SORONG-Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertanahan (LHKP) Provinsi Papua Barat Daya (PBD) Launching buku berjudul “Fajar Merekah di Papua Barat Daya”. Launching tersebut dilaksanakan di salah satu hotel di Kampung Baru, Senin (18/12).
Buku tersebut memiliki jumlah halaman 243 lembar yang diterbitkan atas kerjasama Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertanahan (LHKP) Provinsi Papua Barat Daya (PBD) dan Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Papua Barat (PB).
Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Papua Barat, Prof. Dr.Charlie Danny Heatubun, S.Hut,M.Si, mengatakan bahwa penerbitan buku ini didasari dengan melihat potensi yang begitu besar di Provinsi Papua Barat Daya.
“Sehingga akan memberikan gambaran tentang potensi provinsi yang baru saja terbentuk ini. Selain itu juga, merangsang untuk meningkatkan daya saing daerah dan memberikan informasi-informasi terutama terkait dengan pembangunan berkelanjutan,” katanya.
“Artinya bahwa teman-teman di provinsi baru ini akan memulai sesuatu, mengembangkan atau membangun provinsi ini ke depan itu tidak memulai dari sesuatu yang kosong. Karena sudah ada potensi-potensinya seperti di Raja Ampat itu wisatanya suda ada,” sambungnya.
Menurutnya bahwa Waktu yang diberikan ketika menyusun buku tersebut sangat singkat. Tetapi kata Prof.Charlie bahwa buku ini akan terus bisa menjadi sesuatu yang awal untuk bisa diupdate, dikembangkan sesuai dengan perkembangan.
“Ada banyak mungkin foto yang kurang atau informasi data yang kurang. Tapi kita berharap dengan berjalannya waktu, kemudian teman-teman OPD terlibat ini akan menambah dan memperkaya.Pesan-pesan yang ada, sesuai dengan judul bukunya Fajar Merekah di Papua Barat Daya,” katanya.
Lanjutnya, Artinya ini menjadi sesuatu yang bagaimana hari yang baru, provinsi yang baru, itu akan membawa masa depan yang cukup baik bagi daerah ini, tanah Papua, dan bagi Indonesia.
“Pesan-pesan pembangunan berkelanjutannya juga, untuk bagaimana kita sedang berjuang bersama-sama untuk mencegah perubahan iklim, pemanasan global, menjadikan dunia ini lebih ramah untuk bisa kita hidup,”pungkasnya.
Dari pantauan Radar Sorong launching Buku Fajar Merekah di Papua Barat Daya dilakukan oleh Pj Gubernur PBD, Dr.Drs.Mohammad Musa’ad, M.Si diwakili Staf Ahli Ekonomi dan Pembangunan, George Yarangga, A.Pi.MM didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertanahan Provinsi Papua Barat Daya Julian Kelly Kambu,ST.M.Si dan Prof. Dr.Charlie Danny Heatubun, S.Hut,M.Si.
Sementara itu, Pj Gubernur PBD, Dr.Drs.Mohammad Musa’ad, M.Si melalui Staf Ahli Ekonomi dan Pembangunan, George Yarangga, A.Pi.MM, mengatakan bahwa Pemerintah memberikan apresiasi dan menyampaikan ucapan terima kepada Prof. Dr.Charlie Danny Heatubun, S.Hut,M.Si, dan tim Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Papua Barat.
“Terima kasih juga kepada Dinas LHKP PBD yang telah menginisiasi untuk penyusunan buku Fajar Merekah di Papua Barat Daya,” katanya.
Lanjutnya, Tentunya dirinya berharap bahwa dengan adanya buku ini menjadi potret dari Provinsi Papua Barat Daya, menjadi informasi dan juga merupakan arah kebijakan pemerintah daerah kedepan dalam mengisi pembangunan yang ada.
“Tentunya kita harus bisa menjaga pemerintah kedepan untuk pembangunan yang berkelanjutan harus lebih hati-hati ketika kita mau pembangunan. Pariwisata di Papua Barat Daya kita punya beberapa potensi yang ada. Misalnya Raja Ampat Raja Ampat, orang banyak datang ke sini ingin melihat keindahan potensi yang ada maupun keindahan terumbu karang,” katanya.
Ia menambahkan potensi lainnya seperti Danau Uter, Kali Kaca di Maybrat, Seribu Satu Sungai di Sorong Selatan dan Hutan Tropis di Tambrauw. Berbagai macam potensi yang ada di sana dan ini harus dijaga. Sehingga membangun sesuatu untuk berkelanjutan.
“Saya kira buku ini penting, baik untuk tamu atau orang yang datang dari luar Provinsi Papua Barat Daya yang untuk membaca informasi yang ada pada buku tersebut,” katanya.
George beharap agar buku tersebut diperbanyak, diberikan ke dinas terkait seperti dinas pendidikan agar anak-anak bisa membaca dan mengetahui potensi yang ada di Papua Barat Daya.
“Supaya mereka (anak sekolah) juga tahu dan buku ini juga kalau boleh ada dua versi bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Jadi dibuat Galeri misalnya di bandara maupun di pelabuhan Marina agar tamu-tamu yang datang bisa saja membaca agar mengetahui yang baru potensi yang ada di Papua Barat Daya,”pungkasnya.(zia)