Evakuasi Korban Berlangsung 12 Jam
MANOKWARI – Tim SAR gabungan dari Basarnas Manokwari, Polda Papua Barat, Polairud dan KSOP Manokwari berhasil menemukan KM Penjuru Bintang, Kamis (27/10) usai melakukan pencarian selama tiga hari setelah sebelumnya dilaporkan hanyut pada Selasa (25/10) lalu. Pencarian KM Penjuru Bintang tim SAR gabungan mengerahkan satu unit helikopter Polda Papua Barat untuk pencarian melalui udara. Setelah 20 menit pencarian, KM Penjuru Bintang ditemukan pada koordinat 0°33’37”.5 S – 133°51’556.9″E.
Kepala Basarnas Manokwari, I Wayan Suyatna mengatakan setelah mendapatkan titik koordinat lokasi KM Penjuru Bintang, tim SAR melakukan pencarian melalui laut. Pukul 17.35 WIT, kapal tersebut ditemukan dan dilakukan evakuasi. “Korban dalam keadaan selamat dan sehat. Kita evakuasi korban selama 12 jam,” ujarnya.
Ia menyebutkan bahwa tim SAR mendapatkan informasi kapal tersebut mengalami mati mesin di perairan Manokwari sekitar pukul 22.40 wit pada Selasa (25/10) dari Muhammad Amran Nur selalu nahkoda kapal. “Sesuai penuturan nahkoda kapal, sekitar pukul 11.00 WIT, kapal mengalami mati mesin, kemudian turun dari kapal dan menumpang di perahu nelayan untuk memperbaiki alat yang rusak di Manokwari,” sebutnya.
Ia menuturkan sekitar pukul 17.00 WIT, alat tersebut selesai perbaikan dan kembali menuju kapal KM Penjuru Bintang namun kapal bermuatan barang tersebut sudah hanyut meninggalkan posisi terakhirnya. “Dia (Nahkoda kapal) sempat melakukan pencarian sendiri, namun tidak menemukan dan akhirnya melaporkan ke Basarnas,” tutur Kakansar Manokwari. “Dalam kapal tersebut ada beberapa orang yakni Mateus (25), Owel (21), Ari (27),” imbuhnya.
Merespon kejadian tersebut, lanjut I Wayan pihaknya melakukan operasi dengan mengerahkan satu tim siaga berjumlah enam personil Basarnas, tujuh personil KPOP dan dua personil Polairud. “Kami merespon laporan dari nahkoda kapal dan kami langsung kerahkan anggota dan potensi SAR ,karena kapal kami yang 40 meter sedang doking di sorong. Kami langsung berkoordinasi dengan KPLP untuk bersama-sama melakukan pencarian menggunakan kapal milik KPLP,” katanya. Ia menyesali karena ketika pertama kali kapal tersebut mengalami mati mesin, tidak langsung melaporkan ke Basarnas untuk ditindaklanjuti. (bw)