Forum ini dibentuk berdasarkan atau berangkat dari sejarah.
“Di mana orang-orang tua kami terutama yang berada di Sorong Raya yang berjumlah 125 orang, yang pada saat itu pembagian dalam voting dari total di tanah Papua berjumlah 1.000 lebih. Nah, 125 orang ini adalah orang tua kami semua sudah meninggal,” katanya didampingi Sekretaris Umum Forum Komunikasi Putra Pepera Irian Barat Dey Imbiri juga beberapa pengurus Robert Konjol, Max Yekwan, Yosep Rubiak, Cristian Bisay dan Fera Janis.
Dijelaskan bahwa Pendaftaran di Kesbangpol secara administrasi yaitu dari sisi badan hukum dan dari Kementerian Hukum dan HAM, agar forum ini akan menjadi mitra dari Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya terutama terkait hal pembinaan kewarganegaraan dan kebangsaan.
“Kami yang ada ini melihat bahwa penting untuk bagaimana kita membangun kembali komunikasi, silaturahmi orang tua-orang tua kita saat itu. Sehingga melalui forum untuk merangkul kita generasi atau angkatan baru yaitu yang disebut dengan putra-putri Pepera,” jelasnya.
“Ini untuk kita melihat sejarah perjalanan perjuangan dan apa maksudnya daripada orang tua-orang tua kita saat itu, dengan pemikiran mereka,” sambungnya.
Menurut pria murah senyum ini bahwa Untuk program Forum Komunikasi Putra Pepera Irian Barat yaitu ada yang jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
“Untuk jangka pendek yaitu pembenahan secara internal di forum bagaimana kita bisa sosialisasikan forum ini secara berjenjang di masyarakat,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Viktor bagaimana pihaknya mendekatkan diri terutama ke keluarga atau memperhatikan bangunan-bangunan sejarah yang ditinggalkan.
“Misalnya dimana ada tugu Pepera, kemudian saat itu ada juga lapangan Hokky, yang sekarang sudah menjadi stadion Bewela,” jelasnya.
“Artinya bagian-bagian yang kita akan sentuh terutama kita melihat bagaimana kita mengangkat harkat orang-orang Papua, terutama dalam di sektor pendidikan dan kesehatan,” sambungnya.
Viktor yang juga menjabat Kepala Dinas Perhubungan Papua Barat Daya ini berharap dengan terbentuknya forum ini akan semakin banyak yang terpanggil bersama-sama dengan kita untuk bergandengan tangan bersama-sama untuk dan bagaimana mendorong atau memperjuangkan hak-hak dasar OAP.
“Orang asli Papua secara khususnya dan Nusantara secara umumnya, yang ada di tanah Papua khususnya ada di wilayah Provinsi Papua Barat Daya,” pungkasnya.(zia)