SORONG-Tepat di hari Sumpah Pemuda, para muda-mudi dari Timur Indonesia justru sedang berjuang agar tetap bersekolah dan mengenyam pendidikan yang layak.
Salah satunya para siswa-siswi di Kampung Klayas, Distrik Seget Kabupaten Sorong yang kini menyuarakan minimnya fasilitas belajar, peralatan belajar hingga pembiayaan bagi para pengajar. Keluhan tersebut disampaikan ke pihak perusahaan PT. Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Kasim saat mendatangi kampung tersebut.
Kampung Klayas sendiri merupakan wilayah Ring 1 PT. KPI Unit Kasim, sehingga bantuan dan perhatian dari Kilang Kasim tentunya dialirkan ke kampung tersebut, diantaranya memberikan bantuan long boat agar siswa SMP maupun SMA yang bersekolah di Distrik Seget, bisa pulang-pergi tanpa harus menumpang di kampung sebelah (Kampung Malabam)
Selama 12 tahun dimekarkan Kampung Klayas hanya memiliki 2 sekolah yakni Sekolah PAUD yang baru didirikan tahun 2018 dan SD YPK Klayas. Berbeda dari SD yang telah memiliki bangunan, sekolah PAUD masih meminjam bangunan Posyandu. Selain minimnya bangunan, Sekolah PAUD juga minim akan alat peraga bagi para siswa-siswi. Beruntung, ibu-ibu dari PT. KPI Unit Kasim memberikan bantuan berupa alat peraga belajar bagi siswa.
Kepala Sekolah PAUD, Yakoba, mengatakan di dalam gedung Paud Tulip ini terdapat 60 siswa usia 3 sampai 6 tahun yang mengikuti aktifitas pengenalan di Sekolah Paud. Meski belum memiliki bangunan permanen, Paud tersebut sudah memiliki 6 bunda yang membantu mengajar.
“Hanya saja kami kendala alat peraga di luar maupun di dalam. Tapi ada bantuan alat dari ibu-ibu Pertamina Sorong. Di gedung ini, kami baru proses belajar mengajar selama 6 bulan, selama ini kami hanya mengajar di Gereja saat Ibadah hari Minggu,”paparnya seraya menambahkan para bunda juga belum mendapatkan haknya (gaji).
Sementara itu, Guru Relawan di SD YPK Klayas Ledrik Walim mengatakan pertama kali mengajar, hanya dihadiri oleh 16 siswa, suasana tersebut berlangsung selama 1 minggu lamanya.
Selanjutnya sambung Ledrik siswa-siswi kembali aktif mengikuti proses belajar-mengajar. Dan pembelajaran yang paling disukai siswa adalah menyanyi dan olahraga.
Meski memiliki kelas yang lengkap yakni kelas I, II, III, IV, V dan VI. Ruang kelas SD Klayas hanya 3, sehingga proses belajar mengajar khususnya untuk kelas IV, V dan VI digabung.
“Yang dibutuhkan anak adalah penambahan ruangan belajar karena hanya 4 ruangan saja ini, padahal lahan kosong ini masih banyak,”tegasnya.
Meski hanya relawan, tambah Ledrik dirinya juga diperhatikan dengan baik dari pihak sekolah, kampung maupun PT. KPI Unit Kasim dengan memberikan bahan makanan setiap bulannya kepada ia dan rekannya. Selain itu, ketika membuat suatu perlombaan di sekolah, PT. KPI Unit Kasim akan memberikan berbagai hadiah sebagai syarat menang lomba.
Sementara itu, Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional Didik Bahagia mengatakan kedatangan PT KPI Unit Kasim adalah untuk melihat langsung kondisi di wilayah Ring 1 Kilang Unit Kasim. Tidak dengan tangan kosong, kedatangan PT. KPI Unit Kasim membawa serta buku dongeng untuk dibagikan kepada siswa SD.
Perihal membangun sekolah, Area Manager Communication,Relation CSR & Complain Refinery Unit VII Kasim Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional, Dodi Yapsenang menambahkan pihaknya sudah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Sorong perihal pendidikan untuk sekolah SMP dan SMA.(juh)