Masyarakat Suku Maya Kalanafat Tolak Penetapan Calon MRP PBD Asal Raja Ampat
SORONG-Masyarakat Adat Suku Besar Maya Kalanafat Kabupaten Raja Ampat menolak hasil penetapan Pansel Anggota MRP PBD asal Kabupaten Raja Ampat karena tidak mengakomodir suku asli Maya pemilik hak Ulayat Adat di Kabupaten Raja Ampat.
Dari Pantauan Radar Sorong, beberapa spanduk dan pamflet berisi pernyataan penolakan atau pembatalan hasil pleno penetapan calon anggota terpilih MRP PBD Asal Kabupaten Raja Ampat di bentangkan di depan Kantor Gubernur Provinsi Papua Barat Daya.
Tak hanya itu ada 3 ban bekas mobil yang telah dibakar sebagai simbol penolakan tersebut.
“Maju Melawan Daripada Mati Tertindas!,” tegas para pendemo yang dilakukan di Depan Kantor Gubernur Provinsi Papua Barat Daya, Rabu (7/6).
Mereka meminta Pj Gubernur Papua Barat Daya untuk membatalkan keputusan Pansel Anggota MRP PBD. Bahkan menuntut kehadiran Pj Gubernur Papua Barat Daya berada ditempat untuk mereka menyampaikan tuntutan tersebut. Namun, karena Pj Gubernur sedang ada kegiatan di tempat lain sehingga diwakili Asisten l Bidang Pemerintahan PBD, Septinus Lobat,SH.M.PH.
“Kami mau bicara dengan Pj Gubernur Papua Barat Daya, bukan yang lain. Kita minta Pj Gubernur Papua Barat Daya yang punya kewenangan pengambil keputusan yang datang hadir disini, karena bapa bukan pengambilan keputusan,” tegas salah satu orator.
Sementara itu, Ketua Panitia Pemilihan Anggota MRP PBD, Hanike Monim yang hadir ketika mendengarkan tuntutan para pendemo, serta menjelaskan terkait hasil keputusan Pansel Anggota MRP PBD.
“Itu sudah ditetapkan oleh Pansel Anggota MRP PBD. Kalau bapak/ibu menolak maka bisa melalui pengadilan,” kata Hanike Monim.
Namun, para pendemo tidak mau mendengarkan karena pernyataan yang diberikan tidak sesuai apa yang diharapkan.
“Ini adat, tidak berlaku. Kami menuntut karena yang dihasilkan orang-orang yang bukan asli suku adat asal Raja Ampat,” tegasnya.Mereka menilai bahwa penetapan Pansel MRP PBD bahwa hasil penetapan tersebut merupakan design.
“Ini disinyalir ada yang design. Masa bukan suku asil Raja Ampat baru mau jadi anggota MRP mewakili Raja Ampat,”pungkasnya.
Kemudian, ban mobil yang dibakar semakin berkobar, dan mengeluarkan asap berwarna hitam pekat. Sehingga membuat personel Polresta Kota Sorong sigap memadamkan.
Hingga berita ini diturunkan, para pendemo masih berada di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua Barat Daya untuk bertemu langsung dengan Pj Gubernur Papua Barat Daya.
“Selama bapak Pj Gubernur Papua Barat Daya belum datang bertemu dengan kita, maka kita akan menunggu disini,” pungkasnya.(zia)