MENDENGAR langsung cerita warga di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) seperti di Kampung Susumuk Kabupaten Maybrat, bertahun-tahun lamanya menanti untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang murah, tentu kita yang terbiasa hidup di kota bersimpati. Namun kini, penantian warga akhirnya terjawab. Kini warga Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat Daya, sudah bisa menikmati harga BBM satu harga yang sama dengan warga lainnya di seluruh wilayah Republik Indonesia, yakni BBM Pertalite Rp10.000 perliter.
Laporan oleh Norma Fauzia Muhammad
SEPULUH lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga di wilayah se-Tanah Papua resmi beroperasi usai diresmikan Pertamina Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Sunardi, Komite BPH Migas Wahyudi Anas dengan pengguntingan pita secara simbolik. Sementara di Kabupaten Maybrat ditandai dengan pengisian perdana BBM Satu Harga oleh Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Edi Mangun di Kampung Susumuk Distrik Aifat Raya, Kamis 24 Oktober 2023.
Peresmian tersebut merupakan komitmen Pemerintah agar kebutuhan energi, khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM) dapat tersedia dengan cukup, mudah diakses dan harganya terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia, tak terkecuali bagi yang bermukim di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bersama badan usaha penugasan secara serentak meresmikan 29 penyalur BBM Satu Harga yang dipusatkan di 4 lokasi yaitu di wilayah Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan Jayapura, Provinsi Papua.
Termasuk di Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya. Peresmian ini menjadi kado indah kemerdekaan bagi masyarakat yang mendiami wilayah 3T.
Diketahui jarak tempuh dari Kota Sorong ke Kabupaten Maybrat, harus menempuh waktu selama 4 jam bahkan bisa sampai 5 jam atau lebih jika cuaca buruk.
Pemilik SPBU BBM Satu Harga di Kampung Susumuk, Distrik Aifat Raya Kabupaten Maybrat, Agustinus Saa mengaku berani membuka usaha SPBU BBM Satu Harga karena merasa peduli terhadap masyarakat, bahkan merasakan sendiri sulitnya untuk mendapatkan BBM karena jarak tempuh yang jauh dan harga yang mahal.
“Saya sudah lama tinggal di sini dan benar-benar merasakan betapa sulitnya BBM di wilayah Aifat Raya ini. Sebelum adanya BBM satu harga ini, kita di sini kalau mau isi bahan bakar, harus isi dari Kota Sorong dengan membawa jerigen. Saya melihat masyarakat ini yang tidak punya uang harus pergi beli minyak mahal-mahal, kalau tidak beli berarti tidak bisa pergi melakukan aktivitas mereka karena di Maybrat ini jalan itu cukup luas” ungkapnya.
“Sehingga Harga BBM satu harga ini sudah ditetapkan oleh Pertamina kepada seluruh masyarakat Indonesia termasuk di Kabupaten Maybrat. Makanya saya membangun SPBU BBM Satu Harga ini disini, supaya masyarakat tidak harus turun kota lagi. Cukup beli disini dengan harga yang sama dengan di kota,” tegasnya.
Agustinus menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Maybrat yang dengan tegas bahwa yang melakukan usaha penjualan BBM satu harga di Kabupaten Maybrat adalah Orang Asli Papua.
“Ada 4 sub suku di Kabupaten Maybrat, dan masing-masing sub suku tidak boleh menjual BBM satu harga di wilayah sub suku lainnya. Contohnya, kalau suku Ayamaru membangun SPBU, maka SPBU tersebut tidak boleh berada di wilayah Aifat,”jelasnya.
Dikatakan lagi, Pemerintah Kabupaten Maybrat juga mengutamakan masyarakat Papua yang ada di wilayah masing-masing. Pemerintah Kabupaten Maybrat telah mengeluarkan 16 izin BBM satu harga.
“Dari 16 izin tersebut, 12 izin sudah beroperasi. Kemudian dari 12 izin yang sudah beroperasi, direkturnya adalah orang asli Papua termasuk saya,” ungkapnya.
