MANOKWARI – Terjerat arisan bodong hingga mengalami kerugian sebesar Rp 15 juta, seorang ibu rumah tangga bernama Andi Khusnul Qhatimah (AKQ) melaporkan bandar arisan berinisial RA ke Reskrim Polda Papua Barat. Usut punya usut, arisan bodong itu juga diikuti puluhan warga Manokwari, total kerugian mencapai Rp 1 milliar.
Andi Khusnul menerangkan, mulanya ia mempercayai RA lantaran sering memesan makanan secara online dan juga merupakan tetangga rumahnya. Selain itu, RA memiliki member yang banyak, bahkan hampir seluruh Manokwari. “Saya juga tahunya pelaku ini sering bergaul dengan salah satu tokoh besar di Manokwari, sehingga saya percaya bahwa dia owner amanah. Dan juga membernya banyak, karena dia buat dua jenis arisan. Arisan kocok dan jual beli arisan,” jelas Andi Khusnul kepada Radar Sorong melalui sambungan telepon seluler.
Dikatakan Andi Khusnul, dirinya memilih mengikuti arisan kocok bulanan. Setiap bulan ia menyetor Rp 1 juta. “Saya pilihnya arisan kocok, perbulan Rp 1 juta. Saya masuk dalam grup yang anggotanya 10 orang. Sudah berjalan 7 bulan, dan selama 7 bulan itu nama 7 orang sudah keluar tapi uangnya tidak di kasih, ada beberapa di kasih tapi hanya setengah,” ungkapnya.
Saat pelaku ditanyai, sambung Andi Khusnus, si RA memberi banyak alasan, anaknya sakit, dianya sakit, namun tiba-tiba sudah kabur ke Surabaya. Oleh karena itu, dirinya membuat laporan polisi bersama dengan beberapa korban lainnya. “Sudah saya laporkan pada 10 Juli 2023 kemarin. Saya juga sudah diperiksa,” ungkapnya.
Diakui Andi Khusnul, bukan hanya ia korban arisan bodong, tetapi puluhan ibu-ibu di wilayah Manokwari Provinsi Papua Barat juga turut menjadi korban arisan bodong RA sehingga total kerugian ditaksir mencapai Rp 1 miliar. “Kerugiannya bisa sampai Rp 1 miliar karena yang ikut arisan di pelaku ini bukan cuma saya, hampir seluruh Manokwari yakni Kota Manokwari, wilayah kabupaten bahkan SP sana juga kena,” ujarnya.
Andi menuturkan. dibandingkan arisan kocok, jual beli arisan lebih banyak peminatnya. Bahkan para member tidak segan-segan mengambil uang di bank untuk mengikuti jual beli arisan atau semacam tanam modal. “Jadi, misalnya member arisan tanam Rp 50 juta, nanti kembalinya Rp 70 juta bahkan sampai 100 juta. Itupun dalam hitungan minimal 2 atau 3 bulan,” jelasnya. (rin)