SORONG-Enam rumah kontrakan di Kompleks Rufei, Kota Sorong hangus terbakar. Polisi menduga penyebab kebakaran tersebut karena ledakan kompor gas salah seorang warga memasak minuman keras (miras) jenis Cap Tikus.
Kapolresta Sorong Kota Kombes Happy Perdana Yudianto membenarkan peristiwa kebakaran tersebut. Kombes Happy mengatakan ada enam rumah kontrakan yang hangus terbakar diduga salah seorang warga masak miras.
“Iya, ada 6 barak yang terbakar. Mungkin ada sedang memasak (Cap Tikus) namun lupa mematikan kompor akhirnya terjadilah kebakaran. Sementara masih dalam keadaan lidik dan pemeriksaan saksi,” jelasnya kepada wartawan, Kamis (1/2).
Happy menuturkan hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki penyebab kebarakan tersebut. Pihaknya juga sedang mengejar pelaku.
“Indikasinya cap tikus tapi kami masih dalami lagi. Pelakunya masih dalam pengejaran dan sudah kami kantongi data-datanya . Pelaku sementara informasinya 1 orang, tapi masih kali lidik,” ungkapnya.
Ketua RT 01 RW 03 Maurid menambahkan kebakaran itu terjadi di RT 01 RW 03, jalan Singkarak, Rufei, Kelurahan Pal Putih, Distrik Sorong Barat, Kota Sorong, sekitar pukul 04.00 WIT. Awalnya warga melihat api dari salah satu rumah kontrakan.
“Saya tidak tau dia (pelaku) sedang memasak di sini. Tapi warga bilang dia ada memasak miras cap tikus dengan menggunakan kompor gas dan solar baru di pompa,” terangnya.
Maurid mengungkap sudah sering menegur pelaku agar tidak memasak miras di lingkungannya. Hanya saja pelaku selalu berdalih bahwa itu adalah mata pencariannya.
“Kami sebagai tetangga malu hati tidak mau melapor karena katanya mata pencariannya. Saya sudah ulang-ulang tegur tapi saya tidak tahu kalau dia ada masak di sini tempatnya padahal tempat lingkungan yang sempit dia berani sekali. Baru orang itu tidak punya identitas yang jelas,” ungkapnya.
Dia melanjutkan beruntung tidak ada korban jiwa dalam kebakaran tersebut. Ada 12 kepala keluarga (KK) kehilangan harta bendanya.
“Ini ada 12 KK atau yang terbakar ini ada 5 kos dan tidak ada korban jiwa hanya harta benda. Kami masih belum tahu cara bagaimana melapor ke dinas sosial,” pungkasnya.(rin)