BEIRUT – Sebuah pesawat penumpang milik maskapai Middle East Airlines (MEA) terkena peluru nyasar saat melakukan pendaratan di Beirut, Lebanon. Peluru itu memicu sebuah lubang pada salah satu bagian badan pesawat.
Seperti dilansir Reuters yang dikutip dari detikcom, Jumat (11/11/2022), Direktur MEA Mohamad El-Hout menuturkan tidak ada korban luka dalam insiden yang terjadi pada Kamis (10/11) waktu setempat. Pesawat yang terkena peluru nyasar itu diketahui mengudara dari Yordania menuju Beirut.
Insiden semacam ini disebut bukan hal baru di Lebanon. El-Hout mengatakan bahwa sedikitnya tujuh dari delapan pesawat yang sedang diparkir di bandara Beirut terkena peluru nyasar yang berasal dari area sekitar bandara setiap tahunnya. Namun, insiden peluru nyasar pekan ini, sebut El-Hout, merupakan yang pertama kali terjadi saat pesawat masih bergerak. El-Hout tidak menyebut secara jelas dugaan pelaku yang menembakkan peluru nyasar itu. Tidak disebutkan juga jenis pesawat yang terkena peluru nyasar itu.
Kendati demikian diketahui bahwa tembakan perayaan menjadi praktik umum di Lebanon, di mana banyak orang memiliki senjata api. Di negara tersebut senjata api biasa ditembakkan untuk menandai pidato politikus atau saat menerbitkan hasil ujian, di antara acara-acara lainnya. “Praktik-praktik penembakan ke udara di Lebanon harus dihentikan … itu menjadi sumber bahaya bagi lalu lintas udara dan bandara,” cetus El-Hout.
Seorang anggota parlemen Lebanon, Paula Yacoubian, menuturkan dirinya berada di dalam pesawat yang terkena peluru nyasar. Via akun Twitter-nya, dia membagikan foto yang menunjukkan sebuah lubang pada badan pesawat. Disebutkan Yacoubian bahwa dirinya duduk di kursi 2F saat insiden itu terjadi. “Tepat di atas kepala saya,” sebutnya.
Beberapa foto yang dirilis ke publik menunjukkan secara jelas sebuah lubang pada bagian luar badan pesawat dan bagaimana lubang itu juga terlihat jelas di bagian dalam kabin pesawat, bahkan hingga merusak bantalan pelindung kabin. (nvc/ita/detikcom)