Target Cetak Magister Menuju Indonesia Emas
AIMAS – Organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) akan genap berusia 101 tahun pada 28 Januari, besok. Momen tersebut turut diperingati NU Kabupaten Sorong dengan acara syukuran dan istigotsah pada Sabtu (27/8), bertempat di Sekretariat NU Kabupaten Sorong.
Ketua Panitia hari lahir (Harlah) NU ke-101, Akhmadi, SH, MH mengatakan, dalam rangkaian perayaan Harlah NU tersebut juga dilaksanakan pelantikan Majelis Wilayah Cabang (MWC) dan Ranting NU se-Kabupaten Sorong.
“Ada 7 MWC yang akan dilantik mewakili 7 distrik. Diantaranya MWC Distrik Aimas, Mariat, Mayamuk salawati, Klamono, Malabotom dan Moisegen. Untuk ranting, ada 31 ranting tingkat Desa, Kampung dan kelurahan,” ujar Akhmadi dalam laporannya.
Sementara itu, Ketua NU Kabupaten Sorong Rofiul Amri, S.Pd, M.Pd.I mengungkapkan secara terpusat Harlah NU ke-101 tahun dilaksanakan di Universitas NU Yogyakarta. Dimana pada Harlah ke-101 kali ini, PBNU mengusung tema Memacu Kinerja Mengawal Kemenangan Indonesia. Tema tersebut dipilih sesuai dengan momen pesta demokrasi yang akan dihadapi Indonesia pada 14 Februari nanti.
“NU telah melewati masa 1 abadnya, dan kini NU telah memasuki abad keduanya. Harlah adalah momen yang sangat strategis untuk meningkatkan performa organisasi, sebab NU merupakan organisasi islam terbesar dengan presentase 56%,” kata Rofiul Amri.
Dengan besarnya NU, bukan tidak mungkin jika NU banyak dilirik para politikus terutama saat momen Pemilu seperti saat ini. Namun guna tetap menjaga netralitas organisasi, pengurus besar (PB) NU mengambil sikap yang luar biasa menonaktifkan sementara seluruh pengurus NU yang saat ini ikut dalam kontestasi politik.
“Aturan ini berlaku bai pengurus NU di seluruh tingkatan, baik di pusat maupun di daerah. Termasuk di Kabupaten Sorong. Namun penonaktifan ini sifatnya hanya sementara, ketika nanti sudah tidak lagi berpolitik, silahkan kembali lagi untuk mengurus NU,” terangnya.
Menurutnya, menjaga netralitas adalah hal penting bagi NU yang juga sebagai benteng NKRI. Karena PBNU sendiri telah melambangkan keindonesiaan. P berarti pancasila, B berarti Bhineka Tunggal Ika, N berarti NKRI, dan U berarti UUD 1945. Empat hal itulah yang harus dipegang teguh PBNU.
Sesuai amanat, NU juga diharapkan bisa berkonsolidasi dai tingkat pusat hingga ke daerah dan tingkat bawah. Apalagi saat ini PCNUdi tiap daerah juga harus diakreditasi dengan minimal harus memiliki 11 lembaga diikuti pembentukan MWC dan rantingnya.
“Hari ini resmi terbentuk MWC dan ranting NU Kabupaten Sorong. Kami harap dengan ini akan semakin terbangun jejaring dari atas sampai bawah, sehingga proses penyelenggaraan kegiatan NU dapat membawa manfaat lebih besar untuk masyarakat,” ujar Rofiul Amri.
Plh Bupati Sorong melalui Asisten I Setda Kabupaten Sorong Bidang Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Adi Bremantyo, S.IP, M.Si menuturkan, di usia 101 tahun membuktikan bajwa NU sudah benar-benar matang akan pengalaman dan sejarah. Bahkan NU sudah ada sebelum Indonesia merdeka bahkan telah berkontribusi untuk kemerdekaan dan pembangunan bangsa.
Adi berharap, sesuai dengan tema yang diambil pada Jarlah tahun ini, NU dapat terus mengawal kesuksesan Indonesia dalam perayaan pesta demokrasi yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
“NU selaku Ormas terbesar juga sesuai dengan tema Jarlah yang dipilih, saya harap NU tidak Pernah bosan berkontribusi untuk negeri terutama dalam mengawal proses demokrasi Indonesia yang juga akan dihadapi dalam waktu dekat,” pesan Adi Bremantyo.
Rektor IAIN Sorong, Prof. Dr. Hamzah Khaeriyah, M.Ag dalam arahannya, mau’idzah hasanah menambahkan, NU selalu siap mendukung Indonesia dalam segala hal. Termasuk untuk mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045. Namun berbicara Indonesia Emas, salah satu infokatornya adalah SDM-nya.
“Harus kita pikirkan berapa banyak magister yang dimiliki NU saat ini. Lalu bagaimana target untuk di tahun yang akan datang. Bagaimana rekomendasi yang diberikan pengurus NU untuk mencetak Magister. Karena usia NU saat ini sudah 101 tahun, maka saya tantang kita semua untuk bisa mencetak 101 Magister dalam tiga tahun mendatang,” tantang Rektor IAIN Sorong Prof Hamzah.
Untuk merealisasikan target tersebut Rektor IAIN Sorong juga memgundang Ketua NU Kabupaten Sorong untuk menjalin MOU dalam waktu dekat.
Menurut Prof Hamzah, berdasarkan prediksi pada tahun 2045 Indonesia emas hanya akan ada sekitar 20% penduduk Indonesia yang bekerja, sementara 40% siaanya masih mencari kerja. Sehingga jika SDM-nya tidak dipersiapkan dari sekarang, itu akan menjadi ancaman.
“Kalau tidak dipersiapkan secara matang, akan menjadi ancaman tapi kalau kita lakukan langkah-langkah strategis ini menjadi peluang. Makanya komitmen mencetak 101 Magister ke depan itu itu akan menjadi modal besar bagi NU menuju Indonesia emas,” tandasnya. (ayu)