DOGIYAI – Kerusuhan di Dogiyai, Papua Tengah menyebabkan pria bernama Ikbal ditemukan tewas. Mirisnya, jenazah korban ditemukan dalam kondisi terkubur secara tidak layak. “Mayat saudara Ikbal kami temukan di dalam tanah dengan kondisi terkubur secara tak layak,” ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal.
Kombes Kamal mengungkapkan, pihaknya awalnya menerima informasi bahwa para pelaku kerusuhan di Dogiyai menyerang para pekerja Jalan CV Mandiri Papua dan Fajar Mustika. Polisi lantas turun tangan melakukan evakuasi terhadap lima pekerja. Kelima pekerja tersebut masing-masing bernama M Nasir (34), Alif Padang (48), Randa (37), Lukman (21) dan Willy (35). “Pencarian itu berhasil menemukan 5 pekerja,” kata Kamal seperti dikutip dari detikcom.
Selanjutnya pihak kepolisian menerima kabar adanya korban yang terkubur. Korban bernama Ikbal tersebut akhirnya dievakuasi aparat karena mayatnya terkubur secara tak layak. “Kami mengetahui hal tersebut (mayat terkubur) juga atas informasi yang diberikan oleh Simon Petrus Pikey,” tuturnya.
Polisi mengatakan bahwa khusus untuk korban Lukman dan Willy berhasil selamat setelah dibawa oleh anggota DPRD Simon Petrus Pikey ke Polres Dogiyai. Namun sebelum diantar ke Polres, keduanya bersusah payah menghindar dari amukan massa. Lukman dan Willy diketahui sempat kabur ke gereja bersama dua rekannya sesama pekerja. Namun karena massa mengikuti mereka, seorang pendeta membantu Lukman dan Willy sembunyi di tengah kebun. “Namun karena adanya informasi bahwa massa akan ke gereja, seorang pendeta menyembunyikan mereka di tengah kebun. Akan tetapi ada 2 temannya yang terpisah dari mereka,” tutur Kamal.
Setelah memastikan situasi mulai aman, Lukman dan Willy berlari ke arah Gunung Ugapua dan kembali bersembunyi. Keduanya kemudian bertemu dengan seorang guru yang kemudian membawa mereka ke seorang anggota DPRD bernama Simon Petrus untuk selanjutnya diantar ke Polres Dogiyai. “Lukman diketahui mengalami kondisi luka bacok dan mengalami patah tulang pada tangannya akibat dilukai oleh salah seorang oknum masyarakat. Sedangkan Willy hingga kini masih mengalami trauma,” tuturnya. (hmw/hsr/detikcom)