SORONG-Sektor Bisnis dan Media massa terutama Jurnalis memiliki peran untuk mengurangi dampak krisis iklim, dengan mengusung tema bertajuk “Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Iklim” Perkumpulan Green Press Indonesia (GPI) dan mitra utama PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJ Group) menggelar Workshop Jurnalis yang diselenggarakan di Vega Hotel Sorong selama 2 hari, Rabu (28/2) – Kamis (29/2).
Krisis iklim menjadi bahaya nyata yang mengancam eksistensi seluruh kehidupan. Terutama keanekaragaman hayati satwa dan tumbuhan di seluruh dunia. Sektor bisnis dan media massa, terutama para jurnalis atau wartawan adalah 2 pihak yang dapat berperan besar membantu mengurangi dampak krisis tersebut. Sehingga tidak mengancam keselamatan, keamanan dan kesejahteraan masyarakat/publik.
Ketua Green Press Indonesia, IGG Maha Adi mengatakan dalam workshop Green Press Indonesia menyampaikan beberapa materi overview mengenai pengelolaan biodiversity terkait dengan dampak perubahan iklim yaitu bagaimana pemerintah Indonesia berupaya menjaga biodiversity.
“Agar tidak terkena dampak perubahan iklim yang terlalu besar dengan memenuhi komitmen seperti program-program penurunan emisi, target-target penurunan emisi tahun 2060,” katanya.
Dikatakan bahwa, secara umum disampaikan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang akan menderita perubahan iklim cukup besar.
“Karena terletak di daerah tropis, terutama perubahan iklim yaitu kenaikan suhu,” ungkapnya.
Menurutnya, Perubahan Iklim atau kenaikan suhu yang akan terjadi di Manokwari, Papua Barat termasuk di Sorong, Papua Barat Daya.
“Nah, ada satu daerah yaitu Manokwari yang di Papua Barat yang diperkirakan akan menjadi salah satu daerah di dunia, yang menderita kenaikan suhu,” sambungnya.
Lanjutnya, Tapi sampai saat ini pemerintah Indonesia belum menyampaikan, belum mengkonfirmasi mengenai kenaikan suhu di Manokwari dan di Sorong.
“Tapi dengan adanya pembentukan Provinsi konservasi dengan Perdasus. Kami sebagai jurnalis di Green Press sangat luar biasa support sekali Pemerintah Papua Barat Daya karena membuat upaya untuk memproteksi biodiversity,” katanya.
Dirinya meyakini bahwa akan datang banyak dana bantuan hibah dari luar negeri, bukan hanya dana tapi juga bantuan tenaga ahli untuk memberikan manfaat ekonomi, manfaat sosial kepada masyarakat terutama masyarakat lokal.
“Kami yakin bahwa akan ada solusi, ada jalan tengah antara ekonomi dan pembangunan. Jadi tidak bisa dipertentangkan karena banyak sekali negara yang lingkungannya bagus, dan ekonominya juga bagus,” pungkasnya.
Selanjutnya, Narasumber lainnya dari Green Press Indonesia yakni Untung Widiyanto mantan Editor Lingkungan Majalah TEMPO menyampaikan mengenai biodiversity dan perubahan iklim.
Adapun Videografer Trust TV dan juga mantan fotografer SCTV &Inews, Agam Sofjan memberikan materi mengenai tips dan trik pengambilan audio visual, video dan foto untuk biodiversity.
Sedangkan Pemateri dari ANJ Group, Head Of Conservation ANJ, Nardiyono menyampaikan materi Pengelolaan biodiversity dan program pengurangan emisi GRK dalam operasi PT ANJ.
Kemudian, Director of Sustainability and Corporate Communications ANJ Group, Nunik Maharani mengatakan bahwa saat ini, isu yang seksi untuk dibahas yakni isu lingkungan, climate change, dan biodiversity.
Sehingga, 3 isu tersebut yang dibahas dalam workshop bersama Jurnalis di Kota Sorong Papua Barat Daya.
“Lingkungan, climate change, biodiversity itu isu yang seksi untuk dibicarakan, itu substansinya,” katanya.
Lanjutnya, Tapi kemudian jika bicara kompetensi maka apakah Jurnalis di Papua Barat Daya sudah cukup paham ketika membahas climate change.
“Apa sih, yang dimaksud dengan climate change?. Kemudian apa-apa saja perubahan yang harus diketahui oleh seorang jurnalis dan dampaknya,” ungkapnya.
“Lalu apa yang dilakukan oleh perusahaan untuk memitigasi dampak-dampak itu. Kalau substansinya sudah dapat, maka bagaimana mewartakannya. Apakah itu dalam bentuk tulisan, gambar atau visual,” sambungnya.
Kemudian, kata Perempuan yang murah senyum ini bahwa workshop ini dilaksanakan selain membahas, yaitu yang pertama adalah Substansi, yang kedua Kompetensi Jurnalis, dan ketiga untuk relasi yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan ANJ.
“ANJ tidak hanya untuk menjaga relasi dengan media. Tetapi juga meningkatkan apa yang sudah kita (ANJ) lakukan dalam program-program sebelumnya. Jadi tiga hal tadi. Substansi, Kompetensi dan juga Relasi,” pungkasnya.
Salah satu, Jurnalis Media Online, Trisna menyampaikan ucapan terima kasih kepada Green Press Indonesia dan ANJ Group, karena bersama keempat belas jurnalis lainnya diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan workshop tersebut.
“Terima kasih Green Press Indonesia dan ANJ Group yang telah mengundang saya. Senang bisa mengikuti workshop yang memberikan banyak ilmu jurnalistik oleh wartawan senior yang berpengalaman,” ungkapnya.(zia)