SORONG- Ketua DPD Gerindra Provinsi Papua Barat Daya, Oktasari Sabil, S.Sos M.Si yang juga Caleg DPR RI No 1 dari Partai Gerindra dinobatkan jadi anak ada di Kampung Yenbuba Distrik Meos Mansar Kabupaten Raja Ampat dan di Kampung Mega, Distrik Moraid Kabupaten Tambrauw.
Disaksikan masyarakat dan para tetua adat setempat, penobatan sebagai anat adat berlangsung dalam prosesi adat . Sebelum prosesi adat, kehadiran Oktasari Sabil diawali dengan prosesi penyambutan yang ditandai dengan injak piring dan rangkaian penyambutan lainnya yang berlangsung meriah.
Bahwa dirinya dinobatkan sebagai anak adat, Okta yang bersuamikan putera asli Fakfak mengaku sangat terkejut.
“Saya kaget juga, saya tidak tahu kalau mau dijadikan sebagai anak adat. Saya tidak kasi apa-apa, tidak memberikan apa-apa, tiba-tiba dinobatkan sebagai anak adat, kan kaget juga,”ujarnya.
Bahwa apa yang dilakukan oleh kepala kampung Yenbuba dan Mega merupakan penghargaan terhadap dirinya. Karena itu Oktasari pun menyampaikan apreseasi yang mendalam bagi masyarakat di Kampung Yenbuba dan Kampung Mega.
“Penyambutan dengan rabana, disitu saya langsung bilang, ya Allah Alhmudulillah, ternyata jauh-jauh di kampung ada orang yang menyayangi saya sehingga saya dinobatkan sebagai anak adat dan itu sangat sesuatu bagi saya. Padahal saya tidak pernah menyuruh atau merencanakan itu,”ujar Okta kepada Radar Sorong.
Penobatan sebagai anak adat, mengandung makna bahwa dirinya telah diterima secara penuh oleh para tetua adat dan masyarakat setempat. “Yang pastinya sebagai anak, bagian dari kampung itu, otomatis memberikan yang terbaik bagi kampung itu dan tidak boleh melupakan kampung itu, dan kapanpun saya mau datang mereka akan selalu welcome,”terang Okta kepada Radar Sorong.
Lebih lanjut, Oktasari Sabil yang ditanya apakah penobatan sebagai anak adat ini terkait politik, dikatakan,”Kalau politik sih tidak juga ya. Ada banyak orang berpolitik tidak dikasi “.
Ia menilai penobatan sebagai anak adat itu dapat terjadi karena ada ikatan emosional dengan dirinya. “Saya kan ke Raja Ampat bukan hanya tahun ini saja, 2009 lalu saya sudah turun lho ke Raja Ampat,”ungkapnya.
Lanjut dikatakan, penobatan sebagai anak adat ini juga dapat terjadi pergerakan yang sudah Ia lakukan di Tanah Papua Barat Daya yang menjadikan itu sebagai salah satu bentuk bahwa meskipun dirinya sudah jauh tetapi Ia ingat dan kembali bertemu dengan masyarakat, padahal belum jadi apa-apa.
“Saya diterima di kampung Mega dan Yenbuba itu kan sesuatu banget, tidak semua orang bisa dapat itu , ya ngga. Apreseasilah yang luar biasa mendapatkan kasih sayang dari kampung tersebut,”ucap Okta.
“ Itu saja sih yang saya lihat ya, karena waktu mau menobatkan saya tidak diinfokan bahwa saya mau dinobatkan jadi anak adat. Saya tidak diinfokan, sama sekali saya tidak tahu,”tutur Okta seraya mengatakan yang pasti Ia bahagia dan sangat senang mendapatkan keluarga baru,apalagi keluarga besar Kampung Yenbuba di Kabupaten Raja Ampat dan Kampung Mega Kabupaten Tambrauw.
Meski penobatan anak adat itu tidak terkait dengan politk secara langsung, namun ibu cantik ini tidak memungkiri bahwa pada prinsipnya, ketika masyarakat di dua kampung tersebut (Yenbuba dan Mega) ingin melihat dirinya memberikan yang terbaik bagi kampung terseburt maka tentunya memang dalam Pemilu 14 Februari mendatang, hati masyarakat sepenuhnya sudah ada pada dirinya. “Artinya memang mereka harus menjadikan saya, minimal suara di satu kampung itu buat saya full, ya kan,”tandasnya. (ros)