SORONG – Wajah bahagia ratusan nelayan terpancar paska Pj. Sekertaris Daerah Provinsi Papua Barat, Dance Sangkek menyerahkan sebanyak 92 bantuan Fasilitas kelompok Nelayan Tradisional tahun anggaran 2022 di Distrik Maladumes, Kota Sorong. Jumat (13/1). Sebanyak 92 fasilitas tersebut ialah perahu siber (Long Boat) yang dilengkapi dengan mesin tempel. Selain peralatan melaut, Pj. Sekda Papua Barat tersebut juga menyerahkan 100 paket sembako kepada masyarakat di sekitar Pantai Suprau, setelah sebelumnya diserahkan 25 paket sembako ke masjid Al Mustofa, Malibela KM 11 dan kemudian 25 paket sembako di Masjid Al Wathan, Rufei Kampung Baru.
Pj. Sekda Papua Barat, Dance Sangkek menjelaskan sebenarnya Pemerintah Papua Barat menyerahkan 102 fasilitas nelayan tradisional. Hanya saja 10 unit diberikan kepada nelayan di Manokwari dan 92 unit lainnya diberikan kepada kelompok Nelayan Distrik Maladumes. “Perkelompok beranggotakan10 nelayan. Sehingga untuk memastikan kelompok berjalan dengan konsisten. Kami telah ibuat koperasi yang sudah berbadan hukum, gedung Koperasi tersedia dan hanya menunggu peresmian serta pelatihan,” jelasnya kepada awak media.
Dikatakan Dance, ia tidak akan melakukan pengawasan terhadap para nelayan setelah memberikan bantuan. Dimana, hasil melaut para nelayan akan dikelola di koperas. “Jadi, nelayan tidak hanya menangkap ikan 1 kali seminggu kemudian nganggur, tidak. Kami akan membuat mereka fokus juga ke koperasi,” ujarnya.
Oleh sebab itu, sambung Dance, pihaknya sudah memetakan kelompok nelayan yang akan melaut dan nelayan yang menunggu di daratan. Selanjutnya nelayan yang pulang melaut, hasilnya dapat di beli oleh Koperasi jika koperasi memiliki anggaran, namun jika belum maka akan di dorong untuk bantuan dari Dinas Koperasi dalam memberikan modal dan pelatihan management dengan catatan harus didampingi. “Kami sudah komunikasikan agar di sini menjadi pilot projek dan akan kami dampingi ketat,”ungkapnya.
Dance Sangkek mengatakan selama ini masyarakat berfikir laut tidak memiliki sistem, padahal laut memiliki sistem mulai dari penangkapan, packingan hingga penjualan di dalam daerah maupun keluar daerah. Namun nelayan tradisional tidak memiliki kemampuan dalam sistem tersebut, sehingga perlunya kerjasama dengan masyarakat nusantara. “Sehingga 92 kelompok nelayan kita ini bisa berkembang dan kita bisa mengganti kapal yang lebih besar lagi,”ujarnya.
Diakuinya, selain bantuan Long Boat, ia juga berbagi paket sembako kepada dua Masjid di Kota Sorong serta masyatakat Pantai Suprau, bantuan paket sembako tersebut merupakan paket di tahun 2022 lalu.
Salah satu nelayan, Elkia Mayor (49) mengucap syukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada Pemerintah Papua Barat yang telah memberikan bantuan perahu siber dan mesin tempel. Sebab selama menjadi Nelayan sejak tahun 1987, dirinya hanya perahu dan dayung untuk mencari ikan di sekitar pulau Batanta maupun Yefman.
“Saya sejak tahun 1987 sudah menjadi Nelayan. Dan ini pertama kali saya mendapatkan bantuan perahu siber dari pemerintah. Perahu ini akan saya gunakan untuk mencari ikan. Saya mencari ikan dengan cara menyelam dengan menggunakan senter, tidak menggunakan alat pancing,” paparnya.
Selanjutnya, sambung Elkia, hasil pancingannya ia jual untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dimana, ia memiliki 10 orang anak yang masih bersekolah, 1 anaknya sudah menjadi abdi negara (Tentara) yang bertugas di Yonzipur 20 Kabupaten Sorong. “Kadang hasil jualan Ikan saya ini sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu,” pungkasnya. (juh)