SORONG-Antisipasi curah hujan tinggi yang diperkirakan akan terjadi di bulan Juni-Juli 2023 mendatang. Kantor Pencarian dan Pertolongan Sorong, melaksanakan Pelatihan teknis pertolongan di pemukaan air dan medical first responder tahun 2023. Senin (13/3) yang dibuka oleh Pj. Sekda Papua Barat Daya, Edison Siagian di Panorama Rylich Hotel.
Kegiatan pelatihan yang melibatkan 100 orang tersebut akan berlangsung sejak 13 Maret hingga 18 Maret 2023. Dimana hari pertama akan diberikan paparan materi, selanjutnya latihan di luar ruangan.
Sementara itu, instruktur dalam Pelatihan teknis tersebut berjumlah 9 orang, dan asisten instruktur 8 orang.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Sorong, Amiruddin menjelaskan berdasarkan laporan BMKG bahwa bulan Juni dan Juli 2023 akan terjadi curah hujan yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, dengan pelatihan teknis yang akan berlangsung selama 5 hari tersebut, diharapkan outputnya dapat memberikan edukasi kepada seluruh potensi SAR terkait ilmu SAR.
“Kami dari Basarnas bukan cuma di bulan Juni-Juli saja, tetapi mulai dari Januari sampai Desember kami selalu siaga 24 jam karena kebencanaan yang kami tangani bukan cuma terkait masalah banjir. Tapi termasuk dengan kecelakaan-kecelakaan yang lain semua tetap kita antisipasi jadi kita tidak ada waktu yang longgar,”jelasnya.
Amiruddin menuturkan dengan adanya pelatihan yang diberikan SAR untuk memberikan bekal sehingga ketika terjadi bencana, SAR tidak akan kesulitan lantaran jumlah personel yang terbatas. Sebab, sudah ada 100 potensi SAR yang telah mengikuti pelatihan.
“Mereka bisa digerakkan untuk membantu kami memberikan pelayanan penyelamatan kepada masyarakat terkhusus kota Sorong,”paparnya.
Amiruddin menambahkan dengan pelatihan teknis tersebut diharapkan outpun yang diberikan berupa edukasi kepada seluruh potensi ataupun yang berpotensi SAR. Sebab, saat ini ilmu Sar sangat dibutuhkan mengingat Negara Indonesia banyak di landa bencana.
“Kita rasa penting bahwa pelatihan potensi ini kita berikan kepada TNI/Polri ataupun mungkin yang berpotensi SAR. Karena, tugas penyelamatan pencarian ini bukan cuma tugasnya Basarnas tapi tugas kita semua warga negara Indonesia,”ujarnya.
Selain itu, pelatihan teknis pertolongan di pemukaan air dan medical first responder digelar karena Papua Barat Daya merupakan daerah kepulauan di mana salah satu kabupaten yang ada di Papua Barat Daya memiliki destinasi wisata internasional yaitu di Raja Ampat sehingga akses ke Raja Ampat dan yang dijual ke sana di Raja Ampat adalah Bahari.
“Kita pandang perlu mereka harus dibekali pengetahuan teknik-teknik penyelamatan apabila mereka, melihat mendengar ataupun merasakan langsung terkait masalah penyelamatan di perairan,”ujarnya
Sedangkan, pelatihan teknis medical first responder diberikan pengetahuan bagaimana seandainya dilakukan pertolongan pertama terhadap korban sebelum ke tenaga ahli Rumah Sakit.”Makanya, para potensi SAR ini berhak mendapatkan 72 jam pelajaran,”pungkasnya.(juh)