AIMAS – Pemerintah Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya mendorong masyarakat lokal untuk mengembangkan kacang tanah dan kacang merah sebagai tanaman unggulan khas Maybrat yang bernilai jual tinggi.
Pj Bupati Maybrat, Bernhard Rondonuwu mengatakan, sebagai komoditas lokal asli dari Maybrat, kacang tanah dan kacang merah berpotensi mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat.“Kacang tanah ini ada hampir di seluruh wilayah Kabupaten Maybrat, tapi kacang merah hanya ada di wilayah Mare. Komoditas itu jadi unggulan kita sehingga berpotensi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ujar Pj Bupati Maybrat kepada Radar Sorong.
Guna meningkatkan nilai jualnya, pemerintah Kabupaten Maybrat melalui Dinas Pertanian bekerjasama dengan Dinas Perindagkop, juga membina masyarakat lokal untuk menciptakan branding terhadap produk tersebut.
“Maka setelah panen tidak bisa langsung dijual, harus diolah dulu. Sehingga yang dijual nanti bukan cuma produknya melainkan juga menjual nama (brand). Tentu saja Penjualan produk Penta dengan penjualan produk olahan nilai ekonominya pasti berbeda, lebih mahal produk olahan,” terangnya.
Saat ini, lanjut Pj Bupati, setelah dipanen, kacang tanah diolah menjadi kacang kulit oven dan dipacking menggunakan standing pouch lengkap dengan label/brand. Demikian pula kacang merah khas Mare yang dijual dengan kemasan serupa. Selain itu, kacang merah khas Mare juga dapat diolah lagi mejadi cake kacang merah.
“Demi proses pengolahan itu, para petani kacang ini belajar dari penghasil kacang di Minahasa yang didatangkan dan memberikan pelatihan kepada masyarakat selama sebulan di Maybrat,” beber Pj Bupati Bernhard.
Hasilnya, kata dia, kini masyarakat petani kacang sudah bisa mengola kacang yang telah dipanen, kemudian dipromosikan sebagai satu produk unggulan yang siap dibeli dengan harga terjangkau.Selain itu, komitmen Pemkab Maybrat dalam mengoptimalkan pengembangan komoditas kacang juga dilakukan melalui gerakan ‘ayo menanam’. Dimana bertani merupakan budaya juga salah satu mata pencaharian utama masyarakat Maybrat.
“Karena bertani adalah budaya masyarakat, maka kita coba kembalikan lagi budaya itu tentunya dengan membawa manfaat yang jauh lebih besar lagi untuk masyarakat,” kata dia.
Upaya berikutnya yakni dengan memberikan bantuan alat produksi kepada masyarakat petani kacang. Bantuan tersebut diberikan melalui OPD teknis, Dinas Pertanian Maybrat.
“Upaya lain adalah menyediakan pasar bagi petani kacang supaya hasil panen kacang yang kemudian diolah itu bisa terdistribusi dengan baik. Seperti saat ini kami menerima banyak permintaan dari luar kota. Jadi mereka adalah pasar terbesar kita saat ini. Namun kami belum bisa membuka akses yang luas karena kita masih terus memperkuat tanaman kacang di setiap wilayah sehingga nanti bisa menjawab permintaan pasar yang jauh lebih tinggi,“ tandas pria berdarah Manado itu. (ayu)