SORONG- Menghadirkan Maestro Matematika, penerbit buku, PT Masmedia Buana Pustaka Perwakilan Papua Barat, Selasa (46/6) di Aula SMAN 2 Kota Sorong, menggelar kegiatan Workshop Kurikulum Merdeka “Bedah Tuntas Isi Materi Matematika SMA Kurikulum Merdeka”.
Workshop yang diikuti sekitar 100 orang guru matematika SMA , SMK di Kota dan Kabupaten Sorong berlangsung 2 hari (6-7 Juni), dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong yang diwakili oleh Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Pendidikan SMP , Dra Jenti Siagian, MM.
Asisten Manager PT Masmedia Buana Pustaka Perwakilan Papua Barat, Herman Tahang, S.Sos M.Pd mengatakan, kegiatan Workshop Matematika Kurikulum Merdeka ini merupakan bentuk program dalam meningkatkan kualitas pendidik,dan kegiatan ini akan digelar setiap tahun.
Kabid Pendidikan Jenti Siagian menyampaikan ucapan terimaka kasih kepada PT Masmedia yang telah berperan dalam mensosialisasikan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan SMA, SMK Kota dan Kabupaten Sorong. “Sebelumnya dengan PT Masmedia kami telah berkolaborasi untuk kegiatan kesiswaan. Sekarang ini lebih umum, mereka sudah terlibat untuk mensosialisasikan, membedah isi dari kurikulum merdeka, terima kasih Masmedia,”ucap Jenti Siagian.
Ia berharap kegiatan workshop ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para guru sehingga kurikulum merdeka bidang pelajaran matematika dapat diterapkan di sekolah masing-masing . Dikatakan oleh Jenti Siagian, kurikulum merdeka saat ini masih dalam tahap sosialisasi. Diharapkan melalui kegiatan Workshop Kurikulum Merdeka yang digelar PT Masmedia ini, penerapan kurikulum merdeka semakin tersosialisasi ke semua satuan pendidkikan.
Ia mengungkapkan, sampai saat ini masih banyak sekolah yang belum menerapkan kurikulum merdeka. Untuk TK baru 5 sekolah yang sudah menerapkan kurikulum merdeka, SMP 5 sekolah, SMA 3 sekolah dan SMK 6 sekolah. “Karena kita diberi opsi, pemerintah tidak serta merta mewajibkan secara serentak untuk melaksanakan kurikum merdeka, tapi diber kesempatan kepada satuan poendidikan untuk memilih mau menerapkan secara keseluruhan atau bertahap,”tandasnya.
“ Jadi kemarin itu diberi opsi untuk mandiri berubah, mandiri berbagi dan mandiri belajar. Tahun 2024, 2025 wajib. Masih ada kesempatan di 2024, Kalau Kota Sorong semua sudah mendaftar secara mandiri, wajib untuk mendaftar. Jadi 2024, 2025 Kota Sorong semua satuan pendidikan sudah wajib kurikulum merdeka,”imbuh Jenti Siagian.
Dijelaskan, kurikulum merdeka sebenarnya penyederhanaan dari K13. Sebelumnya, terglobalisasi, bahwa semua siswa dianggap sama. “Kalau di kurikulum merdeka, harus terdiferensiasi dimana penerapannya tidak sama untuk semua anak, ada anak yang kemampuan lebih nanti penerapannya seperti apa, untuk yang berkemampuan kurang penerapannya seperti apa, nanti disitu mereka dibagi untuk yang sudah mampu seperti apa, yang belum seperti apa. Jadi fokus untuk siswa. Kalau dulu semua siswa disamakan,”terang Jenti Siagian.
Menanyakan masih sedikitnya sekolah menerapkan kurikulum merdeka, menurut Jenti sebenarnya tidak susah juga hanya penyederhanaan . “Intinya kan penyederhanaan, kalau anak tidak mampu jangan dipaksa, dia punya kemampuan segini. Jadi sekarang itu tidak wajib semua anak harus bisa materimatika, harus nilai 8. Kemmapuan anak berbebda-beda, punya bakat yang berbeda-beda,”tandasnya.
Sementara itu Maestro Matematika Masmedia, Prof Sukino Suparmin, M.Sc mengatakan pelajaran matematika itu bukan hanya ilmu hitung tapi juga ilmu kehidupan, karena pada pelajaran matematika ada teknik kesabaran, dan ada teknik proses. “Penekanan pada proses ya bukan rumus. Makanya hati-hati, saya selalu mengisyaratkan untuk matmatika dan IPA jangan terlalu banyak pakai rumus, nanti terjerumus akhirnya pusing sendiri,”ujar Prof Sukino Suparman.
Menurutnya pada pelajaran matematika harus menentukan pola berpikir dengan kekuatan nalar. “Nalarnya sederhanya kok, logis, kritis dan kreatif. Jadi kita tidak bisa adu gagah-gagahan, tapi kita memetakkan si pendidk itu ke anak didik,”tandas Sukirno. (ros)