JAKARTA – Menurut laporan UNESCO (United Nations Educational Scientific, and Cultural Organization), sepertiga gletser yang termasuk dalam situs Warisan Dunia PBB akan mencair dalam kurun tiga dekade mendatang. Lenyapnya gletser tersebut dikatakan karena perubahan iklim. Tak terkecuali es di puncak Gunung Cartentz, Taman Nasional Lorentz akan hilang pada 2050. Demikian pula gletser terakhir Gunung Kilimanjaro, akan habis sebagaimana halnya di Pegunungan Alpen dan Taman Nasional Yosemite di Amerika Serikat. Namun, dikatakan juga bahwa hal ini akan terjadi terlepas adanya sikap dunia untuk memerangi perubahan iklim.
Salah satu penulis laporan tersebut, Tales Carvalho Resende mengatakan, gletser adalah satu indikator perubahan iklim yang bernilai karena ada wujudnya. Gletser adalah sesuatu yang benar-benar bisa dilihat penyusutannya. Dilansir BBC seperti dikutip dari detikcom, laporan itu menyebutkan, dua pertiga sisa gletser di situs Warisan Dunia PBB bisa diselamatkan. Asal, dunia membatasi pemanasan sampai 1,5 derajat celsius.
Situs Warisan Dunia dengan Gletser yang Akan Mencair 2050 yskni Taman Nasional Durmitor (Montenegro), Taman Nasional Yellowstone (Amerika Serikat), Hyrcanian Forests (Iran), Taman Nasional Virunga (Republik Demokratik Kongo), Wilayah Huanglong Scenic and Historic Interest (China), Pyrenees Mont Perdu (Prancis, Spanyol), Taman Nasional Kenya (Kenya), Putorana Plateau (Rusia), Taman Nasional Pegunungan Rwenzori (Uganda), Swiss Tectonic Arena Sardona (Swiss), Taman Nasional Lorentz (Indonesia), Natural System of Wrangel Island Reserve (Rusia), Taman Nasional Nahanni (Kanada), Taman Nasional Yosemite (Amerika Serikat), Virgin Komi Forests (Rusia) dan The Dolomites (Italia).
Sementara laporan PBB yang lain, Emission Gap Report 2022, menyebutkan dunia pada saat ini tidak memiliki rencana yang memadai untuk membatasi pemanasan sampai 1,5 derajat celsius. Dijelaskan bahwa es yang mencair dari situs Warisan Dunia itulah yang kemungkinan menyebabkan sampai lebih dari 4,5% kenaikan muka air laut secara global antara tahun 2000 sampai 2020. Gletser-gletser yang mencair diduga mencapai 58 ton per tahunnya. Volume ini setara volume air yang dikonsumsi Prancis dan Spanyol.
Berdasarkan laporan tersebut, disebutkan penduduk lokal dan masyarakat adat akan menghadapi banjir akibat penyusutan gletser. Sementara, pakar Universitas Leeds, Duncan Quincey mengatakan, penyusutan gletser dapat menyebabkan kelangkaan air bersih selama musim kemarau. Selain itu, banyak orang yang bergantung pada gletser sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan pertanian. “Ini akan mengarah pada isu ketahanan pangan karena mereka menggunakan airnya untuk mengairi tanaman mereka,” jelas Quincey. (nah/twu/detikcom)