Kelapa Diubah jadi Minyak Goreng, Kecap dan Briket
AIMAS – Guna menjawab fenomena kelangkaan minyak goreng baru-baru ini, Himpunan Mahasiswa Agribisnis UNIMUDA Sorong melaksanakan Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa). Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kampung Tanah Tinggi, Distrik Malabotom, Kabupaten Sorong.
Kampung tanah tinggi dipilih sebagai lokasi kegiatan karena memiliki potensi kelapa yang cukup melimpah. Di mana kelapa tersebut lah yang bakal di olah guna dijadikan bahan utama pembuatan minyak kelapa.
Bukan hanya disulap menjadi minyak goreng, buah kelapa juga diyakini mengandung beragam manfaat. Misalnya saja air kelapa yang dapat dijadikan bahan utama untuk pembuatan kecap, serta tempurung kelapanya dapat dijadikan briket.
“Sebelum melakukan pelatihan ada beberapa materi yang diberikan. Tentang sosiopreneur, minyak goreng, briket, serta kecap dari air kelapa,” sebut Eva Maya Sari, S.TP, M.Si selaku dosen pembimbing.
Tak hanya materi tentang pengolahan kelapa, bahkan materi terkait pemasaran produk pun turut diajarkan. Masyarakat yang didominasi ibu-ibu sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Bahkan saat sesi tanya jawab di sela-sela penyampaian materi, sejumlah pertanyaan juga turut dilontarkan. Menurut masyarakat, pihaknya sangat terbantu dengan adanya pelatihan tersebut. Sebab selama ini potensi kelapa dari hasil panen masyarakat hanya dijual mentah.
“Biasanya kelapa dijual mentah saja (belum diolah sama sekali). Bisa dijual yang masih muda, atau dijual saat sudah tua. Tapi harganya murah karena belum diolah,” ujar salah seorang warga.
Usai pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan praktik pembuatan beberapa produk olahan buah kelapa. Dimulai dari praktik pembuatan minyak goreng, kecap kemudian briket.
“Ternyata begini cara membuat kecap, saya jadi lebih tau dan ternyata bahan-bahannya juga ada di sekita kita. Jadi cukup mudah ditemukan. Kecap dari air kelapa ini tetap ada rasa manis seperti kecap pada umumnya, tapi yang ini rempahnya lebih terasa,” beber salah seorang warga.
Selain pelatihan pembuatan kecap adapun pelatihan minyak goreng dan briket, pelatihan ini cukup memakan waktu yang sangat lama, namun warga tetap mengikuti pelatihan tersebut hingga selesai dan langsung turun tangan untuk mencoba membuat produk. Kemudian beberapa warga juga melakukan uji coba briket yang dimana digunakan sebagai arang.
Ditambahkan Eva, bagi mahasiswanya, kegiatan ini merupakan kesempatan untuk meunjukkan kepedulian terhadap masyarakat. Apalagi dalam situasi kenaikan harga minyak goreng yang kian melambung tinggi. (ayu)