Ia menambahkan pada SPBU miliknya, diawal peresmian Pertamina sudah menyalurkan sebanyak 5 ton BBM Satu Harga untuk melayani seluruh masyarakat di wilayah Aifat Raya. Kemudian di hari peresmian sebagai ungkapan syukur, dirinya membagikan BBM secara gratis bagi roda 2 masing-masing 3 liter dan untuk roda 4 masing-masing 5 liter BBM.
“SPBU ini melayani 6 distrik atau 6 kecamatan, yaitu Distrik Aifat, Aifat Selatan, Aifat Timur, Distrik Aifat Timur Tengah, Distrik Aifat Timur Jauh, dan Distrik Aifat Timur Selatan,” katanya.
Pj Bupati Maybrat Bernhard Rondonuwu menyambut baik kehadiran atau bertambahnya SPBU BBM Satu Harga di Kabupaten Maybrat. Diharapkan agar dapat bermanfaat bagi masyarakat di Kabupaten Maybrat.
“Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPH Migas dan Pertamina serta selamat kepada pelaku usaha yang mampu membangun di tanah sendiri. Kami berharap agar pemerataan dan kemudahan dirasakan langsung seluruh warga masyarakat Maybrat dengan hadirnya BBM Satu Harga,” katanya kepada Radar Sorong.
Kemudian, Kepala Dinas Perdagangan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Maybrat, Samuel Bless yang hadir mewakili Pj Bupati Maybrat mengucapkan terima kasih kepada Pertamina, Presiden Republik Indonesia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Direktur Pertamina di Jakarta atas kebijakan minyak satu harga di seluruh Indonesia.
“Kebijakan ini merupakan perwujudan dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk keadilan harga minyak di Maybrat,” katanya.
Selain itu, kata ia bahwa Pemda Maybrat berkomitmen untuk menjadikan mitra penyalur BBM Satu Harga di Maybrat adalah Orang Asli Papua.
“Sebagai kepala dinas, saya juga memastikan bahwa setiap pekerjaan di wilayah ini, baik dari BUMN, pemerintah, maupun proyek negara, harus memberi kesempatan kerja bagi Orang Asli Papua,” katanya.
Pemkab Maybrat, dikatakan Kadis Perdagangan bahwa telah memberikan izin kepada 4 mitra penyalur BBM satu harga di Kabupaten Maybrat. Salah satu mitra tersebut, yang berlokasi di Susumuk, telah memiliki infrastruktur jalan yang baik dan memenuhi syarat.
“Jalan menuju kedua lokasi tersebut sudah beraspal, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir,”katanya.
Ditegaskan bahwa Pemerintah berkomitmen untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan minyak satu harga di Maybrat. Ini penting untuk memastikan ketersediaan dan harga BBM yang terjangkau bagi masyarakat.
“Pengawasan ini akan dilakukan, bekerjasama dengan kepolisian. Untuk mencegah terjadinya penyelundupan minyak, kami menyarankan masyarakat untuk menggunakan aplikasi barcode Pertamina. Aplikasi ini dapat digunakan untuk mengecek keaslian BBM dan masyarakat yang berhak mendapatkan,” tegasnya.
Adapun, Kepala Kampung Susumuk, Distrik atau Kecamatan Aifat Kabupaten Maybrat, Hanok mengaku mewakili saudara-saudaranya di 5 kampung yang lain, bahkan Distrik Aifat Selatan dan Aifat Timur Raya, menyampaikan ucapan berterima kasih atas hadirnya BBM satu harga yang ada di Kampung Susumuk.
“BBM satu harga ini sangat berguna bagi kami untuk ke mana saja. Misalnya kalau kami sakit mendadak, kami mau minta kendaraan susah karena bahan bakarnya jauh dan mahal. Maka dengan hadirnya BBM satu harga kami sangat terima dengan hati yang terbuka. Kami sangat menjaga seluruh warga masyarakat Kampung Susumuk Raya,” katanya.
Sebelumnya, dirinya mengaku bahwa harga BBM di Susumuk Raya Rp25 ribu sampai Rp30 ribu per liter.
