Pengamanan Pemilu 2024, Polres Sorong Simulasi Sistim Pengamanan Kota
AIMAS – Bertepatan dengan perayaan HUT Otsus ke-22 tahun, Selasa (21/11) sejumlah masyarakat Kabupaten Sorong melakukan aksi unjuk rasa di Alun-Alun Aimas Kabupaten Sorong. Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes masyarakat yang kecewa lantaran namanya tidak ada dalam daftar pemilih tetap (DPT) pada Pemilu 2024.
Dalam orasinya para pendemo menuding bahwa ada kecurangan yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilu, yakni KPU dan Bawaslu. Sebab berdasarkan data yang ada, banyak dari DPT yang tidak sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
Beberapa demonstran mengaku telah lama tinggal di Kabupaten Sorong namun namanya tidak ada dalam DPT. Sementara banyak orang yang tidak dikenal bahkan ada yang sudah meninggal, namun namanya masih terdaftar.
“KPU dan Bawaslu tidak netral, KPU dibayar. Kami ini orang lama, sudah puluhan tahun di Kabupaten Sorong tapi tidak terdaftar. Tapi orang-orang yang kami tidak kenal, bahkan ada yang orangnya sudah meninggal justru ada namanya di DPT. Ini jelas sekali KPU dan Bawaslu bermain,” ujar Yusril selaku Koordinator lapangan dalam aksi demo tersebut.
Oleh sebab itu, Yusril dan kawan-kawannya meminta agar KPU dan Bawaslu segera Melakukan perubahan DPT sesuai dengan kondisi yang ada saat ini. Jika permintaan tersebut tidak dipenuhi, terpaksa massa meminta agar Ketua KPU dan Ketua Bawaslu mundur dari jabatan.Massa yang semakin emosi juga mengancam akan menduduki Kantor KPU jika permintaannya tidak diindahkan.
Beberapa saat setelah berorasi, massa kemudian bersiap melakukan long march menuju Kantor KPU Kabupaten Sorong. Mendengar adanya rencana tersebut, sejumlah anggota Polres Sorong berusaha menghalau dan berupaya untuk melakukan negoisasi. Sayangnya, arahan dari pihak kepolisian tidak digubris oleh massa aksi. Sebaliknya, massa aksi yang kadung kecewa justru membuat aksi demo damai tersebut menjadi tidak terkendali. Hingga terjadi bentrok antara massa pendemo dengan aparat kepolisian.
Massa terlihat berulang kali menyerang aparat kepolisian dengan melempar dan memukul aparat menggunakan peralatan yang ada di sekeliling mereka. Upaya Polres Sorong untuk membubarkan massa juga dilakukan dengan menerjunkan beberapa kendaraan taktis, termasuk pengendai huru-hara dan water canon.
Bukannya mundur, massa justru semakin brutal melakukan aksi bakar ban sambil terus menyerang ke arah aparat kepolisian. Ekskalasi anarkis yang semakin meningkat akhirnya membuat aparat terpaksa menerjunkan 1 pleton anti huru-hara Kompi Batalyon B Pelopor Satuan Brimob Polda Papua Barat bersenjata lengkap.Aparat sempat melayangkan beberapa kali tembakan peringatan dan semburan air menggunakan water canon demi memukul mundur massa aksi.
Sekitar 1,5 jam berseteru, massa akhirnya mundur setelah jatuh korban.Dalam aksi tersebut, 1 orang demonstran dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian, dan langsung dievakuasi oleh tim Dokpol Polres Sorong. Sementara 1 korban lainnya mengalami luka parah pada kaki kiri.
Usai bentrok usai, Tim Inafis Polres Sorong langsung melakukan olah TKP guna mengumpulkan sejumlah bukti. Sementara orang Yang diduga sebagai provokator dalam aksi tersebut juga telah diamankan di Mapolres Sorong. Demikianlah aksi simulasi sistem pengamanan kota (SISPAMKOTA) Polres Sorong dalam rangka pengamanan Pemilu 2024.
Kapolres Sorong, AKBP Yohanes Agustiandaru, SH, S.IK, MH mengatakan simulasi latihan ini dilaksanakan sebagaipersiapan akhir, baik personil maupun sarana prasarana termasuk cara bertindak dalam rangka Pengamanan pemilu 2024.
“Simulasi SISPAMKOTA ini adalah latihan apabila terjadi situasi kontijensi dalam rangka pengamanan unjuk rasa. Dimulai dari bagaimana menangani masa yang akan melaksanakan demo, kita negosiasi awal dan tahapan-tahapan tingkatannya dari hijau, kuning, merah hingga memerlukan keterlibatan dari personil Brimob,” ujar terangnya.
Kapolres berharap, dengan kerjasama seluruh pihak baik dari KPU, Bawaslu, pemerintah daerah, TNI/ Polri dan seluruh lapisan masyarakat, maka Pemilu 2024 dapat berjalan dengan aman dan kondusif.
Ketua KPU Kabupaten Sorong, Frengki Duwit, S.Hut sangat mengapresiasi jajaran Polres Sorong dan jajaran yang telah melaksanakan kegiatan simulasi SISPAMKOTA dalam rangka pengamanan Pemilu tahun 2024.
Dikatakan Frengki, dirinya yakin bahwa aksi massa yang brutal tersebut tidak akan terjadi di Kabupaten Sorong. Sebab selama ini pihaknya bersama seluruh stakeholder telah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan sangat baik untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kami sangat mengapresiasi pihak Polres Sorong dan jajaran yang telah mendesain skenario simulasi SISPAMKOTA hari ini. Namun harus diingat bahwa ini hanya simulasi. Sekali lagi, ini hanya simulasi jika kemungkinan kecil itu terjadi. Tapi saya yakin masyarakat di Kabupaten Sorong tidak akan berlaku anarkis seperti itu. Saya berharap dengan kerja keras dan peran kita semua pelaksanaan Pemilu tahun 2024 dapat berjalan dengan aman dan lancar,” tukasnya. (ayu)