SORONG-Wakil Menteri (Wamen) Pertanian RI melakukan kunjungan kerja (Kunker) dengan mendatangi Pasar Sentral Remu. Dalam Kunker tersebut Wamen, Harvick Hasnul Qolbi mendengarkan keluhan penjual terkait kenaikan harga bumbu dapur hingga minimnya stok ayam lokal.
Pantauan Radar Sorong, Kamis (28/12) Wamen didampingu sejumlah staffnya turun ke Pasar Sentral Remu tatap muka dengan para penjual yakni mama-mama Papua, penjual sembaki, daging hingga bumbu dapur (Bapok).
Untuk harga beras hingga ayam masih kategori stabil. Hanya saja khususnya ayam lokal minim produksi karena banyak peternak ayam lokal yang banyak gulung tikar. Selain itu harga bumbu dapur khususnya cabai hingga tomat mengalami kenaikan.
Harga cabai lokal tembus Rp 120 ribu daei harga normal sekitar Rp 70 ribu. Harga tomat tembus Rp 40 ribu dari harga normal Rp 15 ribuan. Kenaikan harga bumbu dapur ini terjadi menjelang perayaan natal hingga saat ini.
Para pedagang khususnya mama-mama Papua mengeluhkan kondisi pasar, dimana mereka masih saja berjualan di jalan (aspal).
Mendengar hal tersebut, Wamen Pertanian RI Harvick Hasnul Qolbi menjelaskan rata-rata harga bahan pokok cukup stabil. Kendati, ada kenaikan harga pasa cabai kemungkinan adanya inflasi. Sementara itu bawang merah dan bawang putih masih stabil.
“Untuk selisih kenaikan harga cabai tidak jauh juga. Hanya selisi 5 hingga 10 ribu tergantung jenisnya tapi yang meningkat lebih ke cabai rawit yang signifikan. Kalau harga bawang merah dan bawang putih masih relatif. Kalau kita lihat dari segi produksinya ketersediaan stoknya cukup stabil. Kita jaga agar kestabilan dan keseimbangan harganya antara pedagangnya terus masyarakat pembelinya juga memang bisa mampu tetap stabil pembeli juga tidak terlalu mahal tapi pedagang tetap untung,” jelasnya kepada awak media.
Wamentan mengatakan konsen tingkatkan daya beli masyarakat adalah strategi agar bahan pokok tetap stabil. Sebab, percuma bila pemerintah menekan harga bapok agar tetap murah sementara masyarakat masih tetap tidak bisa membeli.
“Bapak Presiden menitipkan pesan lebih konsen pada kemampuan daya beli masyarakat. Percuma juga kalau kita tekan harganya untuk murah tapi masyarakat tidak mampu membeli sama saja,” ungkapnya.
Sementara itu, Wamen juga meminta agar induk sapi potong harus diadakan di wilayah Papua Barat Daya. Dan juga para petani haru menanam jagung untuk stok pangan bagi ayam lokal.
“Soal masalah indukan sapi potong ini harus kita perbanyak di Papua Barat Daya ini. Kita juga akan memperbanyak peternak-peternak lokal sebab pasokan pakan ayam ini ternyata bukan dari Papua, tapi dari Jawa. Nah, ini yang perlu kita pikirkan dan kita tindaklanjuti dengan bisa jagung itu ditanam di sini sehingga harga pakannya bisa murah,” pungkasnya.(rin