“Itu pun sulit dapatnya. Beli di Kota Sorong baru muat pakai mobil sampai disini. itu makanya membuat kami rakyat yang kecil, yang tidak punya apa-apa sangat sengsara. Sakit sampai mampus mau cari obat juga susah,”ungkapnya.
Kepala Kampung yang juga mewakili masyarakat menyampaikan banyak terima kasih kepada pemilik SPBU dan Pertamina.
“Terima kasih atas abang kami, Dia telah menghadirkan BBM satu harga bukan untuk apa-apa, tapi untuk kami seluruh masyarakat yang ada di sini. Kami menggunakan ini, kami senang karena bensin dengan solar ini untuk kami juga pakai di kendaraan,” katanya.
Warga Susumuk, Kabupaten Maybrat, Mama Yuliance Waimbewer yang telah lahir dan besar di wilayah tersebut, mengaku bahwa BBM sangatlah sulit didapatkan. Namun, hadirnya SPBU BBM Satu Harga di momen Kemerdekaan Republik Indonesia 78 tahun merupakan hal yang istimewa.
“Saya orang sini sudah, selama ini kami beli BBM di Kios. Itu harganya Rp20 ribu per liter, tapi kalau sisa sedikit, mereka jual Rp30 ribu per liter. Tetap beli, kalau tidak maka motor tidak jalan. Ini baru kita rasakan merdeka begitu karena harga minyak ini murah dan dekat rumah,”katanya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada BPH Migas dan Pertamina yang hadirkan BBM di Kampung Susumuk, Distrik/Kecamatan Aifat Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat Daya yang merupakan provinsi ke 38 atau termuda di Indonesia.
“Dengan harga minyak lebih murah, kita masyarakat senang dan pasti ini harga lainnya bisa turun juga. Baru jatah bulanan bisa tersimpan sebagian. Kita ucapkan terima kasih kepada pemilik SPBU pak Agus karena hari pertama diberikan BBM 3 liter per motor dan mobil 5 liter secara gratis,” ungkapnya usai melakukan pengisian BBM secara perdana.
Sementara itu, Pertamina Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Sunardi, mengatakan bahwa Pertamina, sebagai salah satu badan usaha milik negara (BUMN), berperan aktif mendukung program-program pemerintah. Salah satunya adalah komitmen pemerintah untuk mewujudkan BBM satu harga di seluruh pelosok negeri, di kawasan 3T.
“Sebagai bagian kontribusi kami dari tanggung jawab sosial, Pertamina sebagai BUMN berperan aktif menyukseskan seluruh kebijakan dalam rangka memberikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hingga saat ini, Pertamina telah membangun total kurang lebih 451 lembaga penyalur yang tersebar di seluruh Indonesia, khususnya untuk lembaga penyalur BBM Satu Harga,” katanya.
Di tahun 2023 ini, Lanjut Sunardi, Pertamina telah membangun 38 SPBU lembaga penyalur BBM satu harga di Indonesia. Dari target yang ditetapkan adalah 80 SPBU yang diharapkan dapat diselesaikan di tahun 2024.
“Hingga saat ini, Pertamina telah menyalurkan BBM Satu Harga terealisasikan 1,2 juta KL per tahun, mulai dari tahun 2017 hingga saat ini. Ini sudah dinikmati masyarakat di daerah 3T. Meski tantangan yang kami hadapi adalah akses infrastruktur, ” katanya.
Ia mengungkapkan untuk di wilayah 3T, pihaknya ketika menyalurkan BBM Satu Harga, harus melalui 3 moda transportasi yakn jalur Laut, Udara dan Darat untuk menghadirkan BBM Satu Harga di daerah 3T.
“Nah, diharapkan, akses untuk distribusi di daerah 3T bisa lebih efisien sehingga bisa lebih banyak menghadirkan lembaga penyalur di daerah 3T. Kami meminta dukungan dari pemerintah untuk infrastruktur yang memadai,” katanya.
Dikatakannya bahwa Dengan adanya lembaga penyalur BBM satu harga, yang merupakan misi sosial Pertamina bagi masyarakat di daerah 3T. Mudah-mudahan ini sebagai penyemangat untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat di wilayah 3T khususnya di wilayah se-Tanah Papua.
