SORONG-Pada Oktober 2022, Kota Sorong mengalami inflasi year on year sebesar 3,94 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 110,61. Inflasi yoy tertinggi terjadi di Tanjung Selor sebesar 9,11 persen dengan IHK sebesar 112,73 dan terendah terjadi di Ternate sebesar 3,32 persen dengan IHK sebesar 110,75.
Statistisi Ahli Muda BPS Kota Sorong, Tri Rotua M Siagian, S.Pt, MM mengatakan bahwa Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok transportasi sebesar 20,71 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 10,18 persen.
Kemudian, lanjutnya kelompok kesehatan sebesar 8,63 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 7,73 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 5,15 persen. Adapun kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 4,23 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 3,86 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 2,88 persen, serta kelompok pendidikan sebesar 0,39 persen.
“Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi, yaitu kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 1,70 persen; dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,49 persen,” katanya usai melakukan rilis , Selasa (1/10) sekitar 15:20 WIT.
Dikatakan Try, bahwa Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yoy pada Oktober 2022, antara lain angkutan udara, bensin, angkutan dalam kota, bahan bakar rumah tangga, rokok putih, bawang merah, kelapa, cabai rawit, obat dengan resep, rokok kretek filter, seragam sekolah anak, ikan bakar, nasi dengan lauk, parfum.
“Adapun sabun mandi, angkutan laut, air kemasan, telur ayam ras, upah asisten rumah tangga, sabun mandi cair, semen, cat tembok dan lain sebagainya. Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbanga deflasi yoy, antara lain ikan ekor kuning, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, ikan teri, kangkung, ikan mumar, ikan oci,” ujarnya
Sementara, kata Try bahwa komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi Oktober 2022, tepung bumbu, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, bensin, tempe, beras, bahan bakar rumah tangga, sabun mandi, jeruk nipis/limau, apel, terong, pepaya, shampo, rokok putih, pisang, kelapa, mie kering instan, tauge/kecambah, dan lain sebagainya.
“Sementara komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap deflasi ikan ekor kuning, kangkung, angkutan udara, sawi hijau, minyak goreng, daging ayam ras, ikan cakalang/ikan sisik, bayam, ikan tongkol/ikan ambuambu, ikan teri,” katanya.
Ia menambahkan bahwa Pada Oktober 2022, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi yoy, yaitu kelompok transportasi sebesar 2,29 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,54 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,19 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,45 persen. Dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,24 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,06 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,65 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,15 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,02 persen.
“Kelompok yang memberikan andil/sumbanga deflasi yoy yaitu kelompok makanan dan minuman sebesar 0,62 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen,” pungkasnya.
“Tingkat inflasi month to month (mtm) Oktober 2022 sebesar -0,90 persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) Oktober 2022 sebesar 2,94 persen,” sambungnya.(zia)