SORONG-Kota Sorong mengalami inflasi hampir angka nasional, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Sorong diminta tekan laju Inflasi.
Kepala BPS Kota Sorong,Ir.Merry.M.P mengatakan bahwa Pada bulan September Kota Sorong terjadi inflasi 1,49%, kemudian untuk tahun kalendernya terjadi inflasi 3,88%, pada tahun ke tahunnya tercatat Kota Sorong inflasi 4,93%.
“Nah, peran TPID perlu untuk menekan laju inflasi di Kota Sorong karena target nasional itu berada di bawah 4%. Kota Sorong ini sudah mendekati 4%. Jadi mudah-mudahan sisa waktu dua setengah bulan di bulan Oktober, November, Desember ini tidak terjadi inflasi,” ujarnya, Rabu (19/10).
Ia berharap Kota Sorong tidak terjadi inflasi, kalaupun inflasi semoga tetap stabil. Supaya tidak melebihi dari angka 4%. Yang perlu diwaspadai memang bahwa di komoditi ikan-ikan karena harganya berfluktuasi sesuai dengan kondisi cuaca dan kebutuhan masyarakat, itulah yang perlu dilihat oleh tim pengendali inflasi daerah.
“Termasuk sayur-sayuran juga karena kan kita di sini, enggak punya lahannya. Bahwa kita juga banyak penduduknya, banyak konsumsi sayuran tapi kita enggak punya lahan untuk itu, kita sangat tergantung dari provinsi lain,” ungkapnya.
“Nah, kalau di sana (provinsi lain) macet contoh Wortel Rp80.000 kan 1 kilo, padahal ketika kita bandingkan dengan di Manokwari itu hanya Rp15.000 sampai Rp20.000 Wortelnya jauh sekali. Makanya bulan kemarin Manokwari deflasi tapi Kota Sorong inflasi,” sambungnya.
Kemudian, Pj Wali Kota Sorong, George Yarangga,A.Pi mengatakan bahwa Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dapat menekan lajunya angka inflasi yang dialami oleh Kota Sorong. Hal tersebut disampaikan melalui High Level Meeting (HLM) yang di hadiri oleh Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua Barat, Forkopimda, dan Instansi Vertikal, Rabu (19/10) di Gedung LJ Kantor Wali Kota Sorong.(zia)