Kemudian, Komite BPH Migas Wahyudi Anas mengatakan bahwa peresmian 10 lembaga penyalur BBM Satu Harga di 10 tempat yang tersebar di wilayah se-Tanah Papua, yakni di wilayah Papua Barat Daya terdapat tiga SPBU, di Papua Barat terdapat satu SPBU, di Papua ada satu, di Papua Pegunungan terdapat tiga SPBU, dan di Papua Tengah terdapat dua SPBU. Untuk peresmian di pusatkan di Jayapura, Provinsi Papua. Sementara wilayah lainnya melalui zooming. Termasuk di Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat Daya.
“Kondisi di Jayapura memang letak geografisnya memang sangat extreme, tidak cukup infrastruktur, jalan-jalan untuk mengintegrasikan kabupaten/kota. Sehingga untuk menuju ke wilayah BBM satu harga perlu proses perjalanan yang cukup panjang. Itulah mengapa pelaksanaan peresmian BBM 1 harga sangat dinantikan oleh masyarakat di wilayah 3T,”tegasnya.
Menurutnya, Wilayah di Papua memang masih banyak daerah yang tertinggal, terdepan dan terluar atau 3T. Pastinya ini perlu effort bagi Pertamina Patra Niaga sebagai kepanjang tanganan penugasan penyaluran BBM dari BPH Migas kepada Pertamina Patra Niaga. “BBM satu harga itu artinya harga di seluruh Indonesia sama,” katanya.
Wahyudi mengungkapkan bahwa Ada 3 pilar di dalam membangun BBM satu harga pertama Badan Usaha yang mampu melakukan investasi di lokasi tersebut, kedua pemerintah daerah pasti mendukung proses perijinannya dan ketiga BBM 1 harga yaitu harga sama di seluruh Indonesia.
“BBM satu harga merupakan progam strategis nasional. Patut kita syukuri karena Papua Maluku mendominasi telah terbangun 157 SPBU BBM Satu harga. Jadi dari letak geografis, memang Papua lebih cocok di bangun BBM Satu Harga. Jadi Pertamina Patra Niaga harus tangguh,” tegasnya.
Dikatakan lagi bahwa Kalau dilihat proses pembangunan BBM satu harga di daerah 3T pasti masih minim dengan teknologi yang baik. Karena posisi masih menggunakan cara manual, dari pengiriman masih dengan drum, diserahkan kepada masyarakat menggunakan literan.
“Kita harapkan dengan hal tersebut agar tidak disalahkan gunakan, terlebih dimanfaatkan oleh mafia atau pengepul,” pungkasnya.
Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Edi Mangun mewakili Pertamina Region Papua Maluku menyampaikan ucapan selamat atas dioperasikannya BBM Satu Harga di di daerah 3T termasuk di Kampung Susumuk Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat Daya.
Menurutnya, Kehadiran BBM Satu harga ini merupakan hal yang luar biasa dan perlu kita syukuri. Sebagai operator sesuai dengan undang-undang Migas, sesuai UU Migas Pertamina berkomitmen untuk mengantarkan BBM ke 3T yakni Maybrat dalam keadaan hujan, panas, atau malam hari. Kecuali, dari pihak kepolisian mengatakan Pertamina jangan naik mengantarkan BBM.
“Saya ketika tiba disini, saya mencoba melihat-lihat daftar. Mungkin di tempat lain, kami hanya menjalankan amanah full undang-undang Migas. Namun, di Kabupaten Maybrat, saya baru baca dan merenung, mengapa semua SPBU Satu Harga di Maybrat ini dikuasai oleh anak asli daerah Maybrat. Berarti kita benar-benar melaksanakan undang-undang otonomi khusus (Otsus),” ungkapnya.
“Hal ini merupakan bukti bahwa undang-undang dan tujuan terakhir dari Pancasila yang kelima, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bisa diwujudkan di Kabupaten Maybrat. Ini menjadi berkah bagi semua orang,” sambungnya.
Edi berharap dengan adanya BBM Satu Harga di pedalaman Kabupaten Maybrat, maka usaha-usaha lainnya juga bisa terbantu.
“Hal ini akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” pungkasnya.(*)