SORONG – Sejumlah mahasiswa Universitas Victory (Unvic) menyegel dan melakukan aksi demo di dalam kampus, Jumat (18/11). Aksi demo diwarnai bakar ban dan orasi dari sejumlah mahasiswa yang meminta agar dugaan pelecehan yang diduga melibatkan dua oknum pejabat di Unvic dikeluarkan dari kampus.
Ketua BEM Universitas Victory Kota Sorong, M. Dwi Prayoga kepada wartawan menjelaskan, aksi demo dilaksanakan guna meminta dua oknum pejabat di Unvic yang diduga melakukan pelecehan dan kekerasan terhadap salah seorang mahasiswi, segera dikeluarkan. “Hal ini kami sangat sayangkan adanya tindakan pelecehan seksual dan tindakan kekerasan di lingkungan perguruan tinggi. Padahal pendiri kampus yang merupakan orang Moi khususnya guna mencerdaskan generasi bangsa khususnya di tanah Moi,” ujar Dwi.
Dwi mengungkapkan kronologi dugaan pelecehan hingga berakhir pada tindak kekerasan terhadap salah satu mahasiswi yang diduga dilakukan oleh kedua oknum pejabat di Unvic terseburt yang awalnya hanya terjadi diantara oknum kedua pejabat tersebut, tapi justru semakin berkembang hingga ke salah satu mahasiswi.
Dwi mengatakan, kekerasan yang dimaksud adalah pemukulan terhadap mahasiswi yang diduga dilakukan oleh salah satu oknum pejabat tersebut, dan pemukulan sering dilakukan baik di kampus ataupun di luar kampus. Menurutnya, pemukulan ini terjadi karena korban sudah resah dengan tindakan pelecahan yang diduga dilakukan pelaku. Kemudian pelaku mulai ketakutan sehingga melakukan kekerasan. “Selain kekerasan, pelaku juga mengancam korban dengan nilai akademi,” ungkapnya.
Koordinator Massa Aksi, Gian Anugrah mengatakan aksi demo ini sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap rektor. Karena dalam pertemuan kemarin, rektor menyatakan bahwa korban dan pelaku sudah saling memaafkan. “Bukan perihal memaafkan melainkan masalah terganggunya psikologi korban, siapa yang bertanggung jawab. Makanya kami aliansi mahasiswa meminta kepada Rektor Unvic untuk menuntaskan kasus ini. Kami juga minta kepada pihak universitas agar bagaimana bertanggung jawab terhadap hal ini, karena masa depan korban sudah sangat terganggu,”tegasnya.
Gian juga meminta agar dua oknum pelaku tersebut harus dikeluarkan dan pihak kampus harus melindungi korban sampai pemulihan.
Terkait permintaan sejumlah mahasiswa yang melakukan aksi demo ini, Rektor Universitas Victory Roximelsen Suripatty yang coba dihubungi melalui telepon selulernya namun tidak aktif, dan hingga berita ini dilansir belum berhasil dimintai tanggapannya (juh)