SORONG-Pengamat di 4 wilayah pada bagian Indonesia Timur akan mendapati Bulan sudah dalam fase gerhana penumbra pada saat Bulannya terbit. Selanjutnya, dapat mengamati Gerhana Bulan total 8 November 2022 hingga gerhana berakhir. Demikian diungkapkan Kepala Stasiun Geofisika Sorong, Dedy Irjayanto, S.Si, M.Sc.
Perlu diketahui, yang disebut Gerhana Penumbra adalah terjadi ketika seluruh bagian bulan berada dibagian penumbra (bayangan kabur yang terjadi pada saat gerhana).
Dedy menjelaskan 4 wilayah yang mendapati bulan dalam fase gerhana penumbra adalah Papua, Papua Barat dan sebagian Maluku Utara serta sebagian Maluku. Dedy mengungkapkan untuk durasi gerhana dari fase Gerhana mulai pukul 17.00.38 WIT (P1) hingga Gerhana berakhir pada pukul 22.57.43 WIT (P4) atau sekitar 5 jam 57 menit 5 detik.
“Sedangkan durasi parsialitas, yaitu lama waktu dari fase Gerhana sebagian mulai pukul 18.08.59 WIT (U1) hingga Gerhana sebagian berakhir pukul 21.49.22 WIT (U4) atau terjadi selama 3 jam 40 menit 23 detik. Sedangkan, durasi totalitas Gerhana Bulan Total akan berlangsung selama 1 jam 25 menit 44 detik,”jelasnya. Selasa (8/11).
Dedy menambahkan untuk pengamat yang berada di antara garis U1 dan U2, yaitu di sebagian Maluku, sebagian Maluku Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, NTT, NTB, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, sebagian besar Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat, dan sebagian Jawa Timur akan dapat mendapati Bulan sudah dalam fase gerhana sebagian pada saat Bulannya terbit dan akan dapat mengamati gerhana hingga gerhananya berakhir.
“Pengamat yang berada di antara garis puncak dan U2, yaitu di sebagian kecil Kalimantan Tengah, sebagian besar Kalimantan Barat, sebagian besar Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, sebagian Bengkulu, Bangka Belitung, sebagian besar Jambi, sebagian kecil Sumatera Barat, sebagian besar Riau, dan Kepulauan Riau akan dapat mengamati fase gerhana total hingga gerhana berakhir,”terangnya.
Kemudian, sambung Dedy Bulan dalam fase gerhana total saat Bulan sedang terbit akan didapati oleh pengamat yang berada di antara garis Puncak dan U3, yaitu di sebagian kecil Bengkulu, sebagian kecil Jambi, sebagian besar Sumatera Barat, sebagian kecil Riau, Sumatera Utara, dan Aceh untuk selanjutnya akan dapat mengamati Gerhana Bulan Total 8 November 2022 hingga gerhana berakhir.
Dikatakan Dedy, dampak gerhana bulan dapat menyebabkan terjadinya pasang surut air laut, atau banjir rob.”Kami mengimbau kepada masyarakat agar mengantisipasi kenaikan permukaan air laut yang diakibatkan pasang laut,”ujarnya.
Dedy menambahkan Gerhana Bulan Total 8 November 2022 merupakan anggota ke 20 dari 72 anggota pada seri Saros 136. Gerhana bulan sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini adalah Gerhana Bulan Total 28 Oktober 2004. Adapun gerhana Bulan yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana bulan ini adalah Gerhana Bulan Total 18 November 2040, yang juga akan dapat diamati dari Indonesia.
“Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya,”tuturnya.
Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Bulan-Matahari-Bumi sejajar. Hal ini membuat Bulan masuk ke umbra Bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah.(juh)