AIMAS – Untuk kali kedua PT Trinitan Green Energy Metals (PT TGEM) Group kembali bertandang ke Sorong guna melakukan penandatanganan MoU dengan PT Malamoi Olom Wobok (MOW) sebagai perusahaan daerah Kabupaten Sorong. Penandatangan MoU tersebut sebagai komitmen awal PT TGEM dalam kegiatan investasi di kawasan ekonomi khusus (KEK) Sorong.
Diperkirakan, perusahaan dibidang pengolahan baterai dari nikel tersebut akan mulai dibangun awal tahun 2023 akan datang. Sehingga selain penandatangan MoU, kunjungan ini juga untuk menjalin komunikasi sebelum realisasi rencana pembangunan pabrik baterai di Sorong tahun depan.
Project Manager Trinitan Green Energy Metals, Abdul Thony mengatakan, sebelum pembangunan pabrik dijadwalkan pada kuartal pertama tahun di tahun 2023, management perusahaan perlu menyiapkan kebutuhan yang harus dalam penyiapan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan lingkungan (UKL – UPL).
“Kita targetkan diawal tahun 2023 mulai bisa dibangun, namun semua kebutuhan harus benar-benar terpenuhi, termasuk UKL-UPL yang harus disiapkan terlebih dahulu,” ujar Abdul Thony.
Rencana investasi dibidang tambang Nikel yang dapat dimanfaatkan sebagai baterai oleh PT Trinitan Green Energy Metals memberi angin segar bagi masyarakat dan pemerintah. Pasalnya PT TGEM menawarkan konsep ramah lingkungan dan memberi dampak strategis lainnya.
Dijelaskan Vony Yudha Bayu Pradikta, Business Development PT TGEM, pertumbuhan penggunaan baterai dengan memanfaatkan Nikel kelas I akan mengalami kenaikan signifikan. Oleh karenanya, PT TGEM sebagai perusahaan yang bergerak dibidang riset yang secara khusus untuk teknologi ekstraksi dan metalurgi, dimana satu diantaranya berupa keberhasilan membuat teknologi ekstraksi nikel kelas I yang ramah lingkungan dan telah mendapat lisensi dari BPPT, Kementerian ESDM dan lembaga teknologi dari Jepang.
“Pioneer project kami ada di Bogor, akan menjadi steel up commercialnya di Papua. Alasan kami memilih KEK Papua yakni karena terdapat beberapa faktor, seperti infrastruktur dasar memadai, ketersediaan nikel, dan gas bumi. Sehingga KEK Sorong kami pandang sangat strategis,” lanjut Vony Yudha Bayu Pradikta.
Sementara itu, Direktur Bisnis PT Malamoi Olom Wobok, Said Noer mengatakan pengembangan pengelolaan baterai kelas I dengan bahan baku Nikel ini akan membangun satu kawasan terintegrasi, dimana pengolahan nikel ini akan sangat ramah lingkungan.
“Biasanya kalau limbah pengolahan nikel akan langsung jadi limbah yang tidak dapat dipakai, namun PT TGEM tidak demikian. Sebab limbah itu nanti akan diolah dan dimanfaatkan sedemikian rupa agar dapat digunakan untum membuat terumbu karang non alam, pemecah ombak dan infrastruktur jalan,” ujar Said Noer.
Sebagai informasi, PT TGEM merupakan perusahaan swasta nasional milik Putra – Putri Indonesia yang telah berpengalaman dalam kegiatan pembuatan baterai lebih dari 50 tahun. Rencana, PT TGEN akan memulai pembangunan di kuartal awal tahun 2023, dan akan menyerap 3.500 tenaga kerja.
Asisten II Bidang Perekonomian Setda Kabupaten Sorong, Suroso S.IP, MA mengatakan, pemerintah daerah akan terbuka bagi pengusaha yang akan berinvestasi di Sorong, dengan harapan akan ada multiplier effect dengan hadirnya perusahaan tersebut.
“Kami selalu siap dan menyambut hangat setiap investor yang datang, yang jelas secara efek jangka panjang yang kita harapkan dari hadirnya setiap peluang investasi tersebut adalah peningkatan ekonomi masyarakat,” imbuh Suroso. (ayu)