AIMAS – Guna meningkatkan Kemampuan berhitung yang lebih efektif, sebanyak 64 siswa SD-SMP serta 34 guru SD-SMP dari beberapa distrik di Kabupaten Sorong mengikuti pelatihan Tematika Metode yang Gampang Asik dan Menyenangkan (Gasing), Selasa (25/7). Gasing sendiri merupakan metode khusus untuk perhitungan cepat dan tepat tanpa alat bantu hitung.
PJ Bupati Sorong, Yan Piet Moso, S.Sos, MM, M.AP mengatakan, pelatihan Tematika Metode Gasing ini merupakan program kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Sorong dengan Institut Yohanes Surya di Jakarta. Di Papua Barat Daya sendiri, Kabupaten Sorong menjadi daerah ketiga pelatihan Tematika Gasing, setelah Kota Sorong dan Kabupaten Maybrat.
Program ini sangat bermanfaat bagi anak-anak yang belum pandai membaca dan menghitung. Dimana mereka akan mengikuti pelatihan selama 15 hari ke depan. Berdasarkan pengalaman program-program yang dikembangkan di beberapa daerah, hasilnya sudah terbukti sehingga pemerintah juga yakin mampu menuai hasil yang sama, bila perlu jauh lebih baik dari capaian di daerah lainnya.
“Gasing ini adalah metode berhitung cepat dan tepat yang dilahirkan oleh Roy Suryo. Dimana Roy Suryo sendiri memiliki kemampuan manajemen yang luar biasa dalam mendidik dan melatih anak-anak Indonesia yang jumlahnya sudah sangat luar biasa banyak. Itulah alasan mengapa program ini sangat strategis untuk diterapkan bagi anak-anak di Kabupaten Sorong,” terang Moso.
Dikatakan Pj Bupati, pihaknya telah memfasilitasi seluruh peserta pelatihan untuk dikarantina di Aimas Hotel selama 15 hari sepanjang jalannya pelatihan. Sehingga peserta pelatihan akan lebih fokus, disiplin dan berkonsentrasi penuh selama pelaksanaan pelatihan gasing. Dengan demikian maka output dari pelatihan yang dimaksud benar-benar terwujud untuk mencetak generasi gemilang Kabupaten Sorong.
“Semua fasilitasnya kami siapkan demi tercapainya output yang diharapkan. Kami berharap anak-anak dan para guru yang telah terpilih untuk mengikuti kegiatan ini dapat memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Karena dengan kemampuan yang dimiliki, mereka akan lebih berdaya saing dan disegani oleh orang lain,” kata Moso.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong, Reinhard Simamora, S.Pd, MM menambahkan, jumlah peserta pelatihan baik siswa maupun guru berasal dari beberapa sekolah di Kabupaten Sorong, terutama yang berada di daerah pinggiran.
“Siswanya ada yang dari Klabra, Makbon, Seget, tapi ada juga dari Aimas. Serta 34 guru SD dan SMP dari Distrik Buk, Wanurian, Sayosa, Sayosa Timur, Maudus, Klamono, Segun, Salawati, Mayamuk, Aimas dan masih ada lagi. Hampir semua distrik mengutus perwakilannya untum mengikuti pelatihan ini,” imbuh Kadis Pendidikan.
Disebutkannya, karena regulasi Undang-Undang Otonomi Khusus Nomor 2 tahun 2021, maka 90 persen peserta dalam pelatihan ini adalah Orang Asli Papua (OAP) dan sisa 10 persennya adalah non OAP.
“Tetapi seiring berjalannya waktu, pelatihan tematika menggunakan metode Gasing ini akan kita sebar luaskan kepada seluruh siswa SD dan SMP. Dimana 34 guru yang telah mendapatkan pelatihan nantinya juga akan menjadi pelatih bagi siswa-siswi serta rekannya yang lain,” ujar Reinhard.
Ditargetkan, pembelajaran tematika metode Gasing akan tuntas pada Desember 2023. Kemudian akan ditindaklanjuti di tahun 2024 untuk melatih semua guru dan siswa agar mereka dapat mengimplementasikan metode tersebut di tiap-tiap sekolah. Dengan demikian maka ketika asesmen nasional di tahun 2024 mendatang, akan ada perubahan signifikan terhadap capaian mutu pendidikan di Kabupaten Sorong.
“Saat ini tingkat SD capaiannya baru 34 persen dan tingkat SMP baru 51 persen dari standar yang ditentukan nasional 70 persen di tahun 2022, kemarin. Dengan hadirnya metode Gasing ini diharapkan capaian asesmen pendidikan bisa naik minimal di angka 60 persen,” pungkasnya. (ayu)