LANNY JAYA – Kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya membunuh bocah 8 tahun di Distrik Kuyuwage, Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan. Korban merupakan anak kepala kampung setempat. Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadani membenarkan hal tersebut. Dia tidak menjelaskan terkait kronologi insiden itu, namun dikatakan peristiwanya terjadi pada akhir Februari lalu. “Ya kurang lebih sepekan lalu, KKB Egianus Kogoya melakukan teror dan membunuh anak Kepala Kampung Pimbinom berinisial ST,” ungkap Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz Kombes Faizal Rahmadani kepada wartawan.
Faizal mengaku, aksi bengis KKB itu baru diketahui saat pihaknya menjajaki keberadaan Egianus Kogoya yang menyandera pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens. Bocah tersebut dibunuh lantaran orang tuanya tidak mau memberi makan KKB. “Kepala kampung berinisial ST tidak bersedia membantu kelompok Egianus Kogoya dkk, yang datang ke kampungnya untuk meminta bahan makanan,” ucapnya.
Egianus Kogoya justru mengancam balik kepala kampung tersebut. Pimpinan KKB itu melampiaskannya kepada bocah 8 tahun itu. “Akhirnya anak yang berusia sekitar 8 tahun dengan inisial MT dibunuh oleh Egianus Kogoya sendiri,” beber Dirkrimum Polda Papua ini.
Faizal melanjutkan, kekejaman KKB itu juga dibenarkan oleh warga setempat. Pihaknya juga meminta kesaksian warga itu untuk menelusuri jejak keberadaan Egianus Kogoya. “Ada saksi yang kita ambil keterangannya walaupun ada beberapa kendala yakni bahasa. Kita coba jembatani bahwa yang melakukan kelompok Egianus Kogoya dan yang menembak adalah EG,” ucap Faizal.
Menurut keterangan saksi, kelompok teroris itu terakhir kali terlihat membawa tiga senapan laras panjang. Pihaknya pun terus memaksimalkan upaya mencari lokasi terakhir Egianus Kogoya dengan harapan sekaligus menyelamatkan pilot Susi Air. “Kami terus bertekad berusaha untuk mendapatkan dan menemukan dan menyelamatkan pilot Philips Mark,” imbuhnya.
Ulah KKB pimpinan Egianus Kogoya yang menebar teror di Kabupaten Lanny Jaya membuat warga trauma. Mereka takut akan aksi teror KKB usai membunuh bocah anak kepala kampung. “EK (Egianus Kogoya) itu ditolak oleh masyarakat di Lanny Jaya ini. Mereka menganggap KKB hanya hadir untuk membuat teror. Hal itu tentu membuat mereka trauma,” ungkap Kapolres Lanny Jaya AKBP Umar Nasatekay seperti dikutip dari detikcom, Senin (6/3).
Menurut Umar, insiden pembunuhan itu terjadi sekitar akhir bulan Februari lalu. Namun pihaknya baru mendapat informasi atas peristiwa itu pada Minggu (5/3). “Kejadian itu terjadi sepekan lalu. Atau diakhir bulan Februari. Lalu kami menerima informasinya, Minggu (5/3),” sebutnya. Dia mengatakan, korban pembunuhan KKB Egianus Kogoya sudah dimakamkan. Namun kejadian itu menimbulkan luka mendalam bagi keluarga. “Kini korban telah dimakamkan dan kejadian itu membuat orang tua dan keluarga korban trauma yang mendalam,” imbuh Umar.
Umar mengatakan, pihaknya sudah menyiagakan personel untuk memperketat pengamanan. Petugas juga memperluas patroli untuk mencegah KKB melakukan aksi kepada masyarakat. “Pasukan di sini sangat cukup untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat. Kami juga mendapat perkuatan namun jumlahnya tentunya tak bisa kita sampaikan. Dan pasukan juga telah disebar di beberapa distrik di daerah Lanny Jaya,” tegas Umar.
Menurutnya, Egianus Kogoya dkk memang sempat berada di Lanny Jaya. Namun mereka telah keluar karena ditolak oleh masyarakat setempat. “Ya mereka sempat masuk ke Lanny Jaya. Namun informasinya sudah keluar dari Lanny Jaya. Namun ruang geraknya juga kita tutupi, ini merupakan bagian dari memberikan rasa aman dan kondusif bagi masyarakat,” pungkasnya. (sar/detikcom)