AIMAS – Menggunakan dua batang bambu bersilang dan ikatan kain merah, CV Malatali melakukan pemalangan persis di depan pintu masuk ruang kerja Direktur RSUD John Piet Wanane Kabupaten Sorong, Selasa (3/1). Pemalangan tersebut merupakan bentuk kekecewaan CV Malatali karena merasa tidak dihargai sebagai anak negeri.
Pantauan Radar Sorong, pemalangan hanya dilakukan di depan pintu ruang kerja direktur RSUD, sehingga aktivitas direktur sebagaimana mestinya tidak ada sama sekali. Sementara secara umum aktivitas pelayanan di rumah sakit masih berjalan normal.
Matheus Osok mewakili Direktur CV Malatali mengaku, pemalangan ini dilakukan sebagai bentuk ungkapan kekecewaan CV Malatali terhadap kebijakan Direktur RSUD JP Wanane Kabupaten Sorong. Sebab Direktur RSUD KP Wanane mengambil kebijakan untuk menyelesaikan kontrak kerja sama dengan CV Malatali secara sepihak, tanpa ada koordinasi. Diketahui, CV Malatali merupakan perusahaan yang bergerak sebagai penyedia jasa keamanan dan selama ini telah bekerja sama dengan manajemen RSUD JP Wanane.
Matheus Osok yang juga merupakan Dewan Adat Sub Suku Moi Kelim Kota dan Kabupaten Sorong, menilai langkah yang telah diambil Direktur RSUD Kabupaten Sorong merupakan sebuah langkah tidak etis. Menurutnya, ketika mengambil langkah pemutusan kontrak kerja maka kedua belah pihak perlu hadir untuk memutuskan soal lanjut atau tidakmya kontrak kerjasama tersebut.“Kalau memang ada hal yang salah sehingga menjadi alasan pemutusan kontrak maka perlu dibicarakan dan dikoordinasikan sebelumnya, bukan main ambil keputusan sendiri,” tukas Matheus saat ditemui di RSUD Kabupaten Sorong.
Dikatakan Matheus, bahwa keputusan tersebut sama artinya dengan memaksa Orang Asli Moi untuk keluar dari rumahnya. Padahal, lanjutnya, orang suku asli perlu diberdayakan sebaik mungkin. Kalaupun, kapasitasnya belum memadai, maka ada kebijakan lain sebagai langkah pemberdayaan melalui pembinaan peningkatan kapasitas.“Jadi barang yang kami pasang di pintu itu secara adat berarti orang tersebut kami sudah sumpah untuk tidak bertugas di sini lagi,” tegasnya.
Matheus mengatakan, pihaknya akan menyampaikan kepada pemerintah daerah untuk menyikapi persoalan ini. Terkait pemalangan ruang kerjanya, Direktur RSUD JP Wanane belum berhasil dimintai tanggapannya. (ayu)