Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Ditjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menggelar forum literasi demokrasi bagi generasi muda di Manokwari, Papua Barat, Kamis.
Kegiatan bertema ‘Semangat Sumpah Pemuda untuk Tanah Papua’ menghadirkan narasumber Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Papua Victor Rumere, dan Public Figure Co-Founder Sehati Sebangsa Indonesia Foundation Jeni Karay.
Ketua Tim Kerja Informasi dan Komunikasi Politik dan Pemerintahan Ditjen IKP Kemenkominfo Agus Tri Yuwono mengatakan, generasi muda merupakan generasi penerus yang memiliki peran penting dalam merealisasikan percepatan pembangunan Papua.
Oleh karena itu, sudah semestinya generasi muda Papua mengaplikasikan semangat dari Sumpah Pemuda 1928 melalui aktivitas positif dan bermanfaat bagi masa depan.
“Generasi muda Papua merupakan bagian dari pewaris masa depan bangsa dan negara,” kata Agus.
Menurut dia peningkatan wawasan kebangsaan bagi generasi muda menjadi hal yang terpenting, sehingga mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi digital.
Kompleksitas persoalan tersebut dapat diantisipasi melalui peningkatan pemahaman generasi muda terhadap nilai-nilai nasionalisme yang terkandung dalam Sumpah Pemuda 1928.
“Penguatan nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan bermanfaat untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia,” ucap Agus.
Dia juga mengajak generasi muda Papua Barat berpartisipasi menyukseskan pelaksanaan pesta demokrasi tahun 2024 untuk memilih calon presiden, wakil presiden, anggota legislatif, bupati/wali kota dan gubernur.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, jumlah pemilih pada tahun 2024 didominasi oleh generasi muda lebih kurang 52 persen.
“Bonus demografi tentunya sangat memengaruhi situasi pemilu untuk masa depan bangsa,” ujar Agus.
Di tahun politik, kata dia, semangat sumpah pemuda dapat dijadikan momentum peningkatan sinergi kolaborasi antarpemuda di Tanah Papua.
Hal itu memberikan efek positif terhadap tatanan demokrasi yang lebih baik demi mencapai kemajuan bangsa dan negara hingga masa mendatang.
“Mari sama-sama satukan visi kebangsaan menuju tatanan demokrasi yang lebih baik di Tanah Papua,” ujar Agus Tri Yuwono.
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Papua Victor Rumere menuturkan, generasi muda membutuhkan ruang dan kesempatan untuk berkontribusi dalam setiap proses pembangunan.
Kondisi itu dipengaruhi sejumlah faktor misalnya potensi yang dimiliki oleh masing-masing generasi muda belum teraktualisasi dengan maksimal.
“Selama ini belum banyak ruang yang diberikan bagi pemuda untuk terlibat langsung dari proses pembangunan,” tutur Victor.
Ia mengapresiasi penyelenggaraan lokakarya peningkatan literasi demokrasi bagi generasi muda Papua yang diinisiasi oleh Ditjen IKP Kementerian Kominfo.
Lokakarya tersebut harus dilakukan secara berkala agar esensi sumpah pemuda tidak tergerus oleh perkembangan teknologi digital.
“Lokakarya atau seminar-seminar bernuansa literasi sangatlah penting, kalau tidak generasi muda merasakan kehilangan esensi,” ucap Victor.
Prioritas pendidikan
Pendidikan formal maupun non-formal menjadi hal terpenting dalam membentuk karakter generasi muda Papua yang semakin andal, berdaya saing, bertanggung jawab, dan berjiwa nasionalisme.
Oleh karena itu, Public Figure Co-Founder Sehati Sebangsa Indonesia Foundation Jeni Karay menyarankan setiap generasi muda Papua harus memanfaatkan waktu dan perkembangan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas diri.
“Kalau kalian menjadi pemuda dan pemudi yang berkualitas, masa depan kalian semakin cemerlang. Jangan hanya urus percintaan, cinta tidak sekerdil itu,” kata Jeni Karay.
Menurut dia pendidikan akan mengubah cara berpikir generasi muda Papua yang lebih modern, kreatif dan inovatif sehingga dapat menjawab tuntutan dari perkembangan zaman.
Berbekal ilmu pengetahuan tersebut, generasi muda Papua semakin percaya diri menyampaikan ide dan gagasan demi pembangunan Tanah Papua yang lebih baik pada masa mendatang.
“Perluas pergaulan, baca buku, dan libatkan diri dalam organisasi-organisasi kemahasiswaan supaya wawasan semakin luas,” tutur Jeni Karay.