SORONG-PT Pertamina (Persero) bersama BPH (Badan Pengatur Hilir) Migas meresmikan puluhan lembaga penyalur atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Bahan Bakar Minyak (BBM), melalui program BBM Satu Harga. Adapun peresmian secara simbolis dilakukan di kantor Fuel Terminal Sorong pada Rabu, 2 November 2022. Penerapan BBM Satu Harga ini merupakan wujud program energi berkeadilan bagi masyarakat di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).
Seperti diketahui dari 47 Lembaga Penyalur yang tersebar di seluruh Indonesia di daerah 3T, dikatakan SVP Logistics Integration and Optimization PT Pertamina (Persero), Arief Kurnia Risdianto bahwa Pada hari ini telah diresmikan kembali 25 Lembaga Penyalur BBM Satu Harga yang terpusat di Terminal BBM Pertamina Sorong, Provinsi Papua Barat dan juga dilaksanakan serentak di 2 lokasi SPBU BBM Satu Harga lain di Kabupaten. Tojo Una-Una di Provinsi Sulawesi Tengah serta Kab. Halmahera Tengah di Provinsi Maluku Utara.
“Dengan adanya penambahan lembaga penyalur tersebut, diharapkan Pertamina dapat berperan langsung dalam meningkatkan pelayanan penyediaan energi yang berkeadilan serta dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat di daerah 3T,” kata SVP Logistics Integration and Optimization PT Pertamina (Persero), Arief Kurnia Risdianto. Hingga saat ini, lanjut Arief bahwa Pertamina telah membangun total 390 lembaga penyalur yang tersebar di 123 kabupaten di seluruh Indonesia. Dari 123 kabupaten yang telah terbangun Lembaga Penyalur ini, sudah meliputi 54 kabupaten yang termasuk daerah 3T sesuai Perpres No. 63 tahun 2020.
“Sementara khusus untuk Tahun 2022, sudah terbangun 69 SPBU dari target 92 lokasi. Pertamina sendiri ditargetkan untuk bisa membangun secara total 573 SPBU sampai dengan Tahun 2024,” kata Arief. Lebih lanjut, Ia menambahkan keberhasilan Implementasi Penyaluran BBM 1 Harga tercermin dari terus meningkatnya realisasi volume penyaluran setiap tahunnya. Total volume penyaluran SPBU BBM 1 Harga dari tahun 2017 hingga 2021 adalah sebesar 819.876 KL.
“Sedangkan pada tahun 2022 ini hingga YTD September, volume BBM yang tersalurkan kepada masyarakat sudah mencapai 313.035 KL. Hal ini menunjukkan bahwa program BBM 1 harga ini telah berhasil memberikan akses energi yang mudah dengan harga yang sama hingga ke wilayah 3T di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Selain pencapaian volume, Arief mengungkapkan bahwa akses infrastruktur jalan dan dermaga menuju Lembaga Penyalur BBM 1 Harga juga perlu menjadi perhatian kita bersama karena jika akses tersebut terkendala akan berpotensi menyebabkan pendistribusian terhambat dan mengakibatkan stock out BBM di SPBU BBM Satu Harga yang akan langsung dirasakan masyarakat serta kenaikan biaya distribusi BBM.
“Peresmian SPBU BBM 1 Harga ini bukan akhir tapi awal dari perjuangan Pertamina mendistribusikan BBM ke berbagai pelosok Indonesia secara tepat jumlah dan tepat kualitas,” katanya. Arief juga menambahkan dalam operasi pendistribusian BBM sampai ke masyarakat di daerah 3T, Pertamina menghadapi tantangan yang luar biasa. Cukup jamak pendistribusian BBM menggunakan angkutan multi moda darat laut dan udara hingga BBM sampai ke masyarakat.
“Di daerah tertentu seperti distrik Oksibil Kab. Pegunungan Bintang Papua, pergantian moda angkutan dan transportasi mencapai 6 bahkan 8 kali. Dengan demikian, kami mohon dukungan dari Pemerintah daerah terkait dengan Pembangunan Infrastruktur dan Akses guna mendukung kelancaran implementasinya dan dapat menurunkan biaya distribusi,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan dalam rangka mewujudkan dan melaksanakan sila ke-5 dari Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia khususnya dalam hal ini ketersediaan, kemudahan akses dan keterjangkauan harga BBM terutama di daerah 3T (tertinggal terdepan dan terluar) di seluruh Indonesia.
“Capaian program BBM Satu Harga yang dimulai dari tahun 2017-2021 telah terbangun sebanyak 331 penyalur BBM satu harga. Sedangkan tahun 2022, dengan target pembangunan yang sebanyak 92 lokasi penyalur BBM satu harga dan akan terus dilanjutkan sampai tahun 2024. Adapun target kumulatif penyalur BBM satu harga sampai dengan akhir tahun 2024 adalah sebanyak 583 penyalur BBM satu harga,” ungkap Erika.
Lanjut dikatakan, pelaksanaan program BBM satu harga tentunya memberikan manfaat dan dampak positif yang sangat signifikan, yang mau wujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor ekonomi domestik masyarakat, penghematan pengeluaran BBM. “Yang diharapkan diikuti dengan penurunan harga sembako, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan serta diharapkan akan membawa dampak positif bagi perekonomian serta meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat,” kata Perempuan berhijab tersebut.
Erika, menambahkan Melalui kebijakan BBM satu harga diharapkan daerah-daerah diluar Jawa dapat menikmati BBM yang harganya sama dengan di Jawa. Sehingga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dapat terwujud serta memberikan multiplayer effect terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
“Mudah-mudahan dengan diresmikannya 25 penyalur BBM satu harga di wilayah Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Saya juga mengharapkan kita dapat terus berkontribusi dalam membangun bangsa dan negara,” pungkasnya.
Kemudian, Kadis ESDM PB Yohan Abraham Tulus berharap dengan terbangunnya spbu satu harga di Kecamatan Aitinyo Barat dan Kecamatan Aitinyo Tengah, Kabupaten Maybrat serta Kecamatan Seremuk Kabupaten Sorong Selatan Provinsi Papua Barat ini, masyarakat di Kabupaten Maybrat dan Kabupaten Sorong Selatan lebih terlayani dan dapat memacu pertumbuhan ekonomi.
” PT Pertamina (persero) juga diharapkan untuk terus menjamin pasokan BBM ke SPBU Satu Harga di Kecamatan Aitinyo Barat dan kecamatan Aitinyo Tengah, Kabupaten Maybrat serta Kecamatan Seremuk Kabupaten Sorong Selatan Provinsi Papua Barat,” harapnya.(zia)